11 - Cinta Pertama

28 2 0
                                    

Di mata Hyera, Hajun terlihat paling mempesona, pertama ketika ia sedang bekerja sebagai pelakon sebuah peran, kedua ketika ia, tanpa diminta, memberikan segelas cokelat hangat kesukaan Hyera seperti yang sedang ia lakukan sekarang.

"Penggemarku mengirimkan truk kopi dan mereka menyediakan cokelat hangat, kupikir kau mungkin akan suka," ujar Hajun begitu menyerahkan segelas cokelat hangat kepada Hyera yang sedang duduk sendirian di salah satu sudut lokasi sambil memeriksa skenario yang hendak direkam hari ini.

"Terima kasih," Hyera tersenyum lebar menerima minuman itu. "Ini favoritku, senang mengetahui kau masih mengingatnya."

Hyera menyeruput sedikit minumannya. Hajun yang tidak merespon perkataan Hyera kemudian duduk di tempat kosong di sebelahnya. Mereka berdua menikmati minuman masing-masing dalam keheningan. Hyera masih memeriksa skenarionya, menandai beberapa bagian, dan mencoba bergumam memperagakan dialog demi dialog yang ia tulis sendiri dalam skenario tersebut.

Hyera bekerja keras karena ini adalah kali pertamanya.

"Pasti sulit bagimu, kan, Hyera?"

Pertanyaan Hajun membuat Hyera menghentikan aktivitasnya. Ia memalingkan wajahnya dari skenario ke arah Hajun yang masih menikmati kopinya.

"Hmm, sulit memang, tapi semua orang membantuku dan kurasa aku dapat mengatasinya."

"Syukurlah kalau begitu."

Terjadi jeda sesaat di antara mereka kala Hyera menatap bagian samping wajah Hajun lekat-lekat. Ia menyadari bahwa perasaannya masih sama, apalagi ketika Hajun memberikan perhatian kecil kepadanya. Perasaan itu masih muncul dengan sendirinya. Entah sejak kapan, Hyera dapat meyakini bahwa perasaannya kepada Hajun ternyata berbeda.

Mungkin dulu ia hanya terus menyangkalnya.

Tidak mungkin cinta pertamanya adalah sahabatnya sendiri. Begitulah Hyera terus berbisik kepada hati kecilnya. Begitulah ia berusaha mengenyahkan segala perasaan yang ia punya kepada Hajun yang kepadanya memiliki segenggam perhatian luar biasa yang membuatnya tak dapat mengendalikan degup jantung yang tak biasa.

Perasaannya berbeda. Dibandingkan dengan perasaannya kepada Hyuk, kepada Hajun ia merasakan getaran berbeda.

Mereka memulainya sebagai sahabat, namun perasaan Hyera berkembang. Entah sejak kapan. Hyera pun tak menginginkannya, namun ia tak kuasa.

Hyera tak yakin kapan persisnya, namun seingatnya untuk pertama kalinya jantungnya mulai berdenyut tak wajar di hadapan Hajun melalui segelas cokelat hangat dan telapak tangannya yang terasa nyaman.

***

Sepuluh tahun lalu...

"Pasti sulit bagimu, bukan?"

Hyera sedang duduk sendirian di sebuah kursi kayu di salah satu satu sudut Kampus Chung Ae sambil terus menatap layar ponselnya ketika Hajun menghampirinya, membawakan segelas cokelat hangat.

Hajun berdiri di hadapan Hyera kemudian menyodorkan minuman itu kepada Hyera yang tak meresponnya.

"Minumlah, ini akan membuatmu lebih baik."

Hyera mendongak ketika Hajun mengatakannya. Aroma cokelat Hangat yang wangi itu menyeruak di antara penciuman mereka berdua. Hyera menerima cokelat itu dengan senyum kecil yang merekah. Kemudian ketika Hyera lengah, Hajun mengambil ponsel Hyera secara paksa agar gadis itu tak terus berkutat dengan benda kecil itu. Hajun tahu ia sedang membaca komentar buruk tentang kemenangan puisinya dalam kontes puisi yang diadakan oleh Fakultas Sastra.

ClockworkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang