Saat Rega jatuh ke dalam kolam untuk kedua kalinya, muncul pusaran air yang membuat tubuhnya tertarik ke dasar. Kolam dangkal itu berubah menjadi dalam. Rega kira dia tenggelam, tapi ternyata dia dibawa ke alam lain.
Area di sekitarnya berubah menjadi gelap, seperti berada dalam genangan air hitam yang tak bisa memantulkan cahaya. Pusaran air tersebut lenyap seakan tak pernah ada. Kegelapan abadi dalam dasar kolam berubah menjadi lapangan luas dengan langit berbintang dan bulan biru yang aneh. Tanah yang Rega pijak berwarna hitam, mengeluarkan asap merah setidaknya setinggi sepuluh sentimeter dari tempatnya berpijak. Namun, dari suasana aneh itu, ada benda yang jauh lebih menarik perhatiannya.
"Wow! Banyak sekali! Aku kaya!"
Mata Rega berbinar, tak bisa lepas dari segunung batu berharga di hadapannya. Ia langsung berlari, memeluk erat-erat tumpukan batu-batu terabaikan itu. Kemudian suara tawa kecil terdengar dari arah belakangnya, seakan tengah meledek.
"Siapa! Keluar kau! Permata ini milikku!" Refleks Rega berbalik. Tatapan matanya berubah mengancam. Siapa pun yang muncul, tak akan dia biarkan mengambil hartanya.
"Kau tak bisa membawa pulang batu-batu itu. Apa yang kau lihat di sini hanyalah ingatanku, bukan tempat yang sebenarnya." Namun ketika ia melihat rupa pria yang meledeknya, mata Rega terbelalak. Kecantikan bagai mutiara, kulit indah bagai kain sutera dan tubuh elok ukiran berharga itu merupakan pantulan dirinya yang telah dewasa. Selain rambut orang itu lebih panjang darinya rambutnya dan kulitnya lebih putih dari kulitnya, hampir tak ada perbedaan lain yang membuktikan bila mereka merupakan orang yang berbeda.
"Aku tanya, siapa kau!" Rega sebenarnya sudah tahu siapa orang itu. Dia hanya ingin memastikan kembali. Selain nama dan wajah yang sama, benarkan jiwa mereka pun merupakan sebuah keberadaan yang sama.
"Aku adalah kamu dan kamu ada aku." Senyuman culas penuh kepercayaan diri itu memang senyumannya. Rega kenal pasti itu.
"Bukannya kau sudah mati?" Itu hantu? Rasanya ada yang salah. Bila memang dirinya adalah reinkarnasi pria cantik di hadapannya saat ini, maka apa yang menjelaskan keberadaannya sekarang?
"Oh, kau mencurigaiku? Tak perlu waspada seperti itu. Aku hanya sebagian kecil jiwa yang menyimpan ingatanmu. Dengan kekuatan darah Regulus, menyegel sesuatu seperti ini bukan sesuatu yang sulit." Arwah itu melayang mendekati tubuh Rega, beterbangan seperti lebah pengganggu di sekitarnya. Ingin rasanya Rega menangkapnya, menyerap arwah itu untuk diubah menjadi kekuatan spiritual. Kan katanya mereka adalah satu. Jadi menyerapnya tak akan merugikan siapa pun.
"Maksudmu Regulus si setan kecil?"
"Memang siapa lagi? Bukankah kita beruntung? Kecantikan kita membawa jalan kekayaan. Lihatlah sekitarmu! Ini adalah pemandangan tanah terlantar di dekat istana Regulus. Selain ini, masih banyak lagi wilayah lain serupa yang akan menjadi milik kita kelak."
Kata-kata yang terdengar luar biasa. Kalau ini si Rega suka. Memang arwah ini dirinya, sifat dan pemikiran mereka sama. Dan bila dirinya di masa lalu punya ingatan di dunia setan, maka itu artinya dia pun bisa datang sendiri ke sana tanpa perlu meminta Regulus mengambilkan permatanya.
"Neron bilang manusia nggak bisa hidup di dunia setan, apa dia bohong padaku?"
"Manusia biasa tak bisa, tapi kita bisa."
"Oh, kenapa?"
"Biarkan aku menceritakan sesuatu padamu."
Cerita yang cerita saja. Rega dengan senang hati mendengarkan selama membawa keuntungan padanya. Toh tempat ini tidak terasa seperti di dalam kolam lagi. Dia pun bisa bernapas seperti biasanya. Pemandangan di sekitar juga menyilaukan. Cocok untuk piknik berdua dengan dirinya di masa lalu. Mereka pun mencari tempat yang enak buat cuci mata, mengobrol bersama ditemani oleh pemandangan mistik tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Prey
FantasyBagi Rega, memiliki wajah cantik sebagai seorang laki-laki sudah merupakan hal yang menjengkelkan. Ditambah kemampuan melihat setan dan sejenisnya membuat Rega merasa hidup dalam kesialan. Kemudian, seorang setan kelas atas muncul di hadapannya sec...