Part 36

1.1K 135 11
                                    

"Hai ... kau tertangkap rupanya."

Nevan melongo menatap wajah familier yang menyapanya itu. Orang yang bahkan tidak dia ketahui telah memasuki pulau pribadi keluarganya. Mungkin dia terlalu menilai tinggi sistem keamanan tradisional yang sudah tidak diperbaharui selama ratusan tahun. Jadinya begini deh. Setelah dimasuki oleh setan dan manusia menyebalkan sebanyak ini, bahkan tak satu pun penjaga yang menyadari kedatangan mereka.

"Apa yang kaulakukan di sini, Aland?"

Nevan menunjuk muka Aland dengan kesalnya. Untuk sesaat, dia lupa sedang jadi sandera karena si pelaku dan anak setannya itu tidak terlalu memedulikannya.

Aland Witter adalah salah satu dari agen veteran yang paling dipercayai oleh Alston – kepala keluarga Witter. Apa pun yang dia lakukan, pastinya berhubungan dengan keinginan bosnya itu. Dan setahu Nevan, misi terkini Aland adalah mengawasi pergerakan manusia di universitas tetangga mereka itu. Makanya sangat sulit dia mengerti, kenapa Aland bisa ada di pulau pribadi milik keluarganya.

"Apa jangan-jangan ... Rega menyogokmu?" Kali saja, kan. Mengingat betapa malasnya orang ini dan begitu mudahnya dia disogok oleh para mahasiswa yang ingin melanggar peraturan asrama selama ini. Nevan tak akan heran sama sekali kalau Rega pun bisa menyogoknya.

"Sembarangan. Aku sedang dalam misi," balas Aland singkat.

Misi yang dia maksudkan sudah jelas dari siapa. Nevan ingin bertanya, tidak jadi karena ia paham betul betapa percuma usaha yang akan dikeluarkan untuk membuat Aland buka mulut. Akhirnya dia hanya bisa berkompromi, duduk di samping Aland dan menjauhi Regulus sejauh yang ia bisa.

"Kok mendadak diam?"

Karena Nevan terlalu menurut, Aland jadi agak bosan. Dia menyenggol Nevan, mengharapkan sedikit reaksi yang hidup selayaknya anak muda berhati panas seperti seseorang di depan sana.

"Bicara juga percuma. Kau tak akan memberitahukan misimu padaku."

"Ish, reaksimu membosankan."

Menyebalkan sekali! Om-om satu ini bicaranya mengesalkan. Tingkahnya kekanakan dan tak sadar situasi. Sudah jadi sandera malah masih mengisenginya.

"Masa bodoh!"

Nevan berdecak kesal. Berpindah menjauh dari Aland. Makian dalam benaknya dia tahan. Masih ingat posisinya sebagai murid dalam pelatihan. Sedangkan Aland merupakan agen profesional yang sudah memiliki banyak prestasi.

"Ow, Nevan kita merajuk tuh!"

"Oh tidak, om takut."

Rega mendadak ingin usil. Dia berkomplot dengan Aland untuk meledek Nevan. Tingkah kekanakan mereka disaksikan Regulus dengan tampang melongo. Bingung apa yang sedang dilakukan papanya pada kedua tahanan mereka. Apalagi satunya tidak dia kenal. Tahu-tahu saja sudah ada di sarang setan gagak yang kini telah menjadi markas dadakan mereka.

"Papa sedang apa?"

Dengan polosnya, Regulus bertanya. Dia menarik ujung baju Rega sambil mengisap jempol. Lucunya tatapan mata setan itu pastinya membuat Rega sedikit gemas, bergoda untuk mengajari hal yang tidak benar pada anaknya.

"Regulus, mau bermain dengan papa?"

"Mau! Mau!"

"Bagus, kau memang anak setan teladan."

Nevan dibuat merinding ketika melihat ekspresi wajah Rega dan Regulus. Mereka tampak seperti kacang dibelah dua. Senyuman busuk dan tatapan penuh niat terselubung ketika menatapnya itu sungguh berbahaya. Refleks dia menoleh pada Aland, meminta pertolongan dengan tatapan memelas.

Beautiful PreyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang