Beberapa hari telah berlalu sejak malam kebangkitan raja setan. Florian beserta seluruh tetua berkumpul dalam satu ruangan. Seluruh informasi terbaru telah ia sampaikan secara detail, terkecuali fakta akan dirinya merupakan reinkarnasi dari pendiri organisasi tersebut.
Kabar tersebut membuat semua orang resah, cemas dan khawatir memikirkan nasib umat manusia ke depannya. Termasuk Falla yang juga hadir dalam pertemuan tersebut. Dia yang paling tertekan, mengingat bila bencana ini datang dari cucunya.
Wanita tua itu mengangkat kepalanya, menatap satu persatu rekan seperjuangan yang telah menemaninya selama puluhan tahun tersebut. Kemudian, ia menguatkan tekad. Mengakui dan menentukan akan bertanggung jawab sepenuhnya atas apa yang Rega lakukan.
"Semua ini terjadi karena saya gagal mendidik Rega. Apa pun yang kita hadapi ke depannya, tolong biarkan saya yang menyelesaikannya," ucap Falla.
Florian menggelengkan kepalanya. Kemudian, tetua lain melakukan hal yang sama.
"Kami rasa, keluarga Hagan harus menarik diri sepenuhnya dari kasus ini."
"Kalian tidak bisa melakukan hal itu!"
"Nyonya Hagan, sudah saya katakan, bila dalam keadaan sekarang ... tak ada yang tahu apakah keluarga Hagan bergerak demi organisasi atau masih di bawah kendali Rega."
Rega yang ditekankan oleh para Demon Hunter tersebut menyinggung tentang Rega Hagan sang shaman legendaris. Bukan si bodoh Rega yang mereka kenal sebagai cucu Falla. Hanya wanita tua itu yang masih melihat Rega sebagai cucunya – sebagai manusia. Sedangkan seluruh orang dalam ruangan tersebut, telah melihat Rega sebagai sosok yang memilih menjadi pendamping raja setan dan meninggalkan kemanusiaan.
"Rega hanyalah anak-anak," ucap Falla.
"Bukan lagi Nyonya Hagan. Kita akan bergerak dengan mempertimbangkan Rega sebagai seorang setan yang membawa ancaman besar."
"Tuan Lin, pikiran Rega sangat sederhana. Dia hanya peduli pada harta. Anak itu tak punya niat buruk." Falla ingin meyakinkan pada rekan-rekannya, bila cucunya masih sama. Terlepas dari kekuatan yang baru ia dapat, Falla yakin betul bila Rega masih sama. Dia melihat dan bertemu sendiri dengan cucunya belum lama ini. Tak mungkin si tuan muda matre itu dapat berubah banyak dalam waktu singkat.
"Inilah kenapa kami berpikir kalau sebaiknya keluarga Hagan menarik diri."
"Tuan Witter ...." Falla menghentikan ucapannya saat melihat betapa dingin tatapan Florian. Bahkan kepala keluarga Lin yang cukup dekat dengannya pun, menunjukkan sikap tegas dan jelas akan posisi Rega sebagai musuh mereka.
Tak ada seorang pun yang akan mendengarkan kata-kata melankolis dan alasan yang akan ia tuturkan. Secara keseluruhan orang-orang yang berkumpul di sini adalah sekelompok manusia yang lahir dan hidup dengan tujuan memusnahkan setan. Kini, saat Rega dipandang sebagai sosok setan oleh mereka, cucunya sudah kehilangan seluruh kesempatan yang ia punya.
Menyadari perasaan Falla, Florian menepuk pelan pundak Falla. Dia berujar, "Kami masih punya hati. Setidaknya kami mengerti akan sulit bagimu untuk melawan keluargamu sendiri. Namun, kami juga berharap agar Nyonya Hagan dapat mengerti posisi kami."
Semua sudah sangat jelas. Pembicaraan selesai. Falla secara tak langsung diusir dari ruangan tersebut. Ia dipaksa pensiun karena tak ada yang percaya bila keluarganya masih memiliki komitmen yang sama.
"Saya mengerti," balas Falla.
Selepas itu, Falla meninggalkan ruang pertemuan. Ia berucap mengerti. Pikirannya pun paham benar bila ini satu-satunya yang ia lakukan saat ini. Akan tetapi, hatinya melawan. Masih ada rasa percaya pada Rega yang membuatnya merasa kehilangan jalan yang selama ini tapaki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Prey
FantasyBagi Rega, memiliki wajah cantik sebagai seorang laki-laki sudah merupakan hal yang menjengkelkan. Ditambah kemampuan melihat setan dan sejenisnya membuat Rega merasa hidup dalam kesialan. Kemudian, seorang setan kelas atas muncul di hadapannya sec...