Rega baru berpindah tempat sedikit, tapi ia telah menemukan mainan yang menarik. Siluman sebesar beruang dengan muka seperti musang. Ekornya panjang, ada tiga. Bergerak-gerak aneh seperti bisa digunakan untuk memukul. Tak peduli apa jenisnya, atau sebesar apa kekuatan siluman musang itu, Rega tetap nekat ingin melawan.
Rega melompat turun dari persembunyiannya penuh gaya. Berguling memeluk lututnya dan mendarat sempurna dengan pose sedikit berjongkok. Dia langsung berdiri tegap, menyeringai buas sembari membuang tasnya ke belakang.
"Hahaha! Nasibmu sedang sial, siluman! Akan kujadikan bulumu sebagai mantel," ujar Rega sombong.
"Manusia rendahan, beraninya kau menantangku!" balas siluman musang.
Senyuman Rega makin lebar. Karena semakin cerdas seekor siluman, maka semakin kuat pula kekuatannya. Tak banyak siluman yang bisa memahami bahasa manusia. Jika bisa, maka bagian tubuhnya bisa didaur ulang menjadi barang bagus.
"Kenapa tidak! Kau akan kubinasakan!" Rega menunjuk muka lawan bicaranya, berkacak pinggang sebelah tanpa memikirkan kemungkinan kalah sedikit pun.
Siluman musang terbakar emosi. Dia berlari dengan empat kaki menerjang Rega. Busur tak berguna bernama benda pusaka itu Rega buang. Dia lebih percaya pada kekuatan tangannya untuk menangkap sundulan kepala sang musang.
"Astaga ... istriku sungguh bodoh. Mengukur kekuatan siluman saja tak becus. Musang bau itu memiliki kekuatan sebanding dengan setan tingkat menengah hampir ke atas tahu." Eh, Neron mendadak keluar. Dia duduk di pohon terdekat, berteduh sambil berkomentar menyebalkan.
Sang musang melompat mundur waspada pada Neron. Dia tak tahu siapa setan itu, tapi siluman musang bisa mengukur tingginya perbedaan kekuatan di antara mereka. Hanya Rega yang masa bodoh soal perbedaan kekuatan.
"Memangnya kenapa kalau dia kuat? Aku malah makin bersemangat!" Tuan muda sombong itu mulai memikirkan bertapa kuatnya daya tahan mantel bulu yang akan dibuat dari siluman itu nantinya. Suatu item yang semakin ingin dia miliki.
"Kau jangan ikut campur! Bulu musang itu milikku!" Habis memanasi siluman, sekarang Rega main memerintah Neron.
Tidak buruk juga. Neron tak benci istri yang berani. Dia akan membiarkan Rega berusaha dulu, kemudian baru menolong setelah Rega menyadari kelemahannya dan meminta pertolongan.
"Hoaaam ... sesukamu saja. Aku akan menonton di sini, melihatmu sekarat, putus asa memohon pertolonganku, cantik." Perkataan sialan apa itu? Rega bersumpah tak akan kalah!
"Kalau begitu akan kupertontonkan pertarunganku yang super keren!" Neron tak tahu, bila semangat tempur sesat Rega bisa memberi kekuatan lebih padanya. Anak nakal itu telah berkali-kali menang melawan musuh lebih kuat hanya bermodalkan kepalan tangan dan semangat tak masuk akal.
Karena Neron terlihat seperti tak akan ikut campur, siluman musang memutuskan untuk kembali menghadapi Rega. Dia membuka mulutnya lebar-lebar, mengeluarkan cahaya kemerahan yang diarahkan pada Rega.
"Buset! Siluman bisa pakai laser!" komentar Rega sembari melompat menghindari tembakan tersebut. Dia kemudian berlari ke arah lawannya dengan posisi tubuh rendah menghindari tembakan laser susulan.
"Bicara apa manusia hina ini!" Sang musang memutar tangan kanannya ke arah dalam, memukul kepala Rega tepat ketika pemuda itu sampai pada jarak serangnya.
"Hanya segini pukulanmu?" Rega mengangkat tangannya sejajar dengan posisi kepala, menerima pukulan sang musang dengan tangan yang telah ia keraskan dengan energi spiritual. Selain itu, seluruh tubuh Rega juga berlapis kekuatannya, membuat tubuhnya jadi lebih kokoh daripada tubuh siluman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Prey
FantasyBagi Rega, memiliki wajah cantik sebagai seorang laki-laki sudah merupakan hal yang menjengkelkan. Ditambah kemampuan melihat setan dan sejenisnya membuat Rega merasa hidup dalam kesialan. Kemudian, seorang setan kelas atas muncul di hadapannya sec...