Inggit baru saja selesai rapat, saat ponselnya berdering. Dilepasnya kaca mata dan membenahi ikat rambut sebentar.
"Halo. Ya, Mas?" Inggit menjawab telepon dari Anjas, sambil menumpuk berkas untuk ditanda tangani atasannya hari ini juga.
"Git, sore ini ke rumah Ibu, ya? Kita ketemu aja di sana." Suara Anjas terdengar seperti buru-buru.
"Aduh, hari ini aku pulang agak telat, Mas. Barusan selesai rapat, hasilnya harus saya rekap hari ini juga, Mas. Gimana?" Inggit sebenarnya tidak enak hati karena sudah beberapa kali telat datang di acara mertuanya. Tetapi pekerjaannya juga penting, dan dia belum siap kalau harus resign.
"Oke, kira-kira jam berapa bisa sampai di sana?" Anjas tidak pernah keberatan saat terjadi hal semacam ini. Selama ini dia mampu jadi tameng buat Inggit.
"Sehabis Maghrib aku berangkat, Mas. Mungkin sekitar jam 7 aku sampai." Inggit sampai di mejanya. Masih berbicara dengan Anjas di telepon, Inggit langsung menyalakan laptop.
Dalam hal membagi fokus Inggit tidak pernah kesulitan. Kelebihan ini yang membuat manajemen menyayanginya. Selalu ditahan saat dia sudah mulai bahas ingin resign.
Pekerjaan sudah beres dan tugas terakhir hanya mengirim e-mail ke klien. Tugas itu bisa dikirim nanti malam. Inggit merapikan mukena yang baru dipakai sebelum memastikan semua jadwal hari ini tidak ada yang terlewat.
Jam di pergelangan tangan kirinya sudah menunjukkan jam setengah tujuh. Inggit berharap semoga kota Semarang malam ini tidak macet.
Sampai di rumah mertua Inggit disambut Anjas lebih dulu di teras. Inggit mencium tangan suaminya, dibalas dengan usapan lembut di rambut lurus sebahunya.
"Kerjaan lancar?" tanya Anjas sambil menyuruh Inggit duduk di sampingnya.
"Alhamdulillah. Kita masuk, yuk!" ajak Inggit setelah menengok ke dalam semuanya sudah berkumpul lagi.
Anjas tidak langsung menuruti ajakan istrinya. Seperti ada sesuatu yang membuatnya tidak nyaman. Inggit tahu ada yang terjadi saat dirinya belum datang.
***
Alhamdulillah
Maafkan, kalau up cerita baru lagi dengan tokoh dan konflik yang berbeda.Saya harap bisa menemani teman-teman. Naskah yang sebelah saya selesaikan, kok.
Jangan bosan mampir beberapa lapakku, ya.
Selamat membaca. Makasih.😊🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories of The Rain (21+ TAMAT)
RomanceTak pernah terpikirkan, saat pernikahan yang diharapkan bahagia, dan berlandaskan cinta pada Yang Maha Cinta, menjadi awal cobaan buat Inggit. Teror secara halus harus dituruti kalau tidak ingin dikucilkan dan tak dianggap sebagai keluarga dari Anja...