Sudah revisi💅
Jangan lupa VomentSelamat menikmati💛😊
-----------------------------------
Author POV
Kring kring kring
"Alhamdulillah, Ujian Nasional berakhir sampai hari ini. Semoga hasilnya memuaskan dan kalian lulus. Jangan lupa persiapkan diri kalian dari sekarang untuk ke jenjang selanjutnya, pilihlah SMK atau SMA yang menurut kalian terbaik." Bu sista berucap, ia perwakilan Sekolah lain sebagai pengawas Ujian Nasional.
"Aamiin... oke Bu," jawab sebagian murid, karena sebagian lagi sibuk membereskan peralatannya.
Setelah Bu Sista keluar, tak lama kemudian para murid pun ikut keluar dari dalam kelas dengan wajah yang sangat senang dan sangat puas. Tidak seperti hari-hari sebelumnya, yang selalu murung dan malas.
Dan sekarang tinggal beberapa orang yang masih berada di dalam kelas, mereka pergi ke belakang kursi, mendorongnya ke depan agar tersisa ruang untuk mereka berbaring.
Setelah berbaring dan dirasa nyaman, mereka mulai menutup matanya menikmati suasana sunyi dalam kelas.
Sehingga salah satu dari mereka bersuara, "Tenang sekali atiku, huft!"
"Bener banget, kayak yang nggak punya beban." Yang lain menyetujui
"Kalian sih tenang, lah gue? Takut gak lulus woy, soalnya gue gak terlalu fokus ngerjain." Sanggah yang satu nya lagi
"Yee, jangan optimis dong. Ayok pesimis!" ucap gadis berwajah bulat, Ruhyatul wasi Qolbi yang biasa dipanggil akrab Aci oleh teman-temannya.
"Parah lo ci, gak boleh gitu tahu. Maksud gue gak boleh sekali, hehe" dilanjut dengan kekehan Wilda. Gadis bergigi kelinci dengan lesung pipi yang sangat manis.
"Terus aja, cuci otak gue sama hal-hal yang gak bener. Pikasebeuleun maraneh mah ah! (menyebalkan sekali kalian tuh)" jawab Kia kesal dengan logat sundanya.
"Gapapa kali Ki, soalnya nanti mana bisa kita bully lo lagi. Ya, gak Da?" Ruhy melirik jahil ke arah Wilda yang dengan senang hati Wilda mengangguk semangat. Sedangkan sang empu yang terpojokkan hanya mendesis kesal, keheningan pun menyelimuti mereka kembali. Ada sesuatu yang menyesakkan hati mereka saat ini. Tapi, entah apa itu.
Ruhyatul Wasi Qolbi
Wilda Putri Tiansya
Kiaran Sri Dwi
3 sahabat yang begitu saling melengkapi.
Wilda gadis manis bergigi kelinci itu terkenal dengan sikap cuek dan dinginnya. Ya.. meskipun cuek, sikapnya berbanding terbalik 180 derajat jika bersama kedua sahabatnya.
Ia juga yang meraih ranking pertama di kelasnya selama 2 tahun berturut turut, tinggal menunggu hasil akhir yang sekarang. Apakah masih bertahan, atau tergeserkan?
Tapi ia tidak peduli itu, semasih yang hilang bukanlah sahabatnya ia tidak apa apa. Begitu pikirnya, uh sangat sosweet sekali si Wilda ini.
Pernah suatu hari, salah satu dari kakak kelasnya menyatakan perasaan padanya. Pada awalnya ia tolak dengan halus, tapi kakak kelas itu malah membuat masalah.
"So cantik banget sih lo, gak terima cinta gue."
Kata-kata itu pun keluar dari mulut si kakak kelas, yang dibalas hantaman keras oleh Wilda tepat di pipi kirinya sehingga sedikit terhuyung ke belakang. Jangan lupakan satu hal, Wilda itu anak karate bahkan ia pernah juara 1 tingkat kabupaten.
Setelah kejadian baku hantam itu, Wilda dipanggil Guru BK, tapi itu tidak membuatnya menyesal. Malah ia bangga, setidaknya laki-laki itu mendapatkan balasannya.
Lalu ada Kiaran, gadis cengeng dan sangat anggun itu tak akan menyangka jika dia bucin akut, tapi terkadang otaknya sedikit lemot membuatnya jadi bahan ejekan Ruhy dan Wilda. Selain gampang menangis, Kiaran juga gampang dimanfaatkan oleh buaya-buaya berhati busuk.
Sudah sangat sering Wilda dan Ruhy menasehatinya hingga berbusa, untuk stop pacaran. Nyari sana sini, terima sana sini, tapi semua hal itu Kiaran dengarkan di telinga kanan dan keluar di telinga kiri.
Alasan dirinya menerima para lelaki adalah karena kasihan.
Dulu semasih SD, Kiaran pernah menyatakan perasaannya pada kakak kelas yang hasilnya di tolak mentah-mentah. Dengan alasan, Kiaran masih jorok karena belum bisa membersihkan ingusnya sendiri.Selain sakit hati yang Kiaran dapatkan, tapi rasa malu pun ia rasakan. Namun, pada waktu itu Kiaran hanya mengangguk-angguk saja. Dia hanya mengerti, kakak kelasnya tak menyukainya juga. Maka dari itu, karena tak ingin orang lain pun merasakan apa yang Kiaran rasakan, jadilah ia selalu menerima para buaya itu.
Dan terakhir Ruhy, gadis dengan segala kepas-pasannya.
Wajah pas-pasan, apalagi otaknya. Perlu pendonor kalo bisa.Entah apa yang terjadi padanya, sehingga otaknya paling miring diantara mereka bertiga.
Mungkin dulu Ibunya mengidamkan buah mangga tapi Ayahnya membelikannya buah alpukat dengan alasan warna nya sama sama hijau.
Oke, lupakan.Untuk bagian percintaan, ia yang paling profesional dan berpengalaman dalam hal tersakiti, terlukai, ter PHP kan, terkhianati, bahkan di tolak mentah-mentah.
Namun, itu semua tak membuatnya kapok dalam mengejar sang pujaan hati.
Entah memang definisi mencintai dengan tulus, atau mungkin cinta membuat orang-orang bodoh.
Ungkapan, "pada hakikatnya wanita itu dikejar bukan mengejar" tak berlaku baginya. Ruhy tipikal gadis agresif, jika suka katakan. Kalo tidak mampu, selamat merasakan sakitnya.
Wilda dan Kiaran yang memang sudah tahu sifat Ruhy yang 'agresif' apalagi pada 'sang pujaan jiwa' hanya bisa mengelus dada, tidak bisa berbuat apa-apa selain berdo'a agar Allah segera memberikan hidayah kepada Ruhy. Minimal anak itu anggun sedikit, berikan dia urat malu yang kuat agar tidak mudah putus.
"Lanjut kemana kalian?" Tanya Wilda tiba-tiba
"Hati kang Asep pastinya kalo gue, haha" Jawab Kiaran sambil cengengesan, yang dibalas tatapan datar oleh teman-temannya.
"Gue sih terserah Ibu Bapak gue, kalian tahu sendiri kan, keluarga gue sederhana. Jadi gak papa lah mau di masukin kemana aja juga, yang penting gue masih bisa sekolah, dan ngejar cita-cita gue." Ruhy pun mengendikkan bahu pasrah
"Emangnya apa cita-cita lo,?" Tanya Kiaran
"Dapet suami cakep, hehe"
"Busyet, ngapain sekolah tinggi-tinggi kalo cita-cita nya cuma pengen dapet suami cakep. Dasar lo ci"
"Padahal kan maksud gue cakep itu bukan cuma wajahnya doang, tapi hatinya juga. Percuma ganteng kalo gak sayang bini. Hadeuh!" Batin Ruhy
"Ada-ada aja lo, kalo gue kayaknya gak bakal sekolah di sini. Pasti diluar kota Bandung, kayaknya di Jakarta deh. Soalnya semalem gue sempet denger mokap bokap lagi diskusiin pindahan rumah," Ucap Wilda dengan nada sedih
"Yaakk! Seriusan lo?" Tanya Kiaran tak percaya, yag dibalas anggukan kecil Wilda.
Suasana pun seketika hening, dan tercium aroma-aroma air mata.
"Ini nih yang gak gue demen, sekarang tuh waktunya happy. Soalnya kita baru aja selesai UN, beli bakso yuk sing lada.! (Yang pedes)" Ruhy pun berdiri dan mengambil tas nya
"Jom lhaa, (ayok lah)" Jawab yang lain
Setelah itu, mereka bergegas keluar kelas, menuju tukang bakso.
Ruhy mengikuti mereka di belakang, hatinya sakit mendengar hal tadi. Hanya saja ia tutup rapat-rapat, karena tak ingin membuat teman-temannya sedih.
"Memang benar, setelah pertemuan maka akan ada perpisahan." Batin Ruhy
"Kira-kira aku lanjut kemana ya.?" Bisiknya kecil
----------------------------------
Alhamdulillah,
Terima kasih😊
KAMU SEDANG MEMBACA
My Zauji (REVISI)
Teen FictionTAMAT! SEDANG REVISI⚠ REVISIAN DIJAMIN BIKIN KLEPEK-KLEPEK! Tunggu saja ya bestii>< ---- USAHAKAN TINGGALKAN JEJAK YA BESTIE😚 Gak bisa bikin desc hiks T_T Selamat membaca~ Tiada usaha yang mengkhianati hasil. Ruhy percaya kalimat itu. Gadis bobrok...