Sudah revisi💅
Jangan lupa VomentSelamat menikmati💛😊
-----------------------------------
"Assalamu'alaikum, Pak. Ibu mana Pak?" yang di tanya pun menoleh ke asal suara
"Ibu ada di kebun, lagi metik sayur." Jawab Nendra, ayah Ruhy
Merasa badannya lengket karena keringat, gadis dengan seragam putih-biru itu pun melangkah ke depan pintu yang ber cat coklat. Wajahnya ia tekuk karena sangat lelah. Melempar tas ke sembarang tempat, dan pergi ke kamar mandi. Menyegarkan tubuhnya.
Beberapa menit berlalu, setelah ia merasa sangat segar ia pun beranjak dari duduknya karena ada satu hal yang harus ia tanyakan pada sang ibu.
Klek
Suara kenop pintu yang terbuka terdengar jelas, dilanjutkan suara langkah kaki sang gadis yang keluar dari kamarnya.
"Emakku tersayang dimana dirimu Mak? Ibuuu!" teriak Ruhy tak sopan, ia harus segera menanyakan ini! Karena acara Paturay Tineung di sekolahnya tak lama lagi.
Plak!
Sebuah jitakan keras mendarat di jidat Ruhy
"Ahhh!" Teriaknya sambil mengusap pelan jidatnya
"Mantaf" Timpal sang pelaku dan terkekeh
"Gak ada akhlak ya kamu, manggil sama orang tua kok kayak manggil temen." Sungutnya, Gio, kakak kandung Ruhy yang pertama.
"Ish! Nyeri nyaho! (Sakit tahu)"
"Bagus dong, rasain."
"Lagian, kakak lah yang gak ada akhlak! Sama adik sendiri kok jahat." Gerutu gadis itu tak terima
"Seorang kakak, gak bakal jahatin adeknya, kalo adeknya gak nyebelin."
"Bacot"
Plak!
"Ngomong kasar lagi, aku jitak lagi pala kau. Penyok-penyok dah biarin."
"Ya maaf, habisnya sih ngeselin huh!" kesalnya dan meninggalkan Gio dengan senyum kemenangan di bibirnya.
"Monster." Ketus Ruhy
"Ada apa?" tanya Ina-Ibu Ruhy, terheran ketika melihat anak gadisnya datang dengan wajah sebal.
"Biasa Bu, si monster kelabang kumat penyakitnya. Jidatku terus dijitak sama dia Bu," lapornya agar merasa menang
"Siapa? Kak Gio?"
"Iya lah Bu, kalo bukan dia siapa lagi disini, yang sering aniaya aku."
"Wusss, ngomongnya jangan kayak gitu. Dia kan kakak kamu, mungkin lagi pengen bercanda kali."
"Iya tuh, cengeng amat. Baperan huh" Sahut Gio yang sedang berada di bibir pintu, dengan kedua tangannya yang dilipat.
"Bercanda kok bikin sakit hati, gak lucu!" Ketus Ruhy
"Kamunya aja dek yang baperan."
"Semenjak ada kata BAPER, orang-orang lupa caranya meminta maaf." Jawab Ruhy sambil menekan kata 'Baper'
Gio pun bergeming, ia tersadar. Kali ini adiknya benar-benar marah, entah apa yang terjadi padanya karena biasanya Ruhy tidak akan semarah ini.
Ia pun menghampiri Ruhy, lalu mengacak-acak rambutnya.
"Utututu, adek kesayangan kak Gio marah beneran. Maafin yaa," masih dengan senyuman jahilnya
Ruhy menghindari tangan Gio yang mengacak-acak rambutnya, dan mengerucutkan bibirnya.
"Apaan sih, lepas ah!"
"Maafin dulu dong"
"Yaudah iya!!"
"Kok masih ngegas, yang ikhlas dong"
"Minta maaf aja masih tawar menawar, emangnya lagi beli baju?!"
"Hehe, oke oke.. jangan cemberut gitu dong. Nanti makin jelek hahaha" suara kaki yang berlari pun terdengar, karena setelah berkata seperti itu Gio berlari dengan maksud menghindar amukan adiknya.
Dan memang benar saja, Ruhy sudah mencopot sebelah sandalnya.
Sang Ibu yang melihat itu hanya tersenyum hangat, dan menggelengkan kepalanya tanda ia sudah biasa dengan hal itu.
"Bu..." Panggilnya setelah beberapa detik kesal dengan sikap kakaknya
"Iya ada apa?"
"Ibu, Ujian Nasional udah beres--"
"Alhamdulillah dong"
"Iya Alhamdulillah, emm.." Ucapan Ruhy terjeda, ia ragu untuk mengatakan keinginannya.
Ina yang sudah mengetahui kemana arah pembicaraan mereka, kemudian mencuci tangan dan duduk di sebuah kursi yang sengaja di sediakan disana.
Umurnya yang semakin tua, dengan rambut putihnya sekarang, ditambah keriputan di dahi dan wajahnya, serta tenaga yang tidak sekuat dulu. Tak membuatnya berhenti bekerja, meskipun hanya sebagai penjual sayur keliling.
Itu semua ia lakukan untuk anak-anak nya, dan membantu sang suami.
Ruhy yang melihat Ibunya lelah, ia menelan salivanya dengan susah payah.
Akhirnya, ia menghampiri Sang Ibu."Ada hal yang ingin kamu tanyakan bukan?" tanya Ina lembut. Ruhy pun mengangguk kecil
"Coba bilang, biar ibu tahu"
"Emm.. a--anu, l--lanjut sekolah?"
Ina terdiam sambil menatap lembut putrinya yang gugup.
"Aku, gak masalah dimasukin kemana aja kok, yang penting, aku masih bisa bersekolah Bu."
"Meskipun ke sekolah swasta juga?"
"I-iya gak papa." Jawabnya pelan
"Ibu bercanda kok, meskipun kehidupan kita sederhana. Kondisi ekonomi yang sulit, tapi Ibu berusaha semaksimal mungkin masukin kamu ke sekolah yang terbaik." Ucapnya sambil mengusap kepala Ruhy lembut.
Dan tanpa sadar Ruhy meneteskan air matanya, andai kata aku sudah besar menjadi orang yang sukses, maka aku akan mengubah kehidupan keluargaku menjadi lebih baik Bu. Batinnya sedih.
Ia tidak akan membiarkan Ayahnya bekerja Pagi hingga Malam, menarik angkot. Dan Ibunya yang menjual sayuran.
"Aku ngerti Bu, kalo memang aku masuk ke swasta gak papa kok. Lagian sama-sama sekolah, kenapa nggak?"
Kemudian ia pun mengangkat kedua tangannya, dan menghapus air mata yang ada di pelupuk matanya dengan kasar.
Ia membenci ini. Ia tak ingin menangis di depan Ibunya, atau siapapun itu. karena, itu semua akan membuat orang yang melihatnya ikut sedih.
"Aku masih belum bisa buat senang mereka, setidaknya jangan buat sedih mereka juga!" Tegasnya dalam hati
Ia pun mengangkat wajahnya yang sedikit sembab dan tersenyum ke arah Ibunya dengan tulus, yang sedari tadi sedang meneteskan air matanya.
"Kamu ingat tidak Reyhan, anak Bu Ami. Teman masa kecilmu dulu, dia pindah sekolah waktu kalian masih SD bukan? Kalo gak salah waktu kamu masih kelas 4 SD. Kamu tahu, kemana ia pindah?"
"Reyhan? Emm.. yang sering panggil gue anak kecil kan?"
"Inget gak inget sih Bu, emangnya dilanjut kemana dia?"
"Dia pindah ke Pesantren. Dan nanti kamu Ibu masukin kesana juga ya. Gak papa kan?"
Deg!
"Pesantren?"
"Ruhy?"
"A--ah! B--boleh bu.. hehe"
"Baiklah.. nanti ibu kabari lagi ya, sekarang kamu makan dulu sana."
Dengan langkah berat, Ruhy kembali ke dalam rumah. Otaknya masih berpikir mengenai bangunan bernama pesantren itu.
"Pesantren itu.. kayak apa sih?"
----------------------------------
Alhamdulillah,
Terima kasih😊
KAMU SEDANG MEMBACA
My Zauji (REVISI)
Teen FictionTAMAT! SEDANG REVISI⚠ REVISIAN DIJAMIN BIKIN KLEPEK-KLEPEK! Tunggu saja ya bestii>< ---- USAHAKAN TINGGALKAN JEJAK YA BESTIE😚 Gak bisa bikin desc hiks T_T Selamat membaca~ Tiada usaha yang mengkhianati hasil. Ruhy percaya kalimat itu. Gadis bobrok...