Bagian empat~rvs

154 17 3
                                    

Sudah revisi💅
Jangan lupa Voment

Selamat menikmati💛😊

-----------------------------------

"APA?!! Pesantren? Hahaha yang bener lo?" tanya Kiaran.

Akhirnya mereka bertiga-- Ruhy, Wilda, dan Kiaran --berkumpul di tempat biasa; rumah Wilda.

"Beneran gue! Gak boong" Decakan kesal pun terdengar malas di mulut Ruhy

"Ckckck, ikut berduka cita gue Ci. Hahaha," sahut Wilda. Sambil membawa cemilan, yang otomatis diambil Ruhy. "Tahu ah, sini!"

"Kalo gue sih. Tetep disini-sini aja, sekolahnya. Biar gak jauh-jauh sama Kang Asep, huhuy."
Wilda dan ruhy yang mendengarnya memutar bola mata malas

"Dah disakitin, baru nangis tuh."

"Jahat banget sih lo Da, ngedo'a in yang gak bener hiks"

"Emang. Dari dulu. Huu"

Pertengkaran antara Wilda dan Kiaran, tidak mengembalikan Ruhy ke dunia nya. Karena, tatapan itu. Sangat kosong. Tepukan Wilda pada pundak Ruhy, sedikit membuatnya terhenyak. Kemudian, ia menggerakkan tangannya untuk mengambil cemilan tadi. Dan mulutnya mulai bergerak ... Lambat. Ia bak mayat hidup, tanpa gairah. Tanpa harapan. Wilda dan Kiaran saling melempar tatapan penasaran

"Ci, kenapa lo?"

"Udah ... gak usah terlalu dipikirin. Jalani aja, enjoy" Namun yang diajak bicara tak mendengarkannya, gadis itu masih asik dengan cemilannya. Hingga beberapa menit berlalu, suara Ruhy mengagetkan keduanya.

"OKE. Gue ngerti sekarang!" Gadis dengan rambut hitam sepinggang itu, berdiri tegak. Dengan posisi tangan yang mengepal, kedua sahabatnya menunggu apa yang selanjutnya Ruhy lakukan.

"Mau gak mau, gue harus mau!" Lanjutnya dan mengangkat tinggi tangannya

"Betul itu." Sahut Kiaran setuju sambil tersenyum lebar

"Betah gak betah gue harus betah!"

"Cakep!" Timpal Wilda dan bertepuk tangan

"Bisa gak bisa gue harus bisa."

"Mantaf!" Sahut keduanya ber--High five

"Kalo gue gak bisa?" tanya Ruhy polos

"Yakk! Gitu aja masa gak tahu. Ya, lo, harus mundur dong! Ngapain maju?!" Teriak Kiaran bersemangat

Plak!

"Aduuh!"

"Lo, mau bikin dia semangat. Apa mau patahin semangat dia, ONCOM!?" tanya Wilda kesal setelah menjitak kepala Kiaran

"Eh iya, maaf hehe. Terus yang bener nya gimana dong!" Wilda pun tersenyum percaya diri. "AYOK MENYERAH NGAPAIN SEMANGAT!"

Plak! Plak!

"Sama aja onta! Lo malah lebih parah" sungut Kiaran sebal membuat Wilda terkekeh pelan

"Dah Ci, lo gak usah dengerin omongan si Kia. Ngaco dia. Gak usah terlalu dipikirin, mungkin ini yang terbaik buat lo. Katanya, lo mau nerima di mana aja kan,"

My Zauji (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang