Bagian Sepuluh~rvs

50 13 0
                                    

Sudah revisi💅
Jangan lupa Voment

Selamat menikmati💛😊

-----------------------------------

Author POV

K.H Ustman bin hidayatullah dengan panggilan akrabnya adalah kyai, kini beranjak dari duduknya setelah 45 menit beliau berbincang dengan keluarga Ruhy.

Dan sudah sepuluh kali Ruhy menguap karena sangat mengantuk, dilihatnya sekarang pukul 11.15 waktu-waktu terenak untuk tidur, pikirnya.

"Lama banget ishh!!" Batinnya geram, Ruhy pun mendekatkan bibirnya ke telinga sang ibu.

"Kapan selesainya bu?" Bisiknya dengan suara pelan, ia pun mengerucutkan bibirnya kesal.

Dilihatnya sang ibu hanya bergeming, tidak menjawab ucapannya. Ina hanya fokus dengan pembicaraan mereka. Ruhy semakin menekuk wajahnya, muram.

"Saya permisi dulu ya Pak, Ibu.." pamit Kyai, dan bersalaman dengan Nendra, dilanjut Gio. "Ah iya, terima kasih banyak Kyai atas waktunya" jawab Nendra dan tersenyum hangat

"Semoga putri bapak betah disini, dan menjadi anak yang sholehah insyaa aallah, aamiin." tambahnya, ia menyatukan tangan di depan dada dan tersenyum ramah ke Ina.

"Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh"

Para santri yang sedari tadi berada di belakang kyai pun mengikutinya, tak lupa mereka juga bersalaman dengan Gio dan Nendra dan hanya menyatukan tangannya kepada Ina dan Ruhy, masih dengan menunduk.

"Yaelah, gagal salaman sama cogan. Jangankan salaman, mereka liat gue aja kagak." Ruhy semakin menekuk wajahnya

Setelah semua orang keluar, si pemandu yang tadi menunggu di luar akhirnya masuk ke dalam

"Mari Pak, ikut saya. Kita menuju asrama putri" Nendra beserta yang lain pun mengekor di belakang. Terkadang si pemandu menjelaskan jadwal keseharian para santri, menunjuk tempat-tempat yang lain seperti masjid, kamar mandi, asrama putri, asrama putra, aula, sekolah, lapangan, dan yang lainnya.

Ruhy melirik kanan kiri, banyak orang berlalu lalang melihatnya, ia menggigit bibir bawah takut dan malu. Lalu menarik tangan Gio, "Kak.."

Gio pun menoleh ke arah Ruhy, dan mengangkat alisnya sebelah. Ruhy memasang wajah kaku, Gio semakin bingung dibuatnya. "Kenapa dek?" dan dibalas dengan gelengan kepala saja.

"Alhamdulillah, sampai.. mari Pak,Bu"

Ruhy tersadar, ternyata saat pertama kali ia melewati gerbang itu sudah termasuk area asrama, karena ruang tamu dan asrama putri hanya saling bersebrangan dan berhadapan. Ia menepuk jidatnya pelan, kenapa baru ngeuh ish, oon!

Ia memutar kepalanya melihat dengan luas pemandangan di depannya,"tiga lantai ya, satu.. dua ... enam kamar perlantai?" Ucapnya pelan, sangat pelan.

"Kobong Aisyah binti Abu bakar? Hm.. ?" Ruhy heran, namanya tak asing di telinga Ruhy. Lalu melirik kamar di sebelahnya, yang bertuliskan 'Fatimah binti rasulullah' dan kamar yang lainnya pun sama bertuliskan nama seseorang.

Ia mendongak, di atap pada lantai ketiga tertuliskan 'Asrama Putri'

"Woy dek!" Ruhy pun tersentak kaget, karena Gio menepuk bahunya agak keras.

"Masuk sana!"

"Eh? Kakak enggak masuk??"

"Selain akhwat dilarang masuk! lihat tuh tulisannya!" Gio menunjuk kertas yang ditempel di tiap pintu kamar kobong

My Zauji (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang