Bagian Enam-rvs

102 15 3
                                    

Sudah revisi💅
Jangan lupa Voment

Selamat menikmati💛😊

-----------------------------------

"Lo kenapa cosplay jadi kunti, abis obat lo?" desis Kefari menatap aneh Ruhy yang sedang membasuh wajahnya.

"Serah aku lah"

"Udah biasa, anak ini emang beda dari yang lain. Rada ngeyel, anaknya" celetuk Wilda sambil memeletkan lidahnya membuat Ruhy mendengus pelan.

"Masih untung gak kesurupan lo"

Ruhy terkekeh pelan, ia memandang polos ke arah Kefari. Kini Ruhy sudah berpenampilan normal, setelah kejadian di taman tadi mereka memutuskan untuk mampir ka warung 24 jam terdekat.

Sambil menggosokkan tangannya karena dingin, Ruhy memperhatikan susu cokelat hangat di depannya.

"Maaf ya kak, tadi aku malah bersikap aneh" ucapnya pelan sambil meringis.

Kefari berdeham, "gak papa. Sering-sering aja ya lo bersikap aneh," jawabnya pelan tanpa melihat Ruhy. Gadis itu mengernyitkan dahinya heran, sedangkan Wilda dan Kiaran saling menatap dan mengendikkan bahu.

"Semakin lo aneh, semakin gue tertarik."

Detik itu juga, Ruhy merasakan jantungnya yang ingin meloncat keluar. Sedangkan Wilda tersedak susu vanilla hangatnya membuat Kiaran sedikit berteriak.

Keheningan menyelimuti mereka, namun Ruhy mengerjapkan matanya berkali-kali. "Hahaha, ada-ada aja si Kakak. Masa iya suka sama orang aneh, entar kebawa aneh gimana?" tanya Ruhy sambil meminum susu cokelatnya.

Kefari mengendikkan bahunya tidak peduli, "bukan aneh, tapi langka."

Ruhy mengalihkan pandangannya ke arah lain, ia benar-benar tidak bisa mengerti kenapa Kefari berbicara seperti ini. Kefari memandang Ruhy dalam diam, wajah gadis itu terkesan imut karena kecil, dengan rambut lurus sepunggungnya.

"Ci," sang empu yang dipanggil menoleh

"Gu--"

"Liat deh, langitnya bagus!" Tukas Ruhy cepat

"Hm, iya"

"Bulannya juga cantik,"

"Iya," balasnya masih sambil memandang Ruhy.

"Iya iya, tapi mata natap si Aci terus" ejek Kiaran memutarkan bola matanya, membuat Kefari hanya memandangnya datar.

"Kesel banget, dia acuhin gue Da" bisiknya pada Wilda

"Makanya diem lo," bisiknya juga membuat Kiaran cemberut.

"Ah iya, kita tinggalin dulu mereka sebentar yuk, sekalian gue pengen ikut nonton di rumah si Bi Mina" Wilda menggangguk mengikuti Kiaran, menuju rumah si pemilik warung itu. Ruhy masih menatap ke langit, tidak menyadari teman-temannya yang hilang disampingnya.

Sedangkan Kefari memandang datar saja, tapi dalam hati ia mengacungkan ibu jari pada kedua teman Ruhy yang sangat peka, namun menyebalkan itu.

"Ci, lo gak dingin? Ini anginnya agak kenceng loh"

Ruhy menoleh menatap Kefari yang sama-sama menatap kearahnya. Seketika membuat wajahnya panas, "dingin sih.. tapi gak papa, bentar lagi pulang, mungkin?"

Kefari tersadar, ia menjentikkan jarinya. "Ada hal yang mau gue omongin,"

"Kenapa gak dari tadi, aku udah nunggu huhu" batin Ruhy berteriak, gadis itu mengangguk menunggu Kefari melanjutkan omongannya.

My Zauji (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang