Minho menenteng sepedanya karena pemuda lee itu malas mengendarainya dan memilih untuk berjalan, lumayan batinya.
Mata Minho menangkap sosok mungil yang sedang memaki sepedanya sendiri, sesekali menendang gemas dan berteriak frustrasi.
Karena penasaran, Minho memutuskan untuk menghampiri sosok mungil itu.
"hey! Jangan seperti itu kasian sepedanya!"
Si mungil menengok menemukan si tampan lee, kemudian menatapnya melas.
"sepeda lama ini pantas jiji marahi!"
Jiji,
Nama yang imut.
Minho melirik sepeda milik jisung, ah rantai sepedanya copot ternyata.
"ikut aku, ini gampang jika kuperbaiki"
Si imut jiji menurut.
🐕
Kini keduanya sudah berada didepan rumah Minho, Minho masuk dulu kerumahnya untuk mengganti bajunya. Sementara si imut itu menunggu di ruang tengah rumah Minho.
Ibu Minho menyapa si imut, ia merasa gemas karena si imut ternyata mirip dengan seekor tupai.
Minho bahkan tak menyadari itu.
"ibu, Minho ajak dulu dia kedepan. Minho mau benerin sepeda punya dia" si ibu mengangguk.
"setelah itu ajak dia masuk buat makan dulu— eh ibu belum kenalan, nama kamu siapa nak?"
Bahkan Minho belum sempat berkenalan juga.
"jisung, Han Jisung tante.."
Jisung?
Seperti nama sahabatnya.
"jiji..."
🐕
Minho sibuk memperbaiki sepeda milik Jisung—jiji, sementara itu si imut jiji melamun sembari menatap Minho yang tengah mem-fokuskan atensinya terhadap sepeda.
Satu kata terbit di dalam benaknya,
Tampan.
Ya lee Minho memang tampan.
Jiji menggelengkan kepalanya, bunda bilang jiji tidak boleh berpacaran ketika usianya masih muda, harus tetap fokus terhadap pelajaran.
Dan juga cinta monyet dapat merusak mental anak.
"ji..sung?" Minho menepuk pucuk kepala jiji, seketika si manis terjengat kaget.
"iya kak?"
"sepeda udah aku perbaiki"
"oh iya jiji pulang dul—
"masuk dulu ji, ibu suruh kita buat makan siang bareng"
Minho mengambil tangan jiji lalu mengenggamnya lembut.
Bagaimana? jantung mu sehat ji?
°
°
TBC
°
°
