Maiden Rose

1.8K 256 14
                                    

"Gadis kecil, ada sesuatu di pipimu." Ujar Rave menunjuk ke arah pipi sebelah kiri ku.

"Ada apa?" Aku meraba pipiku memastikan jika tidak ada sesuatu.

"Bukan itu, tapi ini *chu*"

Rave tiba-tiba mencium pipi ku.

"Apa yang? Kau benar-benar..."

"Aku melakukan itu karena ada sebab. Ciuman itu adalah sihir penanda dan penyamar. Kau tak bodoh kan, masuk kedalam sekumpulan iblis dengan wujud asli mu?" Ujar Rave tersenyum.

"Maksudku, ada cara lain selain mencuri ciuman seperti itu."

"Itu bahkan hanya ciuman di pipi, kau sangat pelit." Ujar Rave menggoda ku.

Pintu hitam berlapis kristal terbuka saat kami sampai di tempat acara iyu berada. Memperlihatkan ball room megah yang ramai dengan tamu.

"Selamat datang Tuan Rave dan nona..."

"Allysa."

"Nona Allysa."

"Apa maksudnya? Kau bahkan menyamarkan nama ku. Apa nama ku kekanakan sampai kau memalsukannya?"

"Jika kau memakai nama aslimu, maka kau mungkin akan dalam bahaya besar. Ingat, jangan katakan nama aslimu. Jika kau melakukannya, maka sihir penyamaran mu akan hilang dan mereka akan tau bahwa kau manusia." Ujar Rave.

"Jika hal itu terjadi?" Tanyaku.

Rave melirik dengan tatap serius dan itu menakutkan.

"Kau mungkin tak akan lagi ada di dunia manapun dan tak berwujud." Ujar Rave.

Baiklah aku akui, Rave yang santai dan sering bergurau lebih baik dibandingkan Rave serius.

"Ravanel! Tuan Rave, sangat senang anda bisa datang ke acara ini. Sangat jarang melihat anda mendatangi berbagai undangan resmi dan sakral seperti ini." Ujar seorang wanita gendut yang dandanannya sangat mencolok.

"Terimakasih atas sambutan yang begitu hangat, Mrs.Scraz." ujar Rave begitu elegan.

Aku tak menyangka ia bisa berakting sangat elegan seperti ini.

"Putri ku! Kemarilah dan sapa tuan Ravanel...calon suami masa depan mu." Ujar Mrs.Scraz.

"Salam hormat ku untuk tuan Ravenel, namaku Serenade, anda bisa memanggil saya Seren." Ujar wanita yang bukan lain adalah anak Mrs.Scraz.

Rambut hitam pekat dan kulit pucat seperti mayat. Tak lupa dengan bibir merah yang sama dengan warna matanya, sangat cantik namun terlihat seperti tipikal orang yang sadis.

"Senang bertemu dengan anda, saya lupa memperkenalkan tunangan saya, nona Allysa." Ujar Rave merangkul pinggangku.

Aku membungkuk memberi hormat.

"Senang bertemu dengan anda." Ujarku kaku.

Mrs.Scraz nampak terkejut. Seketika wajahnya memperlihatkan kerutan di dahinya menandakan sangat tak suka denganku.

"Dia...calon istri mu?" Ujar Mrs.Scraz memandangku rendah.

"Aku tak tahu bahwa anda memiliki selera yang sangat rendah, Tuan Ravanel. Wanita berambut aneh dan..."

"Akan sangat baik jika anda berbicara di tempat yang tertutup. Jika anda berbicara seperti ini di depan umum, dimana harga diri anda yang mengata-ngatai tuan Ravenel. Apa anda dimata mereka nanti?" Ujarku berani bicara pada wanita tua itu.

Mrs.Scraz bungkam dan tak berkata apa apa lagi. Anaknya seperti menariknya untuk pergi karena malu akan perbuatan ibunya. Mereka pun pergi dari hadapan ku dan Rave.

My 5 Demons SweetheartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang