***
"Elson!" Panggil Irene sembari melambaikan tangan pada Elson yang tengah diam memperhatikan sesuatu di depannya."Elson! Aku memanggil mu. Apa kau tak dengar? Suara ku begitu melengking tapi kau tak bergeming." Ujar Irene yang juga ikut berdiri di samping Elson.
Elson melirik Irene dan tersenyum. Hatinya yang tengah berseri-seri karena hal yang ia alami.
Irene terlihat bingung dengan tingkah Elson yang aneh. Ia mengerutkan keningnya sembari memperhatikan Elson. Elson kembali memandang pekarangan bunga mawar berwarna putih di hadapannya."Aku...aku melihat sesuatu yang sangat indah hari ini. Tak ada yang lebih indah darinya." Gumam Elson.
"Kau bicara apa? Aku tak mengerti Elson. Memangnya ada hal yang indah di sini? Nampak tak ada hal yang menarik." Ujar Irene sembari ikut melihat ke arah bunga mawar itu.
"Kau tahu Irene, ini sungguh membingungkan. Membuatku terbang tapi aku tetap berpijak pada tanah." Ujar Elson.
Irene nampak curiga dengan apa yang menjadi topik pembicaraan Elson. Sesuatu yang tak ia sukai. Sesuatu topik yang akan membuatnya iri dan membenci.
"Irene, tolong jelaskan apa itu cinta dan kasih sayang. Kau nampak dekat dengan Lilith, bukan begitu? Walau ia adalah iblis hawa nafsu, tetapi ia pasti tau apa arti kedua kata itu." Ujar Elson yang sangat bersemangat.
Irene nampak terkejut saat Elson berkata demikian. Ia merasa keinginannya selama ini akan terkabul.
Ia tersenyum dan tersipu menanggapi perkataan Elson."Ka-kau tahu...saat dua jiwa merasakan getaran yang sama dan hal itu membuat kedua jiwa itu senang akan satu sama lain... menurutku itu adalah cinta." Ujar Irene berkata demikian seraya tersenyum bahagia.
"Jadi...itu yang aku rasakan selama ini." Ujar Elson.
"Ka-kau juga merasakannya? Apa...ini benar benar takdir? Aku juga...."
"Walau ia seorang manusia, mahkluk yang berbeda dunia. Namun, jiwa tetaplah jiwa walaupun di dunia yang berbeda."
Irene sejenak terdiam. Senyumnya hilang seketika saat mendengar perkataan Elson. Pikirannya kosong dan hatinya mulai terasa hampa. Entah apa yang ia rasakan saat ini. Yang ia tahu hanyalah kekesalan dan kebencian di jiwanya yang rapuh.
"Maksud mu...?" Tanya Irene pelan.
"Aku bertemu dengan seorang manusia di portal. Ia berbeda dengan manusia lain. Parasnya sangat cantik dan ia...sangat baik hati. Walau aku iblis, aku merasa dimurnikan oleh kebaikan hatinya." Ujar Elson.
"Jadi...yang kau maksud bukan...aku?" Gumam Irene.
"Apa?"
"Sebodoh apa kau hingga menyukai mahkluk egois seperti mereka?" Tanya Irene yang mulai merasakan gejolak amarahnya.
"Apa maksud mu?"
"Bukankah itu sudah jelas? Mereka mahkluk perusak yang hanya bisa berlindung di balik jubah curian. Mereka lemah dan kau menyukainya." Ujar Irene sembari terkekeh kecil.
***
"Cavian! Boleh aku berbicara sebentar?" Tanyaku sembari menghampiri Cavian yang tengah duduk sembari mengelus asap hitam berbentuk gagak."Jiwa mu mengatakan, kau ingin bertanya soal arwah gadis itu." Ujarnya padaku yang baru saja sampai di tempatnya terduduk.
"Ya, memang itu yang ingin aku tanyakan. Sebenarnya apa kaitannya dengan ku dan semua ini? Siapa sebenarnya Irene?" Tanyaku terus terang pada Cavian.
Cavian membiarkan gagak yang berada di pangkuannya terbang. Lalu, ia duduk sembari menghadap ke pada ku.
"Irene adalah iblis yang sama dengan Rave. Dulu, kami berteman dan memiliki hubungan yang baik. Irene..."
KAMU SEDANG MEMBACA
My 5 Demons Sweetheart
VampirAsrama sekolah putri ku memiliki rahasia yang sangat mengerikan. Ada rumor bahwa sesosok penampakan mahkluk aneh sering terlihat pada jam tidur siswi asrama. Seakan memperhatikan mereka sebelum tertidur lelap. Aku sebagai siswi pindahan dari Euthopi...