Aku & Kebencian

(10) ketika mereka salah menilai ku

Gue dan Bahar juga ga setiap hari slalu berantem dan ga pernah akur, ada saat nya ketika setan di diri Bahar cuti sehari dia seperti malaikat.

Suatu hari seorang Bahar yang menjengkelkan itu tiba tiba terlihat lemas tapi ada aja ucapan dia yang bikin Gue kesel, segitunya mendingan Gue Ga terlalu terpancing dan masih biasa aja.

Setelah pelajaran pertama selesai pergantian Guru dimulai di kelas 9c, Gue yang memang sedikit dekat jarak tempat duduk dengan Bahar pun bisa ikut nimbrung jika ia sedang ngobrol dengan Jefry.

Mereka slalu berdua kemana mana. Keselnya gue kalo ada Bahar jahilin Gue Jefri slalu ikut ikutan, padahal gosipnya Jefri dekat dengan Lola, kenapa juga dia harus ikut campur antara Gue dan Bahar?

"Met lu mau ga kaya Dilan hidupnya di filmin" kata Bahar yang mengobrol dengan Jefry or Jamet.

"Mau lah, tapi milea nya siapa?"

"Lola" Bisik Bahar yang disusuli desisan Jefry menandakan jangan keras keras.

"Iya Har, Gue gapapa sama Lola, nanti Lo sama Nuke hahaha Pidi Baiq nya bisa bisa keluar dari Dunia perfilman"

Shit ada aja yang mereka obrolin pasti bawa bawa nama Gue.

"Woe!" Kejut Gue ke meja mereka berpura pura tak mendengar apapun.

"Diem nuk, Moodyan gw" Kata Bahar yang terlihat malas ke Gue.

"Kalem har gue juga lagi ga mood" Jawab Gue.

"Akur kah?" Kata Jefry.

"Pala lu akur!" Di balas dengan toyoran kepala dari Bahar.

Gue juga belum cerita kalo Gue keluar dari Grup Marching, Gue hanya ikut serta dalam sehari, Karna Gue orang yang susah bergaul dengan anak perempuan jadilah Gue planga plongo mana yang Gue kenal di situ hanya Devo, Bahar pun ga seakrab ini, Oh engga Sampai sekarang Gue juga ga akrab sama dia.

"Bahar! Kemarin Gue di follow sama Ig nya pak Mugi" Kata Jefry.

"Yang Mugi sajalah? Gue udah lama di follow sama dia" kata Bahar melanjuti.

"Gue juga, Aneh. Lah nama Ig Lo Bahar aje kan?" Kata Gue yang baru saja mengeluarkan ide nyeleneh.

Bahar mengangguk membenarkan ucapan Gue.

"Bahar Aje dan Mugi Sajalah, Kalian Gen yang terpisahkan kah? Hahahaha" Tawa gue lepas seketika dengan disusuli tawa Jefry yang bagi siapapun pasti akan ngakak dengernya.

"Apaan si dih" celetuk Bahar kesal.

"Nih met" Panggil Bahar yang mengacuhkan Gue yang jelas jelas duduk di depan mereka.
"Gue punya impian, Gue mau punya pacar anak silat biar kalo gerakan Gue salah Gue di benerin gitu tangan nya, Kaya yang di tv tv" kata Bahar yang membuat Gue merasa terpanggil.

Jefry yang mengerti keadaan pun ia langsung menyodorkan matanya ke Gue menandakan orang yang Bahar cari ada di depan nya.

"Sama! Gue juga! Nyokap pengen banget punya Anak atau pacar anak nya yang seorang marching ditambah jadi anak pelayar" Kata Gue sembari mengepak meja mengejutkan mereka. Nyokap Gue yang memang benar adanya bahwa ia mengiginnkan hal itu bahkan sampai sekarang, Gue pun sedikit menyesal ga ikut marching, ternyata Marching ga seboring yang Gue kira.

Bahar terdiam dengan sejuta pikiran di dalam otaknya.

"Tapi maksud Gue bukan Lo nuk" Katanya yang membuat Gue menelan ludah kepahitan.

Goblok. Nuke pede sekali anda!

"Ya emang yang Gue maksud Lo? Engga" jawab Gue menutupi kemaluan Gue. Ralat, Ke maluan Gue.

Jefry yang mendengarnya pun hanya tertawa tak jelas.

"Ya lagian apaan si lu apa apa 'Iya Gue juga' 'Iya sama'" Kata Bahar sembari mengikuti cara Gue berbicara tadi dengan muka jelek nya yang membuat Gue ingin balangin Ranjau anti personel yang di pake tentara Korea di film Descentdants jenis M16-A1!!

Gue mengikuti omongan Bahar tadi dengan membentuk wajah yang paling jelek buat Gue, yang kalo di chat kalian suka bilang "Nyenyenye"

"Nanti manggil Gue Aje aja" Kata Bahar sembari menghadap Jefry, yang sebenarnya kalimat itu ditujukan untuk Jefry tapi karena Jefry ga peduli jadi lah Gue yang meladeni.

Guru ke dua masuk dan Gue kembali ke tempat asal Gue.

Terdengar Jefry membisiki sesuatu yang membuat Bahar berkata.

"Diem nanti kedengaran" Sembari menatap Gue diam diam.

Sialnya sampai sekarang pun Gue ga tau apa yang di bisiki Jefry saat itu.
                      

Jangan kira Gue dan Bahar juga ga bisa ketawa ketawa bareng sembari mengirikan para human di kelas degan gelengan kepala mereka.

Setiap pelajaran IPA Bahar kerap kali mencoret coret buku Gue, sesungguhnya dia hanya ingin minta di kejar hingga akhirnya dia bilang kalo Gue baperan.

Slalu kaya gini.

Tapi entah Gue slalu kehilangan sangat jika Bahar tiba-tiba ada pertandingan mendadak di pelajaran IPA.

Pa Mugi slalu bilang "Bahar mana? Kosong kan bukunya? Catet yang bener"

Jawab "iya" Gue sembari  menunduk melirik jendela, Bahar sedang apa disana? Semuanya lancar?

Bahkan saat saat terakhir Gue bertemu pak Mugi pun dia berkata.
"Kamu sama Bahar, pacaran ya?" Sembari cengengesan di depan guru lain yang pastinya didengar oleh Bu Dhani dan Bu Lia.

"Engga"Jawab Gue sembari cengengesan juga akan tetapi dengan perasaan sedih.

Mereka hanya tersenyum satu sama lain sembari melihat satu sama lain juga yang seakan mengisyaratkan kalo Gue berbohong.

Gue pun segera keluar dari ruang Guru sebelum mereka mengintrogas Gue lebih lanjut, dan benar saja selesai Gue keluar dari ruangan itu mereka tertawa satu sama lain seakaan kalo Gue bener bener pacaran dengan Bahar.

Sialan tebakan mereka salah.

Pernah ngerasa ga si di film mana pun yang awalanya musuhan gini akhiranya bakal bareng bareng bahagia, kok Gue engga? Kenapa?

Entah mana yang lebih menakutkan bagi Gue, antara Bahar yang sudah bersama wanita lain atau Sifat Bahar yang tak seperti dulu.

My insta
_aku_nuke

Don't forget to vote, follow, and tyou can gift me anything question in comment❤️