Lagi lagi Bahar bikin Gue kesel parah. Rencana Gue cuma marah boongan sama Dia tapi Dia kelewatan jadi Gue marah beneran.Dan rupanya Farhan iri dengan candaan yang Bahar bikin buat Gue, dia semakin melarang Gue dekat dengan Bahar, tapi Gue lebih nyaman dekat Bahar meski dengan kejahilan nya yang sesekali bikin Gue marah benaran buat dia.
"Yaelah Lo nuk! Cupu Lo gitu doang marah" kata Bahar saat Gue pas Pasan dengan nya tanpa ada kata yang keluar sepatah pun, karna biasanya setiap kita bertemu gak sengaja pasti ada aja yang iseng di belakang satu sama lain, entah Gue yang menepak punggung Bahar dan lari atau Bahar yang menginjak sepatu balakng Gue hingga terselip keinjak, Sumpah Gue benci itu!
"Diem deh males Gue!" Kata Gue.
Sesampainya di kelas Gue lagi nyanyi ga jelas, Bahar datang dan berdiri tepat di depan Gue.
Ingin Gue ngeliat matannya dalam dalam sekali saja namun Gue ga mau punya rasa dengan Bahar, sudah cukup kalimat yang Bahar ucap jangan bikin Gue tambah Baper! Pantas Bahar di bilang playboy Gimana engga, dengan kata kata itu saja sudah bikin Gue hampir bosan dengan Farhan yang monoton.
Gue memalingkan wajah Gue ke arah pintu alias keluar kelas. Tiba tiba saja di depan mata Gue tangan Bahar yang ganteng itu datang di depan mata.
"Salim! Cepet! Gue minta maaf"
Gue masih Ga peduli tapi kasian juga kalo tangan dia yang ganteng itu menganggang depan muka Gue.
Plak!
Gue tabok Tangan itu dan kembali natap pintu.
Dia yang merasa ga puas, segera mengambil tangan Gue yang barusan nabok dan di tahan nya di atas meja.
"Apa si!" Kata Gue.
"Cium cepet!" Kata Dia memaksa tangan Gue untuk menempelkan tangan nya ke bagian muka Gue, oke Gue laksanakan.
Setelah Sudah Gue Tempelkan tangannya ke kening Gue, ia duduk di tempatnya berada yang tak jauh dari Gue.
"KALO SALIM SAMA SUAMI ITU DI CIUM DI BIBIR BUKAN DI KENING, KALO KATA ORANG TUA MAH PAMALI" Damn! Dia ngomongin Gue?
Gue memutar tubuh Gue menghadapnya sembari menunjukan muka heran."Lo kan bukan suami Gue?" Jawab Gue.
"JODOH GAADA YANG TAU!"
No Debat.
Berikutnya Guru Bahasa Indonesia masuk ke kelas 9C tepat selesai tragedi ini terjadi.
Tema hari ini adalah Perdebatan sesuai dengan hari sebelumnya dimana Guru Indonesia memberi tugas pada kami, dimana Gue harus mengumpulkan setidaknya 4 orang dalam satu kelompok yang akan berisikan Jubir, Pengisi Materi atau Sekertaris, dan Anggota.
Gue, Iltak dan Lola membentuk satu kelompok yang personil nya kurang satu di bolehi sebenarnya namun Gue rasa sedikit tidak lengkap.
Gue yang seorang penulis Gue fikir bisa menangkap suatu materi dari judul yang kita buat.
Jadi Gue sibuk saat itu, namun tiba tiba Lola mencoel bahu Gue dan berkata.
"Nuk! Bahar minta di kelompok kita, dia kemarin ga Dateng ga tau informasi"
Gue sedikit tertarik dengan ucapanya ini. Sebagian Gue masih canggung akibat tadi, Ah Shit Guebga fokus sekarang!
Gue melirik sekitar lola yang sudah ada seseorang berdiri kokoh dengan PD nya di samping Lola dengan muka cengengesan menahan tawa dan slalu melarak lirik sana sini menghindari tatapan Gue agar gak ketawa.
Gue bisa memanfaatkan situasi ini.
Pertama. Gue bisa membalas dendam dengan semua kejahilan yang Bahar lakukan ke Gue selama ini
Kedua. karena gaada lagi situasi seperti ini, kapan lagi Bahar menunjukan memohon pada Gue HAHAH."Ya kelompok lainlah, penuh nih" Kata Gue dengan muka jual mahal.
"Kata Lola kurang satu" Bela Bahar.
"Penuh kata siapa Lo" Ucap Gue menyenggol sedikit perut Lola.
"Kurang satu nuk, Belum ada Jubir kan?" Kata Iltak dengan keidooyaann yang ada di diri dia membuat Gue menghela nafas menatap dia tajam.
"Cepet nih woe sibuk, boleh ga" Kata Bahar sedikit berteriak. Aneh sibuk apa dia?
"Yang bener apa Har. Dah di tolongin juga" kata Lola sembari menatap Bahar aneh.
Bahar pun melemaskan wajah nya dan sekarang 80% muka memohon lainya muka songong. Seneng banget Gue asli.
"Jubir!?" Pinta Gue.
"Iya udah!" Kata Bahar yang lalu duduk tepat di depan Gue.
Gue pun melanjutkan materi yang Gue cari dan menyusun rencana untuk presentasi di depan.
Bahar Kompetetif sangat jika ia akan melakukan sesuatu yang menurutnya ini sangat lah penting, Futsal, Mendaki, misalnya.
Presentasi pun dimula dimana tim Gue memilih untuk pertama maju supaya tidak dapat begitu banyak pertanyaan aneh dari anak lainya.
Gue yang siap memegang pulpen kapanpun sembari menunggu Bahar melanjutkan membaca materinya di samping Gue sembari berdiri.
Kursi yang tersedia sangat pass untuk perdebatan hari ini yang akhirnya Gue duduk di 2 barisan pusat dimana samping Gue adalah Bahar jadi orang orang yang melihat Gue otomatis akan melihat Bahar juga karena kami menjadi tatapan utama mereka.
Tidak sedikit dari anak anak yang mengeceng ngecengi Gue dengan kata
"Akur har?"
"Ciee nuke"
"Bisa ae si Bahar"
Disitulah Gue dan Bahar memalingkan wajah kami ke arah berlawanan dan menahan tawa.Gue sedikit senang ketika dia membisiki di telinga Gue apa yang orang tanyakan dan akan di catat ulang oleh Gue.
Gue sangat serius dengan hal ini sehingga Gue tak menyadari bahwa Bahar bersifat baik hari ini.
Ketika kami berunding untuk mendapat jawaban pun dia sangat kompetitif dan sangat serius memikirkan jawabannya dengan menatap mata Gue tajam dan membicarakan masalah ini.
Tanpa sadar dengan adanya keseriusan ini membuat Bu Lia bicara.
"Nuke sama Bahar bisa di akurin juga kalo kaya gini"
Alhamdulillah... Padahal baru dapet vote ga seberapa doang seneng banget, thanks yang udah Vote semangat menjalani kegiatan kalian selama pandemi, jaga kesehatan...
Belakangan ini Gue makin ga bisa menjernihkan pikiran Gue akibat malam itu anak kelas Gue pada Reuni di rumah Sandrina dan Gaara yang bilang bilang sama gue dan beberapa anak lainya, ya wajar sih karena kebanyakan lelaki yang ikut reuni tapi yang bikin Gue nyesek adalah, Kadinda diajak Bahar sedangkan Gue engga, bukan Gue iri. Tapi kenapa Dunia tak berputar dengan baik ke Gue
Don't Forget to vote, Follow, and you Van gift me a anything question in comment. StaySafeandHealty...
@aku_nuke
![](https://img.wattpad.com/cover/243104240-288-k708981.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku & Kebencian
Подростковая литератураBahar Harun Abuzibbran Bocah sok Cakep, Tengil, Sok Playboy cap Tokek Jongkeng, Goblok! Najis! Lelaki ini paling Gue benci di masa masa SMP. Dimana Gue benci dengan nya hingga pada Akhirnya dia lah yang ternyata selama ini Gue cari dari 2 tahun nge...