"Kau baik-baik saja?" Adam duduk di sisiku dan dia tampak menyesali apa yang telah ia sampaikan, "Sial, kau belum siap untuk mendengarnya"
Tubuhku masih menegang kaku. Setelah aku mendengar cerita Adam mengenai kecelakaan yang menimpaku aku merasa takut dan gemetaran, aku masih belum bisa mengingat apa pun namun entah bagaimana tubuhku bereaksi seolah-olah aku mengingatnya.
Adam mengatakan kalau pada saat itu ia tengah menelusuri hutan dengan truknya untuk mencari kayu. Ia membawa serta Rocco, anjing huskynya. Dan saat mobilnya masuk semakin jauh ke dalam hutan, Rocco tiba-tiba saja melompat turun dari mobil dan berlari kencang. Adam mengejarnya lalu terkejut melihat apa yang Rocco temukan, ya mobilku yang telah hancur parah dan mulai berasap. Singkat cerita Adam menarikku keluar dari mobilku sebelum mobil itu meledak. Ia membawaku pulang ke rumahnya lalu memanggil Sarah, temannya yang bekerja sebagai dokter di rumah sakit di kota, untuk menanganiku.
Aku tidak tahu harus berkata apa. Aku masih gemetaran dan ketakutan, Adam berhenti karena ia tahu aku tidak bisa mendengar lebih banyak lagi. Dengan hati-hati Adam mengangkat tubuhku yang rapuh ke dalam gendongannya lalu ia membawaku ke kamar tidur dan membaringkan tubuhku di atas ranjang.
"Istirahatlah, aku salah, tidak seharusnya aku—"
Aku menggeleng, "Ti-tidak Mr Knox, aku perlu mengetahuinya" kataku, menyela Adam.
"Tapi kau...." kalimatnya berhenti di sana, ia menatap ke dalam mataku lalu tanpa ragu ia mengusap pipiku dengan lembut dan berkata, "Tidurlah, lupakan semuanya, aku tidak mau melihatmu bangun dengan mata yang sembab"
Perhatian itu membuat rasa takut dan gelisah yang terjadi pada diriku sedikit berkurang. Usapan ibu jarinya di pipiku membuatku merasa nyaman. Perlindungan yang begitu besar kudapatkan dari Adam Knox sehingga tanpa berpikir banyak aku menggenggam tangannya dan mulai menyandarkan kepalaku di dada Adam yang berdegup kencang. Aku terlelap dengan sangat mudah di dalam dekapannya.
Awan-awan hitam itu kembali bermunculan di dalam mimpiku, sangat lebat dan mulai menyelimutiku. Aku berlari dan terus berlari tanpa tahu ke mana aku pergi, mataku terasa perih dan aku tidak menginginkan apa pun selain bangun.
Dadaku menjadi sesak saat awan-awan hitam itu mulai mencekikku. Mataku terbuka lebar dan memandang ke segala arah mencari cahaya yang dapat menjadi arah ke mana aku akan pergi, tapi sayangnya aku malah menemukan api yang berkobar dan datang dengan sangat cepat ke arahku. Aku berteriak sekencang mungkin hingga api itu benar-benar sampai dan membakar sekujur tubuhku.
"Aaahh!"
Aku terbangun dan menjerit. Adam Knox yang terlelap di kaki ranjang datang dan segera memelukku, "Apa yang terjadi?!" tanyanya, panik.
Ia mendekap erat tubuhku, merapikan rambutku yang berantakan, kemudian merangkum wajahku dengan kedua telapak tangannya yang besar.
"Awan-awan itu datang lagi," aku memandang ke sekeliling ruangan, "Dan ada api....api yang membakarku!" kataku dengan gelagapan dan ketakutan.
Adam knox meletakkan ibu jarinya pada bibirku yang gemetar sehingga aku terdiam, "Tenang itu cuma mimpi aku ada di sini Ms Tanner, kau aman bersamaku" ucapnya.
Aku memejamkan mata. Aku tahu, aku tahu itu hanyalah mimpi tapi semua terasa sangat nyata seolah-olah aku hampir saja terbunuh. Jantungku masih berdetak dengan sangat cepat dan nafasku yang memburu berhembus sama buruknya. Adam menarikku untuk bersandar di dadanya dan di sana aku menghembuskan nafas pelan, mencoba membuat diriku kembali tenang.
"Kau aman bersamaku, pearl"
Pearl?
***
KAMU SEDANG MEMBACA
The Touched Of Tarzan (Completed)
RomanceAva menemukan dirinya terbangun di dalam sebuah rumah di tengah hutan dengan sebagian dari ingatannya yang menghilang. Adam Knox, pria asing yang menyelamatkannya dari kecelakaan maut berjanji kepada Ava bahwa ia akan segera menemukan keluarga Ava b...