"Ava....Ava..." sayup-sayu aku mendengar suara lembut Sarah memanggil-manggil namaku. Dengan perlahan kedua kelopak mataku yang terasa berat terbuka, aku melihat sosok Sarah yang cantik dengan sinar matahari sore menimpa wajahnya.
"Sarah...." panggilku, serak. Aku hendak bangkit tapi ia segera mencegahku, "Berbaring saja Ava, kepalamu pasti masih merasa pusing" ucapnya.
"Di mana Adam?" tanyaku. Entah kenapa nama itu yang pertama kami muncul di kepalaku saat aku terbangun.
"Adam sedang berbicara dengan beberapa orang polisi di depan rumah" jawab Sarah, "Mereka membutuhkan keteranganmu tapi aku melarang mereka masuk karena kondisimu sangat lemah"
"Aku baik-baik saja, Sarah" kataku, menghembuskan nafas pelan.
Sarah menggeleng tidak setuju. Ia mengambil segelas air dari atas laci kayu lalu membantuku untuk minum tapi aku segera mengambil gelas itu darinya dan minum dengan tanganku sendiri.
"Merasa lebih baik?" tanya Sarah sembari memijat lembut lenganku.
"Ya" jawabku, merasa ragu.
"Apa yang sebenarnya terjadi Ava? Kau membuatku merasa cemas"
Aku terdiam mengingat kembali sekelibat bayangan yang muncul di kepalaku sebelum aku jatuh pingsan. Ya, semua tidak begitu jelas bahkan berputar dengan sangat cepat sehingga aku hanya dapat mengingat sedikit. Ada sebuah mobil yang datang dari arah yang berlawanan dan menabrak mobil yang kukendarai sehingga aku terdorong masuk ke dalam jurang. Itu ingatan yang mengerikan, aku bahkan gemetar ketakutan saat menyampaikannya kepada Sarah.
"Sepertinya kau mulai mendapatkan kembali sebagian ingatanmu yang hilang, Ava" ucap Sarah.
Ya, aku merasa agak lega mengetahui itu tapi entah kenapa aku merasa takut untuk mengingat segalanya. Aku takut dengan kenyataan, aku takut jika kecelakaan yang menimpaku punya alasan yang buruk di baliknya. Tapi di sisi lain aku menginginkan ingatanku kembali, aku ingin tahu bagaimana bisa aku mengalami kecelakaan di sudut desa terpencil, Pendleton, Oregon.
"Kau sudah sadar?" Adam muncul di ambang pintu kamar dengan segelas minuman hangat di tangannya. Ia masuk tanpa meminta izin lalu meletakkan gelas di atas laci kayu kemudian berkata, "Aku sudah berbicara dengan polisi, mereka mengatakan nomor plat mobilmu berasal dari Wyoming" jelas Adam.
Wyoming?
Aku melirik Sarah sejenak lalu kembali menatap si pemilik mata gelap, "Ini artinya mereka sudah menemukan rumahku?" tanyaku.
"Masih belum," sahut Adam, "Mereka perlu waktu untuk membuat laporan ke kepolisian Wyoming mengenai kecelakaan yang menimpamu, mereka akan kembali jika sudah menemukan kabar tentang keluargamu" jawabnya.
"Mereka pasti akan bekerja dengan cepat, Ava" sahut Sarah. Aku mengangguk mengerti.
"Jadi Adam, kalian tidak jadi pergi ke Washington untuk menemukan alamat rumah yang Ava ingat?" tanya Sarah kepada Adam.
Adam menatapku dengan sorot matanya yang datar, ia terdiam seperti sedang memikirkan sesuatu tapi kemudian ia hanya berkata, "Kondisi Ms Tanner tidak memungkinkan kami untuk pergi ke Washington"
Adam pergi keluar dari kamar tanpa menunggu jawabanku. Aku menatap Sarah dengan bingung sementara itu Sarah menyengir lebar kepadaku sambil berkata, "Sepertinya ada seseorang yang tidak ingin kau pulang"
Oh?
Pipiku memerah menyadari gurauan Sarah, aku menepuk pelan lengan wanita itu sehingga ia tergelak. Ah, Adam knox hanya mencemaskan keadaanku saja karena beberapa menit yang lalu aku pingsan tepat di dalam pelukannya. Lagi pula ia memang selalu pergi sebelum obrolan selesai. Sikap aneh yang ia tunjukkan bukan berarti karena ia ingin aku tinggal lebih lama lagi di rumahnya. Itu tidak mungkin.
Sarah menemaniku hingga sore hari. Kami menghabiskan waktu dengan menonton film bersama sehingga aku tidak terlalu memikirkan sekelebat bayangan yang muncul di kepalaku siang ini. Sarah mengatakan tidak baik kalau aku terus memikirkannya, akan lebih baik jika aku tidak memaksakan diri dan membiarkan ingatanku yang hilang tersusun sedikit demi sedikit seperti puzzle.
Setelah Sarah pulang intensitas suhu di ruang tengah meningkat karena Adam Knox yang muncul hanya dengan celana jeans robeknya. Ia mengenakan boots di kakinya, juga memakai topi di kepalanya, namun ia lupa meletakkan pakaian pada tubuh bagian atasnya.
Astaga.
"Aku ingin bertanya pendapatmu tentang Washington, kau tetap ingin pergi ke sana?"
Well, aku pikir ia sudah membuat keputusan tapi jika ia ingin mendengar jawabanku maka baiklah.
Aku mengangguk, "Ya, tapi aku tidak ingin membuatmu repot Mr Knox, kita hanya akan pergi jika kau punya waktu luang"
"Aku cuma seorang tukang kayu Ms Tanner, waktu ada di tanganku tapi aku pikir lebih baik jika kita tidak usah pergi ke Washington"
Kedua alisku bertaut bingung menatap Adam Knox yang mendadak mengutarakan pendapatnya lagi, "Mengapa?" tanyaku.
"Karena kondisimu tidak memungkinkan kau untuk menempuh perjalanan yang jauh" jawabnya.
"Tapi bagaimana dengan—"
"Aku punya seorang kenalan di Washington yang bisa mengurus hal ini, jika keluargamu memang masih tinggal di sana ia pasti akan menemukannya"
"Kau yakin kita bisa percaya kepadanya?" tanyaku dengan hati-hati.
"Kau meragukanku, Ms Tanner?" sela Adam.
Aku terdiam. Adam tampak tersinggung dan aku langsung merasa sungkan karena sudah meragukannya. Ia pergi dari ruang tengah sebelum aku dapat meminta maaf dan memperbaiki kalimatku yang telah membuat perasaannya tersakiti walaupun aku tidak bermaksud demikian.
Pria ini punya tempramental yang sangat buruk.
Aku mendengus dan kembali menyaksikan acara di televisi tapi mendadak aku merutuk pelan karena kalimat Sarah beberapa jam yang lalu terlintas di pikiranku, benarkah sikap Adam yang mudah marah dan aneh adalah tanda kalau ia tidak menginginkanku pulang?
— TBC —
Vote+comment for next!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Touched Of Tarzan (Completed)
RomanceAva menemukan dirinya terbangun di dalam sebuah rumah di tengah hutan dengan sebagian dari ingatannya yang menghilang. Adam Knox, pria asing yang menyelamatkannya dari kecelakaan maut berjanji kepada Ava bahwa ia akan segera menemukan keluarga Ava b...