6. Hati yang terluka

2.6K 266 78
                                    

"Lo, itu segalanya buat gua. Jadi seberapa banyak lo ngelempar pisau dan membuat hati gua sakit, gua tetep gak akan nyerah sama lo."

*** Gifarya Aditya Putra

"Hp lo bunyi tuh, angkat, gih! Berisik banget!" Komplain Fahmi sembari menyikut lengan Ari. Namun anak itu tak menghiraukan. Dia masih fokus menatap layar LCD di hadapanya dengan tangan yang terus bergerak menekan-nekan stik PS nya. Dan tentunya Fahmi langusng paham akan sikapa acuh Ari. Pasti anak itu sedang ada masalah. Terlebih lagi dia datang ke rumah Fahmi secara tiba-tiba tanpa memberi Fahmi kabar terlebih dahulu. Sebuah hal yang selalu Ari lakukan dikala dia habis bertengkar dengan ayahnya.

Selama empat tahun ini, setelah Fahmi menjadi sahabat Ari. banyak hal yang Fahmi ketahui tentang keluarga Ari. Dari perceraian kedua orang tuanya, Sang Ayah yang begitu keras terhadap Ari, dan kembaran yang Ari benci. Semua itu bukan rahasia lagi bagi Fahmi. Meski Ari terlihat sangat tertutup tapi, pada Fahmi dia begitu terbuka. Setipa kalia ada masalah Ari pasti selalu datang ke tempat Fahmi dan menceritakanya pada Fahmi. Ya.. meski  Fahmi perlu memancing Ari terlebih dulu guna mau cerita. Tapi anak itu tak pernah menyembunyikan apapaun dan selalu meminta pendapat Fahmi untuk jalan keluar. Yaa lebih banyak Fahmi tidak dapat memberikan jalan keluar pada Ari tapi, setidaknya dengan bercerita, Ari bisa menghilangkan unek-unek di dalam hatinya. Karena gunanya sahabat kan tempat untuk berbagi.

"Lo, berantem lagi sama bokap, lo?" Tanya Fahmi menebak." Tumben banget tiba-tiba dateng ke Jakarta tanpa ngabarin gua dulu."

Penasaran, sangat! Fahmi ingin tau kali ini masalah apa lagi yang sahabatnya itu sedang hadapi Hingga dia samapi terbang dari Bali ke Jakarta guna main ke rumah. Meski untuk Ari terbang dari Bali ke Jakarta itu tidak ada apa-apanya karena keluarga Ari adalah keluarga kaya. Tapi tetap saja untuk seorang pelajar pergi ke luar pulau seorang diri adalah hal yang tidak biasa.

Kebiasaan yang selalu Ari lakukan sejak Fahmi pindah ke Jakarta yaitu, menjadikan rumah Fahmi sebagi tempat pelarian saat Ari sedang bertengkar dengan ayahnya. Cowo itu selalu terbang ke Jakarta dan menginap di rumah Fahmi berhari-hari hingga perasaanya lebih baik lalu kembali ke Bali.

"Gua abis di usir dari rumah bokap gua, sekarang gua udah tinggal di Jakarta." Jawab Ari dan menghentikan gerakat tangan Fahmi seketika yang semula sibuk dengan stik PS nya. Cowo itu pun langusng menoleh ke arah Ari dengan wajah tak percaya.

"Are you serious? Kok, bisa??" tanya Fahmi syok, "sekarang lo tinggal di mana? Kenapa lo gak langung ke rumah gua?" Mata Ari masih fokus ke layar TV mengabaikan keterkejutan Fahmi saat ini.

"Gua tinggal di rumah nyokap gua." jawabnya masih dengan tangan yang asik memainkan stik PS.

"Sama kebaran, lo?"

Ari menganguk sembari meletakan stik PS nya ke meja. Permainan sudah berakhir saat gerakan tangan Fahmi terhenti dan Ari pun memenangkan permaian itu.

"Lo gak lagi bercanda, kan?" Fahmi masih tidak bisa percaya. Karena Fahmi tau betul konflik keluarga Ari serta kebencian Ari dengan kembaranya. Jadi tinggal lagi dengan kembaranya adalah sesuatu yang sangat-sangat mengejutkan.

"Lo, bilang lo benci banget sama kembaran lo, lo selalu menghindar kalu dia datang ke Bali. Terus kenapa lo malah tinggal sama dia?" Ari hanya angkat bahu kemudian menidurkan tubuhnya ke atas karpet. Sorot mata sendu itu terlihat samar di matanya namun Fahmi dapat menangkap sorot itu. "Lo, gak lagi bikin rencana bales dendam, kan?" Fahmi asal bicara namun di sauti serius oleh Ari. Anak itu mengangguk dan meng IYA kan

"Kalo iya emang kenapa?" Balik Ari bertanya dan languang membuat mimik wajah Fahmi tampak gusar. Wajah Ari saat ini tampak serius membuat Fahmi tak dapat membaca apakah Ari sedang bercanda atau serius."Kayanya ngebunuh kopian diri sendiri mah, gak dosa. Lagian dia itu udah kelamaan hidup enak. Gak baik buat dia. Sekali-kali dia juga harus ngerasain hidup menderita layaknya hidup gua."

The BondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang