•7•

29 13 1
                                    

Aku mempunyai keponakan lelaki yang hampir seumuran denganku, nama Yin. Bedanya tahun ini dia baru saja naik kelas sembilan— dan aku baru saja masuk SMA.

Yang aku tahu tentang Yin— dia suka bermain game mobile legend— seperti Marvel. Ah, kenapa juga aku menyangkut pautkan namanya lagi? Menyebalkan sekali. Ya wajar saja, mengingat bahwa mereka mempunyai hobi yang sama.

Yin mengirimkan chat kepadaku saat aku sedang membaca salah satu buku novel yang belum selesai aku baca kemarin. Lantas aku menghentikan kegiatanku, keningku mengkerut ketika membaca chatnya.

Yin:
Mabar Mobile Legend ayo?

Aku berdecak kesal, rasanya ingin sekali marah-marah didepannya. Jelas-jelas aku tidak punya game moba, bagaimana kami bisa bermain bersama coba?

Nana:
Gue g punya ml

Yin:
Tinggal download apa susahnya? Bantuin gue naikin rank lah Na

Aku terdiam. Kasihan juga keponakanku ini. Entah kenapa hatiku tergerak untuk mendownload aplikasi moba— meskipun aku belum tahu cara mainnya.

Itulah awal mulanya aku bisa bermain game moba game favorit Marvel.

*

Awalnya aku hanya merasa gabut, entah kenapa hatiku tergerak untuk memposting video galau di aplikasi WhatsApp, namun aku tidak menyangka jika akan di reply oleh Marvel.

Mengingat bahwa selama ini kami berdua jarang berkomunikasi, mungkin kalau eye contacts mungkin kami sering. 

Marvel:
Galau mulu perasaan, Na?

Kamu yang membuatku galau bodoh!

Ah, aku ingin sekali melontarkan kalimat itu terhadapnya, tetapi tidak dulu deh ... Soalnya aku mempunyai rasa gengsi yang tinggi— setinggi langit.

Nana:
Nggak kok

Marvel:
Eh, btw lo sekolah dimana sekarang, Na?

Nana:
Di SMA Strawflower, lo sendiri dimana, Vel?

Aku balik bertanya kepadanya, aku juga merasa penasaran dengan jawabannya.

Marvel:
Serius? Kita samaan, Na. Gue juga sekolah disitu.

Refleks mataku membulat sementara mulutku sedikit menganga ketika membacanya. Aku baru tahu jika Marvel sekolah di SMA Strawflower.

Tolong bangunkan aku jika ini mimpi!

Tidak mungkinkan jika aku satu sekolah lagi dengannya?

Apakah ini adalah kebetulan? Aku rasa iya.

Ini adalah fakta yang sangat mengejutkan. Aku tidak siap jika harus melihatnya berdekatan dengan cewek lain selain diriku sendiri.

Yah ... Meskipun waktu kelas delapan sampai sembilan aku sering melihatnya berdekatan dengan cewek lain tetap saja aku merasa tidak rela.

*

Aku tidak sabar bermain game Mobile Legend yang ternyata seseru itu. Wajar saja jika Rere juga sangat suka memainkannya— jauh hari sebelum aku mengunduh aplikasinya.

Mengingat hobiku sebelumnya ialah membaca dan menulis novel saja, namun entah kenapa akhir-akhir ini aku merasa tidak mood untuk melakukan kedua hal itu.

NANA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang