•13•

17 12 0
                                    

Saat aku dan Naufal masih menjalin hubungan asmara, dia pernah main bertiga dengan Marvel dan Arjun. Naufal bilang jika dia merasa sebal ketika mendengar obrolan keduanya.

Naufal:
Ayang tau ga? Masa tadi aku main sama Marvel sama Arjun, terus mereka berdua ngejelek-jelekin ayang, aku marah aslinya, tapi aku milih diem aja, takutnya mereka jadi curiga

Aku tidak menyangka jika Marvel dan Arjun ngomongin aku dibelakang. Entah kenapa Marvel menjadi sangat membenciku. Apakah karena aku yang telah mengakhiri hubungan kami untuk yang kedua kalinya? Entahlah, aku tidak peduli dengannya.

Dia selalu mengejekku dalam bermain mobile legend ketika hubungan kami sudah menjadi mantan. Padahal aku merasa bahwa permainanku tidak seburuk pada saat pertama kali bermain.

Setelah hubunganku dan Naufal berakhir— dia memutuskan untuk memilih asing denganku. Aku tak bisa lagi melihat story' WhatsAppnya karena nomorku sudah dihapus dari kontaknya.

Aku sebenarnya masih ingin menjalin pertemanan dengan kedua mantanku, hanya saja mereka yang tidak bisa.

Jika kemauan mereka berdua asing, aku bisa apa, huh?

Hari sudah larut, namun aku belum ingin tidur. Aku mengambil ponselku sebelum memiringkannya untuk login mobile legend.

Aku tidak menyangka jika Kayla meng-invite ku untuk bermain bersama— namun aku tidak menolaknya, melainkan menyetujuinya.

Dia menggunakan hero mage kesukaannya saat bermain bersama Arjun, aku dan juga Marvel saat aku dan Marvel masih berpacaran— kami berempat sering bermain mobile legend bersama, dia terlihat jauh lebih hebat dari pada yang sebelumnya, entah kenapa aku jadi curiga.

*

Arjun:
Na, gue bantu lo naikin rank, tapi lo jangan bilang siapa-siapa ya

Arjun:
Gue ga tega lo dijelek-jelekin Marvel karna rank lo masih rendah

Dan benar saja dugaanku waktu itu, kecurigaanku benar terjadi— ternyata waktu itu yang mabar denganku bukanlah Kayla melainkan Arjun— aku sudah menduga dari awal sebab saat bermain sangat jago— aku tidak percaya kalau yang bermain itu Kayla.

Arjun ternyata punya dua tiga akun mobile legend, dia menggunakan akun kecilnya untuk membantuku tanpa pamrih. Setiap malam kami berdua bermain mobile legend bersama. Arjun baik, dia tidak sejahat apa yang pernah aku kira.

Aku kira dia sama seperti Marvel yang membenciku tanpa alasan, ternyata dugaanku salah dan dari situ kami berdua menjadi dekat, namun aku tidak pernah menaruh harapan pada Arjun.

Dia memang baik, tetapi aku tidak boleh jatuh cinta kepadanya.

Kami berdua berbeda— aku merasa tidak pantas mendapatkan cowok seperti Arjun. Yup, benar! Aku merasa insecure terhadapnya.

Arjun selalu bercerita kepadaku tentang kisah asmaranya dengan Kayla dan aku selalu senang jika aku bisa memberi solusi untuknya.

Arjun sangat setia dan sangat ber-effort, sayangnya pacarnya kurang bersyukur memilikinya dan sahabatnya mengkhianatinya.

Aku tidak menyangka jika Arjun dan Kayla sudah putus. Beberapa minggu kemudian Kayla memposting foto Marvel— jujur aku sedikit shock. Aku merasa Arjun sangat terpukul sebenarnya.

Arjun:
Na, lo liat statusnya Kayla? Dia posting foto Marvel, gue ga nyangka sahabat gue mengkhianati gue, padahal dia tau kalo gue masih cinta sama Kayla

Marvel sialan memang, ternyata dia lebih memilih kehilangan sahabat daripada seorang cewek. Padahal Arjun selama ini telah menjadi sahabat yang baik untuknya, tapi balasan apa yang dia dapatkan dari Marvel?

Esok harinya Arjun menghampiri Marvel dikelasnya, jelas dia marah besar— mengingat bahwa dia sudah dikhianati sahabatnya.

Malamnya Arjun mabuk dan hampir membunuh Marvel— jika tidak dipisahkan oleh sahabatnya yang lain. Hanya karena satu cewek mereka berdua menggila.

Aku tahu soal itu karena Arjun sendiri yang bercerita. Sebenarnya aku kesal dengan Arjun karena sudah disakiti berulang kali oleh mantannya namun tetap mencintai mantannya. Ah, iya aku melupakan sesuatu, wajar saja jika Arjun susah move-on mengingat bahwa dia dan Kayla sudah tiga tahun lebih berpacaran. Karena dengan kejadian itu, persahabatan mereka berdua telah hancur.

Aku seolah menjadi payung untuknya, rela membiarkan diri sendiri kehujanan demi melindunginya dari derasnya air hujan.

Aku gagal untuk tidak jatuh cinta kepadanya, namun aku hanya bisa memendam perasaanku tanpa berniat untuk mengutarakannya. Dari Marvel dan Naufal aku belajar bahwa kalau sudah menjadi mantan maka akan asing dan aku tidak mau asing dengan Arjun.

Satu momen yang tidak akan aku lupakan adalah; Arjun rela kembali datang ke sekolah dengan pakaiannya yang basah karena air hujan— hanya demi aku.

Saat itu aku ada tugas sekolah berupa membuat produk makanan— aku tidak menyangka jika Arjun membantuku dengan cara membeli produk buatan kelompoku beserta empat tiga orang temanku.

Pembuatan produk kelompok kami waktu itu selesai pada sore hari, dimana langit gelap karena mendung serta rintikan hujan turun membasahi bumi.

Bel pulang sekolah memang sudah berbunyi dua jam yang lalu— tentu saja para murid membubarkan diri dan hanya beberapa murid saja yang masih singgah didalam sekolah beserta kelasku yang memang masih ada tugas kelompok.

Aku sedikit shock ketika mengetahui Arjun yang sudah pulang sekolah kembali ke sekolah hanya untuk membeli produk makananku itu— kami berdua bertemu di gerbang sekolah.

Tidak banyak berbicara— aku memutuskan untuk pulang terlebih dahulu— aku mengira bahwa Arjun masih ingin berada di warkop samping sekolah— ternyata dugaanku salah, dia diam-diam mengikutiku dari belakang dan kami pulang berdua pada saat itu.

Sejujurnya, aku lemah soal perasaan, aku merasa bahwa aku sudah jatuh cinta kepadanya, namun sebisa mungkin aku menepis perasaanku itu. Aku tidak ingin benar-benar jatuh cinta kepadanya karena endingnya pasti kami tidak akan menjadi kita.

Kami berdua hanya sebatas sahabat, tidak lebih.

Dan beberapa hari kemudian aku melihatnya kembali lagi ke pelukan mantannya, aku hanya bisa tersenyum dan berdoa agar dia tidak kembali disakiti oleh mantannya.

*

Aku pernah bermimpi Marvel berpacaran dengan Iva— pada akhirnya mimpiku menjadi kenyataan. Haha, jika diingat-ingat aku ingin meng-tertawakannya.

Marvel menelan ludahnya sendiri— janji-janji manisnya semuanya palsu— katanya dia tidak suka cewek friendly, tidak ingin berpacaran lagi, semuanya hanyalah omong kosong. Aku sangat membencinya.

Sebelumnya Naufal pernah berpesan kepadaku untuk tidak jatuh cinta kepada Gavin— tetangganya. Dia bilang bahwa Gavin adalah playboy yang suka bermain cewek.

Aku jadi ingat bahwa Naufal pernah meninggalkan Iva demi aku. Dan kini aku percaya dengan kalimat ini; Jika dia mampu meninggalkan kekasihnya demi kamu, maka besar kemungkinan dia juga akan ninggalin kamu jika menemukan seseorang yang lebih sempurna darimu.

Gavin memang akhir-akhir ini gencar sekali mendekatiku, dia ingin aku menjadi miliknya— tetapi karena pesan Naufal waktu itu aku tidak terbuai rayuan Gavin sedikitpun.

Menurutku Gavin memang seorang pemain, aku mengira hal itu bukan tanpa sebab saat kami berdua chatingan dia memanggilku dengan sebutan 'Sayang' padahal kami tidak berpacaran dan dari situ aku menyimpulkan bahwa dia seorang pemain.

o0o

TBC!

NANA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang