Bond

1.3K 199 6
                                    

Hari berganti hari, keadaan Namtan semakin membaik seiring berjalannya waktu. Berbeda dengan Off yang semakin hari semakin dihantui oleh halusinasi yang seolah ingin menunjukkan sosok dirinya di masa lalu. Sudah 4 hari sejak operasi Namtan, dan Off terus memimpikan hal yang sama. Namun saat ia bangun, ia selalu melupakan mimpinya.

Tak hanya Off, Icarus juga mengalami hal yang sama anehnya. Setiap kali ia tak sengaja bersentuhan dengan Off, bayangan akan suatu hal seakan melintas dipikirannya. Namun walau sekeras apapun ia mencoba, ia tak pernah bisa mendapatkan jawaban apapun atas apa yang ia alami.

Off selalu menghabiskan waktunya untuk bekerja dan menjaga Namtan. Dari siang sampai malam ia akan ada di rumah sakit untuk menjaga dan merawat Namtan. Kemudian malam harinya ia akan bekerja di sebuah bar yang cukup terkenal di kota itu yang diberi nama Heaven's Fall. Sudah beberapa tahun dia bekerja disana sebagai bartender.

Walaupun dia punya kekasih, namun kekasihnya itu sama sekali tak pernah menginjakkan kaki di tempat kerjanya. Off hanya akan datang dan pulang dari tempat itu seorang diri. Namun keadaan itu kini berubah. Sekarang ada Icarus yang terus mengekor Off kemanapun ia pergi. Menurut Icarus, ia sedang menjalankan tugas untuk mengawal Off selama sisa hidup Off di bumi.

Malam itu, seperti hari-hari sebelumnya Off dan Icarus berangkat menuju Bar tempat Off bekerja. Dengan berboncengan motor, Icarus mau tak mau harus berpegangan pada Off. Di momen itu, lagi-lagi sebuah gambar terlintas di pikirannya.

"Gun, aku mencintaimu!" Icarus bisa mendengar seseorang dengan wajah yang benar-benar mirip dengan Off Jumpol sedang berteriak kencang dalam pikirannya. Siapa dia? Siapa Gun? Kenapa kali ini ia bisa mengingat apa yang baru saja terlintas di otaknya?

"Off, apa kita pernah bertemu sebelumnya?" Tanya Icarus pada Off yang sedang mengendarai motornya.

"Seingatku aku tidak pernah berkenalan dengan malaikat lain selain kau."

"Kenapa rasanya seperti aku mengenalmu?"

Pertanyaan yang baru saja dilontarkan oleh Icarus rupanya juga pertanyaan yang selama beberapa hari ini Off simpan dalam hatinya. Entah mengapa, Off merasa seolah ia sangat mengenal sosok Icarus yang kini ada bersamanya. Off menginjak rem motornya secara mendadak kemudian menolehkan kepalanya pada Icarus yang ada di belakangnya.

"Kau juga merasakannya?" Tanya Off tiba-tiba.

"Merasakan apa?" Icarus balik bertanya.

"Seolah kau sudah mengenalku sejak lama? Seolah ada memori yang tersembunyi yang akhir-akhir ini ingin muncul ke permukaan?"

"Benar! Aku juga merasa seperti itu. Tiap kali kita tak sengaja bersentuhan, aku bisa melihat bayangan samar-samar sosok seseorang yang wajahnya persis dengan wajahmu. Dan dia selalu memanggil nama yang juga tidak terdengar asing bagiku."

"Siapa? Dia memanggil siapa?" Tanya Off sedikit panik, khawatir nama yang akan disebutkan oleh Icarus adalah nama yang selama ini seolah ia dengar dalam mimpinya.

"Gun?" Ucap mereka bersamaan.

Perasaan campur aduk berkecamuk dalam benak mereka. Mereka bertanya-tanya, siapa Gun? Kenapa mereka berbagi ingatan yang sama. Sesungguhnya takdir apa yang kini tengah mengikat seorang malaikat dan manusia? Siapa Icarus sebenarnya? Apakah mereka pernah bertemu sebelumnya?

"Apa kau pernah mengenal seseorang bernama Gun?" Tanya Icarus.

"Tidak. Aku tak pernah mendengar nama itu sebelumnya. Tapi akhir-akhir ini aku sering melihat sosok yang mirip denganmu dalam mimpiku. Ia bernama Gun."

Tanpa disadari, Icarus meneteskan airmata. Ia tidak tahu kenapa ia menangis tapi yang jelas dadanya terasa begitu sesak.

"Off, kenapa aku menangis?" Tanya Icarus.

Off tak menjawab. Hatinya juga ikut sakit melihat Icarus yang menangis tanpa sebab.

"Kenapa rasanya sakit sekali?" Tanya Icarus lagi.

"Bagian mana yang sakit?" Kini Off yang bertanya karena panik. Ia juga heran bagaimana mungkin seorang malaikat merasakan sakit.

"Aku tidak tau, Off. Rasanya aku ingin terus menangis tapi aku tak tau apa alasannya."

Off berbalik dan memeluk Icarus yang masih sesegukan sejak tadi. Berusaha menyalurkan rasa aman agar Icarus tidak merasa sakit lagi. Mungkin jika ada orang lain yang melihat, mereka akan berpikir bahwa Off memiliki penyakit mental. Karena memang hanya Off yang bisa berkomunikasi, melihat, dan menyentuh Icarus.

Entah kenapa ketika Off memeluknya, Icarus benar-benar merasa nyaman. Ia merasa seolah ada kerinduan yang tersampaikan lewat pelukan itu. Tangisan tanpa alasan tadi juga reda saat Off memeluknya.

Tak hanya Icarus, Off pun merasakan hal yang sama. Hatinya yang selama ini terasa dingin, menghangat saat ia merengkuh tubuh mungil seorang pria yang mengaku sebagai malaikat bernama Icarus.

Keduanya menyadari, ada sebuah ikatan yang menghubungkan mereka. Entah permainan takdir macam apa yang kini sedang mempermainkan mereka. Namun mereka tak tau bagaimana mereka bisa mendapatkan jawaban atas semua pertanyaan mereka.

Satu hal yang dapat mereka lakukan hanyalah menunggu. Menunggu hingga waktu memberikan jawaban. Menunggu hingga puzzle yang berserakan itu menjadi sebuah gambaran yang lebih jelas. Menunggu hingga ikatan yang tak nampak itu menunjukkan keberadaannya.

• I C A R U S •

Icarus [OFFGUN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang