Karena udah mau tamat, hari ini aku update 2 chapter sekaligus ya
Sekali lagi, kalau ada kritik sama saran yang membangun, boleg disampaikan, aku bakal terima dengan sangat senang hati hehehe
Makasih buat yang udah dukung cerita ini dengan baca, vote, komen.
Kalian bikin aku semangat nulisnya, jadi terharu :')
Selamat membaca...
Lafyuuu 😘😘😘●●●
Siang itu, rencana mereka berubah total. Awalnya mereka akan menginap di rumah Gun selama satu malam, lalu kembali ke kota tempat tinggal Off. Namun dengan keputusan Gun yang mendadak dan mutlak, siang itu Off berpamitan untuk kembali ke kota sendirian.
"Gun, aku akan pulang. Kau benar-benar tidak akan ikut denganku?" Tanya Off pada Gun yang sikapnya berubah dingin sejak tadi.
"Tidak, aku akan menjaga ibuku disini." Jawab Gun.
"Ibu bisa menjaga diri ibu sendiri. Kembalilah ke kota bersama Off." Ucap sang ibu.
"Tidak, Bu. Aku tidak ingin menyesal kedua kalinya."
Mendengar jawaban Gun, Off pun segera berpamitan pada ibu Gun. Tak ingin berada disitu dan menahan air matanya lebih lama. Ia tak ingin meninggalkan Gun tapi mungkin itu memang yang terbaik bagi mereka berdua. Lagi pula waktu yang Off miliki sudah tak lama lagi. Setidaknya dengan begitu Gun tak akan melihat kepergiannya.
Setelah Off meninggalkan tempat itu, Gun memeluk ibunya. Ia menangis sekencang-kencangnya. Meluapkan segala emosi yang ia tahan sejak tadi.
"Aku mencintainya, Bu."
"Lalu kenapa kau melepaskannya?"
"Aku tak siap kehilangan Off untuk selamanya. Jika aku melihatnya pergi mungkin aku akan lebih hancur dari ini, Bu. Lagi pula aku juga tak ingin menyesal lagi. Sudah cukup aku kehilangan ayah karena ulahku. Aku tak ingin kehilangan ibu juga."
"Apa maksudmu? Bukankah kau sudah melihatnya pergi tadi. Ibu akan baik-baik saja, Gun. Kau tak perlu mengkhawatirkan ibu."
"Pergi dalam arti yang lain, Bu. Kau tau, meninggalkan dunia. Seperti ayah."
"Apa? Apa Off sedang sakit? Lalu kau malah memilih berpisah darinya?"
"Tidak, panjang ceritanya bu."
"Bukankah kau terlalu egois? Ibu tau Off sangat mencintaimu, dan kau juga sangat mencintainya. Tapi kenapa akhir seperti ini yang kau pilih?"
"Aku tidak tau harus berbuat apa lagi, Bu."
"Ibu tidak mengerti apa yang sedang kalian alami. Kalau keputusanmu seperti itu, tidak apa apa. Tinggallah dulu di sini sambil pikirkan lah masalah ini dengan baik. Semua keputusan ada ditanganmu. Kau yang menentukan jalan yang akan kau ambil. Ibu hanya bisa mendoakan yang terbaik untukmu." Ucap sang ibu sambil mengusap kepala anaknta lembut. Sedangkan Gun hanya mengangguk dalam pelukan ibunya.
Sejak hari itu, Gun tinggal di rumah ibunya di desa. Sedangkan Off, ia meninggalkan semua rutinitasnya dan memilih untuk menyendiri dalam apartemennya. Ia tak lagi mengunjungi Namtan. Ia juga memilih untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya. Ia masih hidup tapi rasanya sudah seperti mati. Karena satu-satunya orang yang membuatnya merasa hidup memilih untuk menjauh darinya.
"Gun, aku merindukanmu." Ucap Off yang kini tertidur di atas meja makannya. Ia tak sadarkan diri akibat alkohol yang ia konsumsi. Dengan keadaan setengah sadar ia melirik ke arah kalender di ruangan itu. Lalu beralih ke sebuah jam dinding yang memperlihatkan pukul 6 pagi.
"Ah, waktuku sudah tinggal sedikit. Beberapa jam lagi lalu aku akan pergi. Tapi rasanya aku sudah tidak sanggup lagi. Tak bisakah dipercepat saja?" Rengeknya.
![](https://img.wattpad.com/cover/254342227-288-k162988.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Icarus [OFFGUN]
Фанфик[COMPLETED] Seorang malaikat secara tiba-tiba ditugaskan turun ke bumi untuk menolong seorang pria yang sedang berharap atas kesembuhan kekasihnya. Namun tugas yang mendadak itu rupanya membuat semua kenangan masa lalunya yang tak pernah ia ketahui...