Mereka melanjutkan perjalanan mereka setelah Icarus mulai tenang. Untung saja tempat kecelakaan mereka tadi jauh dari keramaian sehingga mereka tidak perlu berurusan dengan polisi. Namun jika deperhatikan lagi, bagian depan mobil mereka sekarang tampak sedikit penyok akibat berbenturan dengan tiang listrik.
Sesampainya di rumah mendiang neneknya, Off disambut baik oleh bibinya. Ia bisa melihat rumah yang dulu pernah ia tinggali masih utuh dan sama persis dengan saat ia meninggalkannya. Tak ada sedikitpun yang berubah. Bahkan ia masih ingat betul dengan setiap detilnya. Hanya saja, ada satu memori yang nampaknya dicabut paksa dari otaknya. Memori tentang seseorang bernama Gun yang sosoknya persis dengan Icarus yang saat ini ada bersamanya.
"Off, tumben sekali kau datang kesini? Bagaimana keadaanmu? Bibi dan Taotao sangat merindukanmu." Tanya sang bibi dengan ramah. Taotao adalah seekor anjing ras shiba yang dulu ia pelihara di rumah neneknya.
"Aku baik-baik saja. Bibi bagaimana? Aku merindukan tempat ini, Bi. Jadi aku datang kesini. Aku juga merindukan Bibi dan Taotao." Ucap Off pada bibinya yang tinggal seorang diri di rumah mendiang neneknya itu. Suaminya bekerja di kota lain dan setelah 23 tahun mereka menikah, mereka belum juga dikaruniai anak. Maka dari itu, bibinya sangat menyayangi Taotao yang pada awalnya adalah milik Off.
Dari kejauhan nampak Taotao berlari ke arah Off lalu bergelayutan pada tubuh Off. Rupanya anjing itu benar-benar merindukan Off yang sudah lama meninggalkannya. Setelah beberapa saat, Taotao nampak membuat gerakan memutar seolah sedang melingkar di kaki seseorang. Bibinya sangat bingung melihat tingkah Taotao tapi Off yang dapat melihat sosok yang saat ini sedang digelayuti oleh Taotao menganggapnya wajar. Hanya saja, ia yakin bahwa Taotao pasti mengenal Icarus. Ia juga semakin yakin, kepingan kenangan itu sedikit demi sedikit akan terungkap di tempat ini.
Off kini menyusuri rumah mendiang neneknya yang cukup luas itu. Barang-barang antik sejak neneknya masih muda pun terjaga dengan baik di tempat itu. Ia bisa melihat foto keluarga besarnya dipajang di dinding ruang tamu. Ia bisa melihat foto masa kecilnya bersama ibu dan ayahnya yang telah meninggal akibat kecelakaan beruntun yang sempat menjadi berita heboh beberapa tahun lalu.
Ia mulai memasuki kamar yang dulu pernah ia tinggali. Masih utuh sama seperti dulu. Semua barang-barangnya ada di sana, tepat pada posisinya. Bibinya merawat rumah ini dengan baik dan tak pernah membuang barang-barang milik keluarganya. Sehingga semua yang ada disitu walau ditinggal bertahun-tahunpun akan tetap berada disitu.
Beberapa piala dan medali kejuaraan lari terpajang di sebuah etalase di sudut kamarnya. Ya, saat Off masih kecil, ia sering mengikuti lomba lari yang diadakan di kota tempat tinggalnya itu. Di bawahnya etalase berisi piala dan medali itu ada sebuah laci kecil yang entah kemana kuncinya. Off merasa ia harus membuka laci kecil itu walau ia benar-benar lupa apa isi di dalam laci itu. Off berjongkok tepat di depan laci itu lalu mengecek kondisinya yang terkunci.
"Bibi, apa bibi tau kunci laci ini ada di mana?" Tanya Off pada sang bibi yang kini ada di belakangnya berdiri bersebalahan dengan Icarus.
Sang bibi terdiam. Keringat dingin menetes dipelipisnya. Ia seolah tak tau harus menjawab seperti apa pada pertanyaan Off yang satu ini. Off tidak bisa melihat keadaan itu karena saat ini ia masih fokus mencari kunci laci itu disekitar tempat ia berjongkok. Namun Icarus tau betul bahwa bibi Off sedang menyembunyikan sesuatu.
"Bi, apa bibi tau kunci laci ini ada di mana?" Off mengulangi pertanyaannya. Kali ini dengan menolehkan kepalanya ke arah bibinya yang masih mampak gugup.
"K-kuncinya, a-ada di kamar bibi. Bibi ambilkan dulu ya." Dengan nada sedikit bergetar dan tergagap, bibi Off akhirnya pergi meninggalkan ruangan itu untuk mengambil kunci laci milik Off.
Off menatap ke arah Icarus karena terheran melihat tingkah bibinya. Ia melafalkan kalimat "dia kenapa?" pada Icarus tanpa mengeluarkan suara. Sedangkan Icarus hanya mengendikkan bahunya, menyembunyikan kecurigaannya pada bibi Off.
Tak perlu menunggu lama, kini sang bibi sudah kembali dengan membawa sebuah kunci. Kunci yang bisa membuka laci kecil itu, yang nampaknya menyimpan kenangan-kenangan yang tak Off ketahui.
"Off, ini kuncinya. Bibi menjaganya dengan baik. Mungkin saat ini memang sudah waktunya kau mengetahui semua yang terjadi di masa lalu." Ucap bibinya.
Off dan Icarus merasa seolah jawaban atas pertanyaan mereka sudah semakin dekat setelah mendengar penuturan bibi Off tadi. Mereka yakin di dalam laci itu, ada sebuah rahasia yang tersembunyi.
Off membuka laci itu. Tak ada apapun, yang nampak berharga. Hanya sebuah kotak kaleng usang dengan aksen pita diatasnya yang nampak sangat girly. Mungkin milik seseorang yang ia kenal, atau justru milik Gun yang beberapa hari ini mengganggu pikirannya.
Dengan hati-hati, Off membuka kotak kaleng usang itu pelan. Dari belakang, Bibinya dan Icarus juga memperhatikannya. Setelah kotak itu terbuka, nampaklah beberapa lembar foto polaroid yang sudah mulai memudar. Foto yang memperlihatkan wajah Off dan entah itu Icarus atau Gun karena mereka memiliki wajah yang sama. Ataukah memang mereka berdua adalah satu orang yang sama.
Air mata kembali menetes membasahi pipi Icarus. Namun kali ini tak hanya Icarus yang menangis. Off juga meneteskan air matanya tanpa ia tau apa yang membuat perasaannya seolah tercabik-cabik setelah melihat foto-foto usang itu. Icarus mundur secara perlahan menjauh dari tempat itu sambil menutup mulutnya menahan tangis. Ia pergi begitu saja meninggalkan Off yang kini terduduk menahan dadanya yang sakit akibat perasaan yang selama ini tertahan dalam dirinya. Otaknya belum bisa menerima terjangan kenyataan yang saat ini menghujamnya tepat di jantungnya.
• I C A R U S •
![](https://img.wattpad.com/cover/254342227-288-k162988.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Icarus [OFFGUN]
Fanfiction[COMPLETED] Seorang malaikat secara tiba-tiba ditugaskan turun ke bumi untuk menolong seorang pria yang sedang berharap atas kesembuhan kekasihnya. Namun tugas yang mendadak itu rupanya membuat semua kenangan masa lalunya yang tak pernah ia ketahui...