Fragmented

1.2K 182 3
                                    

"P'Off." Suara Namtan membangunkan Off yang kini sedang tertidur di sofa kamar rawat Namtan. Ya, sejak semalam Off menginap di rumah sakit. Bahkan ia memutuskan untuk bolos kerja. Rasanya otaknya tidak berfungsi dengan baik karena kejadian aneh yang ia alami bersama Icarus.

"Ada apa?" Tanya Off setengah terjaga.

"Tumben kau tidur disini?" Rupanya semalam Namtan tidak menyadari kedatangan Off.

"Aku sedang banyak pikiran jadi aku bolos kerja. Lalu aku kesini saja sekalian menemanimu."

"Apa ada sesuatu yang mengganggumu?"

"Bukan sesuatu, tapi seseorang." Batin Off. "Hanya ada beberapa masalah pekerjaan yang membuatku pusing."

"Kau baik-baik saja? Beristirahatlah, kembalikah tidur. Maaf aku jadi membangunkanmu tadi."

"Tidak masalah. Bagaimana dengan kondisimu?"

"Aku merasa jauh lebih baik. Kurasa mukjizat benar-benar ada. Aku sendiri merasakannya saat ini."

"Syukurlah. Kau harus sembuh. Harus hidup lebih lama dan membuat orang-orang di sekitarmu bahagia."

"Tentu saja." Ucap Namtan dengan senyum khasnya.

"Namtan..." Panggil Off dengan nada serius.

"Maaf aku tidak bisa menemanimu siang ini. Aku harus pergi ke suatu tempat."

"Kemana?"

"Ke rumah mendiang nenekku yang ada di desa. Aku pernah tinggal disana. Hanya ingin mengingat lagi kenangan yang ku alami disana."

"Baiklah. Hati-hati di jalan ya."

Hari itu Off memutuskan untuk mencari puing-puing kenangan sosok Gun yang sepertinya runtuh begitu saja dari ingatannya. Mungkin saja ia mengenal Gun saat ia masih tinggal di desa. Tak lupa, Icarus akan selalu mengekor dibelakangnya agar ia bisa mengawal Off dan mendapatkan jawaban tentang teka-teki masa lalunya.

Kali ini, Off berangkat menuju desa dengan mengendarai city car milik mendiang ayahnya. Dengan Icarus yang duduk di sampingnya, mereka terus saja berbicara sepanjang perjalanan.

"Off, apa mungkin aku ada hubungannya dengan Gun?"

"Entahlah, aku juga tidak mengerti. Sebenarnya apa yang terjadi di masa lalu ku? Kenapa aku tak mengingat apapun."

"Aku juga. Sejauh ini yang ku tau hanya aku ditugaskan untuk mengawasi manusia, lalu sekarang aku ditugaskan untuk membantumu."

Di sela percakapan mereka itu tiba-tiba sebuah gambaran terlintas di pikiran mereka berdua. Mereka seolah melihat sebuah sebuah kilatan cahaya lampu mobil yang bergerak tidak beraturan. Setelah melihat gambaran itu, Off mengerem mobilnya secara mendadak yang membuat mobil yang ia tumpangi bersama Icarus itu tergelincir hingga menabrak sebuah tiang di pinggir jalan.

Off dan Icarus tidak terluka. Tapi saat Off menolehkan kepalanya ke arah Icarus, ia bisa melihat Icarus masih menatap lurus ke depan dengan tatapan kosong. Ia tau pasti bahwa Icarus masih mengalami penglihatan tentang masa lalu mereka yang hingga kini masih menjadi sebuah misteri.

Flashback On

Sebuah city car usang sedang melaju dengan kecepatan sedang di jalanan pegunungan yang sepi. Ada dua orang penumpang di dalamnya, satu mengemudi dan yang satu lagi duduk di samping kursi pengemudi.

"Kita mau pergi kemana, Off?"

"Kemana saja, asal bukan disini."

"Kita tidak mungkin melarikan diri selamanya kan?"

"Hanya ini yang bisa kita lakukan saat ini, Gun. Percayalah padaku. Kita akan baik-baik saja."

Seseorang yang dipanggil Gun itu menganggukkan kepalanya. Tentu saja ia sangat percaya pada seseorang yang saat ini ada di hadapannya.

Namun, sesuatu terjadi setelah itu. Dari kejauhan nampak sebuah mobil melaju begitu kencang menuju arah mereka. Setelah jaraknya mulai dekat, mobil itu nampaknya tergelincir hingga berputar dan bergerak tak beraturan. Kilatan cahaya lampunya menyilaukan mata Gun dan Off hingga mereka tak sadar bahwa mobil itu kini menabrak mobil mereka.

Flashback off

"Hey, kau baik-baik saja?" Tanya Off pada Icarus yang sejak tadi masih tetap dalam.posisi melamunnya. Icarus pun segera sadar, namun air matanya secara tiba-tiba menetes lagi tanpa bisa ia bendung.

"Off, apa kita baru saja bertabrakan?"

"Tidak, kita hanya menabrak tiang listrik kecil itu saja. Kau tidak terluka kan? Kau melamun cukup lama dan sekarang kau menangis lagi. Apa kau melihat sesuatu?" Tanya Off sambil menyeka air mata Icarus perlahan menggunakan tisu yang ada di mobil mereka.

"Aku melihat sebuah kecelakaan mobil. Di dalamnya ada kau, dan Gun."

"Tadi sepintas aku juga melihat bayangan kecelakaan. Tapi tidak begitu detail."

Icarus menangis lagi. Entah kenapa dadanya lagi-lagi terasa sesak. Seolah semua ingatan itu adalah miliknya. Ingatan yang begitu pahit yang rasanya ingin ia lupakan saja. Namun saat ini semua ingatan itu berusaha mendobrak kotak kenangan yang telah ia tutup sejak lama.

Off juga merasakan sakit dalam hatinya ketika ia melihat sosok malaikat dihadapannya menangis. Ia tak tau kenapa tangisan Icarus begitu menyakitkan baginya. Lagi-lagi, tak ada yang bisa ia lakukan selain membawa sosok mungil yang rapuh itu ke dalam dekapannya.

"Percayalah padaku, semua akan baik-baik saja."

Kalimat itu menjadi sebuah de javu yang terus menghantui pikiran Icarus. Ucapan seseorang bernama Off dalam penglihatannya, juga ucapan seseorang bernama Off yang kini ada di hadapannya. Kalimat yang membawa keteduhan, sekaligus menyebabkan luka yang belum sembuh itu bagai disayat sekali lagi.

• I C A R U S •

Icarus [OFFGUN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang