The Past

1.1K 168 11
                                    

"Off, kau baik-baik saja?" Tanya bibinya yang saat ini melihat Off terduduk sambil menangis di lantai kamarnya.

"Dia Gun kan, Bi? Dimana dia sekarang? Kenapa kalian menyembunyikan Gun dariku?" Ucap Off menggebu-gebu dengan emosinya yang meluap tanpa bisa ia hentikan.

"Iya, dia Gun. Dia hilang, Off. Sejak kecelakaan itu, ia belum ditemukan sampai sekarang. Polisi dan dan tim SAR sudah mencarinya. Tapi Gun tak pernah ditemukan. Sudah 11 tahun berlalu, bukankah artinya ia sudah lama pergi, Off. Bibi mohon, kau harus bisa menerima kenyataan ini."

"Bi, tolong jelaskan padaku. Apa yang sebenarnya terjadi antara aku dan Gun?"

Flahsback On

Off dan Gun adalah sepasang kekasih sejak mereka masih SMA. Mereka saling mengenal saat mereka berdua sama-sama mengikuti kejuaraan olahraga ditingkat kota mewakili sekolah mereka masing-masing. Saat itu Gun mewakili tim renang sekolahnya, sedangkan Off mewakili tim lari sekolahnya. Mereka dikarantina di gedung olahraga kota yang menyediakan semua fasilitas olahraga dan asrama bagi para atlet kebanggaan kota itu sesaat sebelum kejuaraan itu dimulai. Mereka bertemu saat Off yang tidak bisa berenang secara tidak sengaja tercebur ke kolam renang di gedung olahraga kota.

"Tolong! Siapapun tolong aku! Aku tidak bisa berenang!" Teriak Off sambil menggerakkan tangan dan kakinya panik setelah tercebur ke kolam akibat terpeleset lantai yang licin.

Gun yang baru saja selesai mandi setelah latihan renang melihat Off yang kesusahan bernafas di dalam air. Ia segera menceburkan diri ke kolam renang dan menolong Off yang sudah hampir tenggelam.

"Kau baik-baik saja?" Gun dan Off kini duduk bersebelahan di pinggiran kolam dengan baju yang basah kuyup.

"Terimakasih. Kau telah menyelamatkan nyawaku."

"Namaku Gun, Gun Atthaphan. Aku disini mewakili tim renang sekolahku."

"Aku Off, Off Jumpol. Mewakili tim lari."

Sejak pertemuan itu, mereka jadi tak terpisahkan. Walau berbeda sekolah, hal itu tak menghalangi Off untuk menemui Gun. Setiap pulang sekolah, ia akan berada di depan gerbang sekolah Gun yang tak jauh dari sekolahnya kemudian berjalan bersama menuju rumah mereka masing-masing yang memang satu arah dan jaraknya juga berdekatan.

Terkadang Off berkunjung ke rumah Gun, tapi beberapa kali Gun juga berkunjung ke rumah Off. Orang tua mereka saling mengenal. Bahkan Taotao anjing kesayangan Off juga sangat menyayangi Gun.

Awalnya mereka merasa hubungan mereka hanya sebatas sahabat yang dipertemukan oleh insiden terceburnya Off di kolam renang. Off yang merasa berhutang budi kepada Gun jadi ingin membalas kebaikan Gun dengan cara menjaganya.

Namun seiring berjalannya waktu, tumbuh perasaan yang tak wajar diantara keduanya. Sebuah perasaan yang biasanya dirasakan oleh pasangan hetero, kini mereka rasakan. Mereka menyadari hal itu merupakan sesuatu yang salah karena lingkungan mereka tinggal merupakan lingkungan yang masih kolot dan kaku. Tapi kenyataan itu tak mereka hiraukan. Mereka mencintai satu sama lain dan ingin menjaga satu sama lain.

Seperti pada kisah cinta terlarang pada umumnya, hubungan yang tak semestinya itu ditentang oleh orang tua Off, begitu juga lingkungan tempat mereka tinggal. Mereka tak mau Off dan Gun menjadi contoh yang buruk bagi lingkungan mereka sehingga keluarga Off dan Gun didesak untuk pergi dari desa kecil itu.

Malam itu, rumah keluarga Adulkittiporn begitu riuh dengan suara pertengkaran internal keluarga mereka.

"Off, kau tega melihat keluargamu dipermalukan seperti ini?" Bentak sang ayah pada Off yang hanya bisa menundukkan kepalanya.

"Aku mencintai Gun, Yah."

"Kau tak mencintai keluargamu sendiri?" Bentak sang ayah.

"Jangan memarahinya terus, Off tidak salah." Bela sang nenek sambil memeluk cucu satu-satunya yang kini sedang dimarahi oleh ayahnya atas sesuatu yang berada di luar kuasanya. Sejak kecil semua orang tau bahwa nenek Off sangat menyayangi Off.

"Aku tau aku salah, tapi aku tak bisa meninggalkan Gun, Yah. Aku mencintainya. Sama seperti aku mencintai keluarga kita. Sama seperti ayah mencintai ibu. Kumohon, izinkan aku tetap bersamanya, Yah."

Sebuah tamparan mendarat di pipi Off meninggalkan bekas kemerahan tanda betapa kerasnya tamparan itu. Air mata yang sejak tadi berusaha ia bendung mengalir begitu saja membanjiri pipinya yang memerah. Namun ia masih tetap pada posisinya memohon agar ia bisa tetap bersama Gun.

"Sompob! Dia ini anakmu!" Ucap sang nenek berusaha melindungi Off yang nampak tak berdaya di hadapan ayahnya.

"Anak macam apa yang membiarkan wajah keluarganya berlumuran lumpur akibat perbuatannya? Ayah membesarkanmu bertahun-tahun bukan untuk menjadi aib keluarga!" Bentak ayahnya. Cacian, makian tak hentinya keluar dari mulut ayahnya. Namun Jumpol tetap pada pendiriannya untuk mempertahankan Gun.

Di lain sisi, keluarga Gun yang juga didesak oleh warga desa justru melindungi putra semata wayang mereka.

"Ibu, maafkan aku, Bu." Ucap Gun memohon pada ibunya.

"Tidak apa-apa, Gun. Ibu mengerti, ini bukan salahmu." Dengan usapan lembut, ibu Gun membelai rambut anaknya yang kini terisak dalam pelukannya.

"Cepat hubungi si Adulkittiporn itu. Pergilah bersamanya ke suatu tempat yang jauh dari sini. Carilah tempat yang bisa menerima hubungan kalian. Ayah dan Ibu akan selalu mendoakan kalian." Ucap sang ayah sambil memberikan sebuah kunci mobil kepada Gun. Mobil city car usang milik keluarga Phunsawat yang biasanya digunakan oleh ayahnya bekerja.

Setelah menerima kunci itu, Gun segera berlari menuju mobil mereka yang terparkir di depan rumah mereka. Ia segera melajukan mobil itu menuju rumah keluarga Adulkittiporn. Dengan air mata yang terus menetes, Gun menghampiri Off yang kini sedang dicacimaki oleh ayahnya. Gun segera menarik tangan Off untuk keluar dari tempat itu. Ayah Off sudah mengambil ancang-ancang untuk mengejar mereka, namun dihalangi oleh nenek Off yang sangat peduli pada Off dan Gun.

Off duduk di kursi kemudi, sedangkan Gun disampingnya. Mereka segera pergi dari desa kecil itu masih dengan air mata yang terus mengalir dari kedua mata mereka.

"Darimana kau dapat ide untuk kabur, Gun?"

"Ayah yang menyuruhku. Ibu juga mendukungku."

"Aku berjanji akan selalu menjagamu." Ucap Off sambil mencium pucuk kepala Gun sekilas.

"Kita mau pergi kemana, Off?"

"Kemana saja, asal bukan disini."

"Kita tidak mungkin melarikan diri selamanya kan?"

"Hanya ini yang bisa kita lakukan saat ini, Gun. Percayalah padaku. Kita akan baik-baik saja."

Gun yang sangat mencintai Off hanya bisa mengangguk. Mempercayakan semua keputusan mereka kepada Off. Hanya bisa berdoa semoga saja keputusan yang mereka ambil ini bukanlah sebuah keputusan yang salah.

Namun, sesuatu terjadi setelah itu. Di jalanan terjal pegunungan yang gelap itu, dari kejauhan nampak sebuah mobil melaju begitu kencang menuju arah mereka. Setelah jaraknya mulai dekat, mobil itu nampaknya tergelincir hingga berputar dan bergerak tak beraturan. Kilatan cahaya lampunya menyilaukan mata Gun dan Off hingga mereka tak sadar bahwa mobil itu kini menabrak mobil mereka.

• I C A R U S •

Icarus [OFFGUN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang