Berawal dari sebuah proyeksi drama panggung, kemudian memutuskan untuk tinggal bersama dalam satu rumah. Bagaimana keseruannya?
Cerita ini hanyalah fiktif belaka.
Futa membuka mata. melihat langit-langit kamar sudah lebih terang karena pantulan cahaya dari sela-sela tirai jendela, ia tahu kalau ini sudah terlambat dari bangun pagi.
Ia mengambil ponsel di nakas. Benar saja, di layar ponsel menunjukkan pukul 9 pagi. Untungnya Futa sedang libur. Ia letakkan lagi ponsel itu ke tempat semula.
Kebiasaannya ini memang sulit dihindari; mager bangun pagi. Rasanya ingin tetap di tempat tidur seharian, tapi ia ingat kalau sekarang tidak tinggal sendiri.
Futa duduk untuk mengumpulkan nyawanya. Hawa kantuk masih menyelimuti. Setelahnya ia membuka tirai dan jendela. Benar-benar cerah. Lekas ia ke kamar mandi untuk cuci muka dan sikat gigi.
Lanjut Futa menuju meja makan. Di sana ada Naoki yang sedang mencuci piring.
"Pagi, kak Naoki—WOAH!" Futa malah terlonjak kaget.
Naoki menoleh karena ikut kaget, "Eh, kenapa?"
Futa menunjuk papan tulis yang terpajang di dekatnya, "Kaget."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Oh... hahaha... biasa anak-anak suka gambar di situ. Padahal buat nyatet jadwal." Naoki kembali mencuci piring, "oh, iya, tulis nama lo juga di sana, ya." lanjutnya.
Futa mengangguk, ia mengambil spidol yang ada di besi bawah papan tulis. Ia menulis nama dan jadwal hari ini.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Selesai Naoki mencuci piring, ia menghampiri Futa, "Ah, berarti lo doang yang libur hari ini."
