12. Renjun

48.8K 7.2K 445
                                    

Pagi itu, Haechan tengah berjalan memasuki area sekolahnya. Berbagai tatapan sudah menjadi makanan sehari hari Haechan. Tak apa, dia sudah terbiasa dengan semua itu.

Haechan masuk ke dalam kelasnya. Dia melihat ada Jaemin, Jeno, dan Renjun yang tengah berbincang dan sesekali tertawa.

Haechan menghampiri tempat duduknya. Sedikit menggeser tubuh Jaemin secara kasar, karena memang mereka sebangku.

"Yakk, apa maksudmu?!" Tanya Jaemin kesal.

Haechan mengabaikan ucapan Jaemin dan duduk di tempatnya. Dia mengeluarkan buku buku yang tak akan dibacanya sekarang ini.

Renjun dan Jaemin menatap Haechan tak suka. Sementara Jeno malah menatap Haechan dengan tatapan ragu.

"Lee Haechan." Aktivitas Haechan berhenti ketika Jeno memanggilnya. Dia lantas berbalik menatap lelaki itu.

"Yang kemarin, apa maksudmu dari kata—"

Jeno menghentikan ucapannya ketika Haechan menatapnya tajam.
"Bukan urusanmu."

Renjun mengerutkan keningnya tak mengerti.
"Kata apa?" Tanya Renjun.

"Bukan apa apa." Sela Haechan cepat.

"Yakk, aku tidak berbicara denganmu, dasar tuli." Balas Renjun kesal.

"Bukan apa apa, Renjun..." Ucap Jeno menengahi.

Han saem masuk ke dalam kelas.

"Baiklah, anak anak! Hari ini saem akan menyuruh kalian mendiskusikan mengenaoateri kita minggu lalu. Satu kelompok, 2 orang. Namanya akan saem tentukan."

Murid murid berdecak sebal. Mereka tak ingin mengerjakan tugas kerja kelompok, mengingat betapa mereka terlalu malas untuk melakukan tugas itu.

Setelah nama nama dibacakan, Renjun benar benar terlihat kesal, karena Haechan adalah teman sekelompok nya untuk melakukan tugas ini.

Jeno merangkul Renjun meski diiringi kekekhan kecil. Begitu pula Jaemin yang tertawa dengan raut wajah Renjun. Sementara Haechan tak begitu peduli.

"Yakk, Lee Haechan. Ikut aku pulang sekolah nanti." Ucap Renjun dengan nada tidak suka."

Haechan mengangguk pelan, dan kembali melakukan aktivitasnya.

Haechan mengikuti Renjun menuju halaman belakang sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haechan mengikuti Renjun menuju halaman belakang sekolah. Tempat mereka mengerjakan tugas kelompok itu.

Setelah duduk diatas rumput belakang sekolah, Haechan dan Renjun saling menyibukkan diri dengan tugas yang mereka kerjakan.

30 menit sudah mereka mengerjakan tugas itu. Hampir selesai, namun Haechan mendadak pusing.

Tes!

Renjun melotot kaget ketika melihat Haechan mimisan.
"Haechan~ah, hidungmu berdarah!"

Haechan menatap Renjun dan segera mengambil tisue di tasnya. Dia menyeka darah itu pelan, sudah biasa terjadi seperti ini.

Dear Hyung || NCT 127 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang