17. Mom

51.4K 7K 466
                                    

Mingyu melangkahkan kakinya ke dalam rumah. Rumah itu berantakan, dan hanya botol alkohol yang berserakan di lantai.

Mingyu menelusuri rumah itu, dia menemui sang ibu tengah meneguk botol soju yang ke sekian kalinya.

Mingyu menatap sang ibu dari kejauhan.

Selama ini dia tak ingin peduli pada dan ibu. Mingyu selalu membuang rasa belas kasih itu jauh jauh.

Mingyu menghela nafas, sambil mendekati sang ibu yang masih meneguk soju itu.

"Eomma...."

Sang ibu tak merespon. Dia tetap meneguk sojunya tanpa memperhatikan Mingyu yang tengah memanggilnya.

"Mau apa kau? Bukankah kau lebih suka diluar?!" Tanya sang ibu ketus.

Mingyu menatap ibunya nanar.

Dengan cepat, dia duduk di hadapan sang ibu dan merampas botol soju itu.

"YAKK—" Ucapan sang ibu terpotong ketika matanya bertemu dengan Mingyu.

"Eomma...." Panggil Mingyu sekali.

"Ada apa?!"

"Ada yang ingin aku katakan...."

"Apa?! Cepat katakan!!!"

Mingyu menggigit bibirnya kuat kuat. Mulutnya kelu untuk mengucapkan 1 kata itu.

Sang ibu menatap Mingyu heran. Sementara Mingyu berusaha menahan air matanya.

"Saranghae."

Pelan, namun terdengar begitu jelas.

Sang ibu mematung mendengar ucapan Mingyu. Sementara tangus Mingyu pecah saat itu juga.

"Hiks.... Eomma, gomawo.... Mianhae.... Kau sudah menyayangiku sampai saat ini, mian... Aku tak pernah menganggap kasih sayangmu itu ada... Jeongmal mianhae eomma...."

Mingyu menangis terisak. Kedua tangannya dia gunakan untuk menutup matanya. Meski begitu, dia tetap tak ingin dipandang sebagai lelaki cengeng oleh ibunya.

"Hiks... Eomma, saranghae.... Mian, aku tak bisa mengatakannya dari dulu... Hiks... Aku tahu selama ini kau ingin yang terbaik untukku... Hiks.... Kau tak ingin menyalahkanku atas kematian appa... Jeongmal mianhae, eomma....."

Tangus Mingyu semakin keras. Namun sang ibu tak merespon apa apa. Dia tetap tak bergeming di tempatnya...

"Eomma, mian—" Tangus Mingyu tertahan ketika sang ibu memeluknya erat.

"Kau memang tak pernah berubah, jika menangis, selalu menutup mata...."

Tangis Mingyu pecah saat itu juga.
"Eomma....."

"Mianhae, Mingyu~ya... Eomma selama ini mengabaikanmu. Selalu memukulmu, tak pernah mau memperhatikanmu, selalu sibuk, dan tak ada disampingmu untuk menemanimu..."

Mingyu menggeleng kuat.
"Akulah yang seharusnya minta maaf, aku—"

"Shhhttt... Tak pekru saling menyalahkan diri sendiri lagi, mulai sekarang kita akan memulai sedang dari awal. Kita mulai hidup baru, arra?"

"Ne, eomma."

Sang ibu tersenyum sambil kembali memeluk satu satunya orang yang masih dia miliki saat ini.

"Eomma, saranghae...."

"Nado saranghae, Mingyu~ya...."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dear Hyung || NCT 127 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang