Tubuh Haechan membeku.
Dia benar benar lupa.
Hari ini adalah ulang tahun Winwin!
Dan dia sama sekali tak mengingatnya.
Belum sempat Haechan membalas ucapan Yuta, Jaehyun keluar dari rumah dan menampar Haechan keras.
PLAAKKK!!!
"KENAPA KAU LUPA?!!! DIA MATI KARENAMU!!! KENAPA KAU LUPA?!!!!" Pekik Jaehyun marah sambil berurai air mata.
"Kau bahkan tak merasa bersalah padanya..."
"Dasar tuli sialan!!!!"
Memang, mereka semua baru saja mengunjungi Winwin. Tapi Haechan sama sekali tak ikut bersama mereka.
Haechan lantas dengan cepat berbalik dan berlari secepat yang dia bisa menuju gedung krematorium.
Rasa sakit di punggungnya dia abaikan. Haechan tak peduli.
Haechan sampai di gedung itu, dia lantas menuju krematorium Winwin.
"Winwin hyung...." Lirih Haechan dengan mata yang berkaca kaca.
Lantas, tangisnya pecah di depan krematorium Winwin. Haechan menangis dengan keras.
"Kau jahat sekali...." Ucap Haechan disela tangisnya.
Namun tiba tiba, Haechan terkekeh pelan.
Kekehan itu lama lama berubah menjadi sebuah tawa.
Tawa yang sangat keras. Haechan tertawa lepas sampai tak menyadari jika masih ada air mata yang mengalir deras di pipinya.
"Hahahahahah!!!! Sialan!!! Kau membuatku dibenci oleh semua orang!!! Hahahaha!!!! Apakah aku mulai membencimu saat ini? Hahahahhahaha lucu sekali!!!"
Secara tiba tiba lagi, Haechan menangis keras.
"Aku merindukanmu....""Hahaha hahahahhahah aku merindukanku sampai sampai aku jadi gila!!! Hahahahahahha!!!!"
Haechan tertawa, menangis, marah, kembali tertawa, menangis lagi, lalu marah, dan begitu seterusnya.
Dia tak tahu jika Yuta, Jungwoo, dan Mark ada disana melihatnya.
Ketiganya terdiam ketika melihat adik mereka tertawa sendiri, menangis keras, lalu marah, dan tiba tiba tertawa lagi, lalu menangis, marah, dan seterusnya sepeti itu.
"Dasar manusia sialan!!! Kau membuatku sepeti ini!!! Kenapa kau cepat sekali mati, eoh?!!! Kau menyusahkan semua orang dengan kematianmu!!!!"
"Dasar bodoh!!! Kau bunuh diri seperti orang yang punya beban hidup!!! Yakk!!! Aku lebih menderita darimu!!!"
Haechan marah besar didepan krematorium Winwin. Dia bahkan tak segan segan menunjuk krematorium Winwin sambil memaki maki peti kaca itu.
Taeyong dan yang lain datang ke gedung itu untuk menyusul Yuta, Jungwoo, dan Mark. Mereka begitu kaget melihat tingkah laku Haechan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Hyung || NCT 127 [END]
Fanfiction"Pembunuh tetaplah pembunuh. Maka sebagai gantinya, kau juga harus mati." "Harusnya kau yang mati, lantas kenapa harus dia?" "Semua ini karena kau!" "Ingat baik baik. Kau sudah melenyapkan satu nyawa, tolong berikan nyawamu sebagai gantinya." Suara...