Sebelum baca chapter ini, author mau kasih spoiler dulu😂
Taeyong dan Doyoung berdiri di depan rumah sakit jiwa yang Jaemin dan teman temannya maksud.
Keduanya sedikit ragu untuk masuk ke dalam.
"Kita masuk?" Tanya Taeyong.
Doyoung mengangguk.
Taeyong dan Doyoung perlahan masuk ke dalam rumah sakit itu.
Asri, tenang, dan sangat nyaman.
Namun rumah sakit jiwa tetaplah rumah sakit jiwa.
Tempat orang orang gila.
Taeyong dan Doyoung melewati lorong lorong. Tidak tahu harus bertanya pada siapa untuk menemukan Haechan saat ini. Akhirnya mereka memutuskan untuk menemui salah satu suster disana.
"Permisi, apakah benar ada pasien bernama Lee Haechan disini?" Tanya Taeyong.
"Eoh, Haechan?" Tentu saja ada, saya baru saja memberikan dia vitamin..." Jawab perawat itu.
Baik Taeyong maupun Doyoung merasa sedikit lega dengan jawaban perawat itu.
"Dimana dia sekarang?"
"Di pantai belakang rumah sakit."
"Gamsahaminda....."
Keduanya segera berjalan menuju pantai rumah sakit yang dimaksud perawat itu.
"Dimana dia?" Tanya Doyoung karena tak melihat keberadaan Haechan.
"Disana." Jawab Taeyong pelan.
Keduanya membeku ketika melihat adik yang sudah 3 tahun ini pergi dari rumah, tengah menatap kosong lautan yang terbentang luas dihadapannya.
Rambutnya sedikit berantakan karena diterpa angin pantai. Haechan tampak lebih tinggi, lebih dewasa, pipi gembilnya itu sudah tergantikan dengan rahang tegas yang membuat Haechan tampak berubah.
meski begitu, kulitnya tampak sangat pucat. Bibirnya yang dulunya semerah cherry itu, kini lenyap. Haechan tampak seperti mayat hidup dengan tatapan kosongnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Hyung || NCT 127 [END]
Fanfiction"Pembunuh tetaplah pembunuh. Maka sebagai gantinya, kau juga harus mati." "Harusnya kau yang mati, lantas kenapa harus dia?" "Semua ini karena kau!" "Ingat baik baik. Kau sudah melenyapkan satu nyawa, tolong berikan nyawamu sebagai gantinya." Suara...