Matahari bersinar. Cahaya juga sudah masuk melalui celah celah kecil dari jendela.
Membuat lelaki tampan itu membuka matanya perlahan.
Dia mengerjap beberapa kali, sbelum akhirnya dia sudah sepenuhnya sadar.
"Eoh? Taeyong~ah, kau sudah bangun?"
Taeyong menoleh ke arah Taeil yang tersenyum sumringah padanya. Tampak jelas sekali, jika pemuda itu kurang tidur dan lesu.
Mendengar suara Taeil, yang lain sontak saja bangun dan segera mendekati Taeyong.
"Sebentar, aku akan panggil Jaehyun..." Ucap Taeil pada Johnny.
"Hyung, kau sudah sadar? Ada yang sakit?"
Taeyong mengerutkan keningnya tak mengerti. Sakit?
"Dimana aku?" Tanyanya.
"Kau lupa? 3 hari yang lalu kau kecelakaan saat melihat krematorium Haechan. Setelah itu kau taknsafarkam diri...."
Kecelakaan?
Tak sadarkan diri?
Krematorium Haechan?
Bukankah tadi malam, dia baru saja tidur dengan Haechan?
Lantas mengapa—
Taeyong sontak terdiam. Menyadari ternyata semalam itu hanyalah mimpi.
Jaehyun masuk bersama Taeil. Jaehyun lantas segera memeeiksa kondisi Taeyong.
"Syukurlah kau baik baik saja. Aku sempat panik karena kau tak sadarkan diri selama 3 hari..." Gumam Jaehyun.
Taeyong tak merespon ucapan Jaehyun. Dia hanya terdiam sambil masih mencerna apa yang baru saja terjadi.
Bahkan dia tak sadar, jika dia menitikkan air mata.
"Taeyong~ah, gwaenchana?" Tanya Taeil dengan suara pelan.
"Hyung...." Panggil Taeyong pelan.
"Hmm?"
"Aku bertemu dengan Haechan di mimpiku..."
Mendengar ucapan Taeyong itu, Taeil dan yang lain lantas tertegun dengan mata yang berkaca kaca.
"Dia bilang...."
Aku sudah tak peduli lagi, bagaimana cara kalian menyayangiku. Apakah itu pura pura atau tulus, setiap orang memiliki cara tersendiri untuk menyayangi orang yang mereka cintai. Aku tahu, awalnya kalian memang pura pura menyayangiku secara tulus dan murni sebagai seorang saudara. Bukankah begitu?
Mereka semua seketika membeku mendengar ucapan Taeyong.
Tebakan Haechan tepat.
Sangat tepat.
Taeyong tersenyum senang, meski airmata terus saja jatuh dan membanjiri wajahnya.
"Aku sudah tak lagi menyesal...""Aku sudah tak lagi menyesali apapun, karena Haechan sudah tahu semuanya..." Ucap Taeyong lagi.
Hyung, jangan lagi menyesali apapun.
Kau tak salah, begitu pula aku, ataupun Winwin hyung. Tak ada yang bisa disalahkan atas semua hal yang sudah menimpa kita.
Aku tak marah, aku juga tak kecewa.
Karena aku menyayangi kalian...
"Anak itu sangat baik...." Lirih Yuta.
"Tentu saja, dia adik kita..." Balas Doyoung.
"Ya, Doyoung benar... Dia adik kita..." Sambung Johnny.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Hyung || NCT 127 [END]
Fanfiction"Pembunuh tetaplah pembunuh. Maka sebagai gantinya, kau juga harus mati." "Harusnya kau yang mati, lantas kenapa harus dia?" "Semua ini karena kau!" "Ingat baik baik. Kau sudah melenyapkan satu nyawa, tolong berikan nyawamu sebagai gantinya." Suara...