Keesokan paginya, Taeyong keluar dari kamarnya dan menuju gudang. Dia tahu, dia sudah mengurung Haechan seharian penuh di gudang itu.
Cek lek!
Taeyong membuka pelan pintu gudang itu.
Sunyi.
Dia tak mendengar suara apapun dari dalam, Taeyong jadi tak yakin apakah Haechan masih ada di dalam sana atau tidak.
"Haechan?" Panggilnya pelan.
Tampak Haechan bergerak dari sudut ruangan. Taeyong menghampiri anak itu dengan langkah pelan.
Matanya menatap Haechan tak percaya. Baju yang Haechan kenakan sudah kotor karena bercak darah. Taeyong tak tahu kapan pastinya, belum lagi ada banyak luka di sekujur tubuh Haechan.
Dia benar benar tak sadar sudah menyiksa anak itu sampai seperti ini.
Haechan perlahan bangkit dengan sekuat tenaga. Bertingkah seolah tak terjadi apa apa dengannya.
"Yakk, mau kemana?" Tanya Taeyong.
Haechan hanya diam sambil terus melanjutkan langkahnya menuju kamar.
Di kamar mandi, lelaki malang itu membersihkan semua lukanya dengan sangat hati hati. Sesekali meringis menahan sakit saat luka karena tertabrak mobil Mingyu di pelipisnya kembali terbuka.
Dia tak akan pergi ke sekolah hari ini.
Persetan dengan apa yang akan dilakukan Taeil dan yang lain nantinya. Yang lebih penting saat ini adalah ketiga sahabatnya tak tahu apa yang terjadi dengan Haechan.
Ya, mereka tak boleh mengetahuinya.
Mingyu sedang latihan basket bersama teman temannya siang itu. Mereka sudah pulang sekolah sejak 30 menit yang lalu dan sedang berlatih basket saat ini.
Namun ketika mereka sedang berlatih, Jeno, Jaemin, dan Renjun lantas menghampiri Mingyu dan teman temannya disana.
"Ada apa?" Tanya Mingyu ketus terhadap ketiga teman Haechan itu.
"Kau lihat Haechan?" Tanya Renjun.
Mingyu menaikkan sebelah alisnya dan menggeleng santai.
"Aku tak melihat anak itu..." Ucapnya tak acuh."Kau tidak sedang bermain main, kan?" Tanya Jaemin sedikit mengancam.
Mingyu terkekeh pelan mendengar ucapan Jaemin.
"Wahh wahh... Aku tak melihatnya, mungkin sekarang dia ada di rumah sakit?""Yakk, apa maksudmu?" Tanya Jaemin tak mengerti.
Dengan tanpa rasa bersalah sama sekali, Mingyu mengatakan alasan mengapa Haechan kemungkinan tak datang ke sekolah pagi ini.
"Mobilku tak sengaja menabraknya semalam."
Bukan hanya ketiga sahabat Haechan itu yang terkejut dengan jawaban Mingu. Tetapi teman teman Mingyu juga sangat terkejut dengan jawaban Mingyu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Hyung || NCT 127 [END]
Fiksi Penggemar"Pembunuh tetaplah pembunuh. Maka sebagai gantinya, kau juga harus mati." "Harusnya kau yang mati, lantas kenapa harus dia?" "Semua ini karena kau!" "Ingat baik baik. Kau sudah melenyapkan satu nyawa, tolong berikan nyawamu sebagai gantinya." Suara...