Prolog

20.1K 912 38
                                    

Aku tidak mengira takdir suka bercanda. Bahkan, dalam sekejap statusku berubah menjadi istri kedua?
~Riana Khaira Zulfa

"Talak aku saja, Mas." Riana mengepalkan telapak tangannya kala melontarkan permintaan tersebut.

Arga terdiam di tempat. Ia langsung menatap istrinya cepat. Talak? Dia tidak tuli untuk mendengar kata menyakitkan hingga dadanya terasa sesak.

"Talak?"

"Mbak Maida ternyata kembali. Dia tidak meninggal seperti apa yang semua orang kira. Aku di sini hanya pengganti."

Mungkin, semua beban telah bertumpang tindih di hati Riana. Dia tidak mengira kekuatannya akan seperti ini. Nyata, ia bisa menahan air mata dan mengucap permintaan yang sesungguhnya amat tidak diinginkan.

Sekali lagi, Arga menatap wanita di hadapannya. Wanita yang dibawa secara paksa dalam kerumitan rumah tangga. Wanita yang tidak pernah ia pedulikan tentang lukanya. Terakhir, wanita yang akhir-akhir ini mulai memenuhi kepalanya.

Arga membisu. Ia tidak berkata lantas meninggalkan dua wanita itu di ruang tamu. Dua wanita yang masih berstatus sebagai istrinya.

---HISNANAD---

"Saya terima nikah dan kawinnya Maida—"

"Ga!" Seorang lelaki paruh baya menyenggol anaknya.

"Hmmm." Arga setengah hati menyahut.

Beruntung ruangan hanya diisi beberapa tetangga dan sanak keluarga. Jadi, tidak ada rasa jaim yang Arga tutupi. Ia bersikap selayaknya lelaki yang tidak suka dengan pernikahan ini. Pernikahan kedua tanpa cinta dan sebelum lukanya sembuh seperti sedia kala.

"Saya terima nikah dan kawinnya Riana Zulfa Khaira dengan mas kawin uang sebesar satu juta dibayar tunai."

Riana tergagap kala bayang itu mampir di kepala. Dia tidak menyangka akan berada di situasi sulit. Semua orang telah mengira bahwa istri Arga bernama Maida telah meninggal dalam kecelakaan tunggal. Meski jenazah belum ditemukan, tetapi melihat kondisi mobil ringsek sudah menjadi penyimpulan semua keluarga bahwa Maida telah tiada.

Lantas, selepas seminggu kepergian Maida, Riana dimohon menjadi istri Arga, sepupunya sendiri. Bimbang. Namun, melihat tangis bayi tiga bulan tersebut, Riana menerima. Ia menerima menjadi ibu sambung, tetapi ia sedikit tidak terima menjadi istri dari lelaki es.

Riana tahu, semua akan menjadi sulit kala tatapan dingin itu selalu mendominasi. Ia tahu, jalannya akan terjal selepas menerima permohonan dan mengikuti kata hati. Namun, ia tidak menyangka jika statusnya berubah dalam satu hari saja. Ia menjadi istri kedua.

Helaan napas panjang Riana embuskan sekali lagi. Ia merasa dadanya sesak selepas meminta talak. Dia kembali jatuh pada lubang salah. Ya, selama sembilan bulan bersama dengan lika-liku rumah tangga, Riana menjatuhkan hati pada Arga.

Dinding Riana terlalu rapuh untuk didobrak oleh Arga. Dengan alasan lelaki itu pernah menggenggam perasaan Riana bertahun-tahun lamanya. Jadi, dia kembali kalah dan jatuh dengan cinta.

"Ri?"

Tergagap. Riana berdiri karena suara dingin yang menyelinap. Arga telah berada di ambang pintu. Tanpa sungkan, lelaki itu masuk ke kamar Riana dan menutup pintu.

"Mas?" Riana bertanya dengan ekspresi berbeda.

Di kedua mata Arga menyala sebuah kekhawatiran. Riana bisa melihat rahang lelaki itu mengeras.

Arga memangkas jarak dan memojokkan Riana ke dinding. Lelaki itu membingkai wajah istrinya dengan tatapan berbeda.

"Ri."

"I—iya, Mas." Jantung Riana kebat-kebit dilakukan demikian.

"Tatap aku!"

Patuh. Riana membuka mata yang semula menutup sempurna. Dalam jarak dekat, helaan napas Arga bisa dia rasa.

"Tidak ada talak." Kalimat itu meluncur seiring dengan jantung Riana yang bekerja cepat.

"Tidak ada talak. Maida dan kamu akan menjadi istriku."

Riana bergeming. Menjadi istri Arga? Dua wanita? Tuhan, dia salah apa hingga diberi cobaan untuk berbagi cinta?

"A—aku—"

"Aku mohon! Coba dulu!" pinta Arga seakan tulus.

Ini bukan mimpi kesiangan bagi Riana. Ini hanya tentang takdir yang kurang berbaik hati padanya. Menjadi istri kedua? Tidak pernah ada doanya yang berkata demikian? Lantas, kenapa harus dia?

Anggukan Riana menjadi saksi bahwa dia telah berada di fase tertinggi tentang cinta. Dia harus membaginya.

"Tenang, ini hanya sementara. Aku akan melepaskanmu selepas semua keluarga kembali menerima Maida."

Baik. Riana merasa kakinya kaku. Dia tidak mengira Arga bekata kalimat berisi jarum tak kasat mata. Hatinya tercabik mendengar tuturan tersebut. Semula, Riana mengira bahwa Arga menahannya karena telah tumbuh cinta. Nyata, lelaki itu tetap bongkahan es yang enggan luluh. Meski berkali-kali Riana coba, tetap saja semua sia-sia.

Tuhan, coba cabut nyawaku sekarang!

Riana berteriak dalam hati sebelum tubuhnya merosot ke lantai. Ini menyakitkan.

Menyerah [TALAK AKU, MAS!] (18+) (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang