Bagian 13 : Taman

247 33 11
                                    

♡.♡.♡

Tidak seperti hari minggu-hari minggu sebelumnya, pagi ini Zhilfa sudah tampil anggun mengenakan baju tosca lengan sepertiga, bawahan jeans hitam, dengan rambut yang diikat bagai kucir kuda. Jam tangan berwarna senada dengan bajunya pun sudah melingkar di pergelangan tangannya. Tak lupa sepatu kets berwarna putih yang sudah terpasang di kedua kaki mungilnya.


Zhilfa mengambil ponselnya di meja belajar, dan berniat mengecek pesan masuk. Namun, benda pipih itu tak kunjung menampilkan layar yang menyala.

Tok-tok-tok!

"Masuk!" sahut Zhilfa sebelum terlihat Zyland nongol dari pintu kamar.

"Bener kata orang, cewek kalo dandan seabad," sindir cowok itu. "Dari tadi ngapain aja, sih? Kayaknya gue keburu kalo berangkat umroh dulu."

Zhilfa mendengus sebal. "Lebay! Gue dandan nggak selama itu, kali."

"Terus, udah kelar belom? Ayo buruan, keburu siang."

"A-anu ... HP gue lowbat, lupa di-charger. Kalo kita nunggu tiga jam sampe batre HP gue penuh, boleh?" tanya Zhilfa hati-hati.

Tanpa Zhilfa sadari, Zyland tersenyum penuh arti, sangat tipis dan dalam waktu yang singkat.

Cowok itu kemudian menggeleng. "Keburu siang, Zhil, nanti panas."

"Iya, sih," Zhilfa berkacak pinggang. "Tapi kalo ada chat atau telepon masuk gimana? Gue juga niatnya mau selfie di sana. Kan lo bilang tempatnya bagus."

Zyland tersenyum. "Ada HP gue."

Setelah menimbang-nimbang cukup lama, akhirnya Zhilfa memutuskan untuk meninggalkan ponselnya dalam keadaan ter-charger. Ia kemudian meminta tolong kepada Bi Asih untuk mencabut kembali setelah baterai ponselnya terisi penuh.

Keduanya pun berpamitan kepada Bi Asih, kemudian langsung bergegas untuk pergi. Zyland mulai menyalakan mesin motornya dan mengenakan helm sebelum Zhilfa naik.

Tadinya, mereka akan pergi menggunakan sepeda. Namun, cowok itu merasa lebih baik jika menggunakan motor, karena perjalanan yang akan mereka tempuh cukup jauh. Semoga saja tidak ada razia oleh Pak Polisi.

"Sebenernya, tempat yang lo maksud itu di mana, sih? Sampe harus pake motor segala." Zhilfa mulai membuka suaranya.

"Nanti juga lo tau," sahut Zyland. "Tapi sekarang kita main di mall dulu, habis itu jajan di Alun Alun. Mau, nggak?"

"MAU!" Zhilfa berseru antusias.

Zyland tertawa kecil sebelum berkata, "Dasar bocah."

Zhilfa menggetok pelan helm bagian belakang yang Zyland kenakan. "Enak aja!"

Setelah sampai di gedung besar bertuliskam "Ciamis Mall", mereka langsung masuk ke dalam untuk bersenang-senang sejenak.

Zyland menoleh. "Main game master, yuk?"

Dengan cepat Zhilfa menggeleng. "Bosen, ah."

"Terus mau apa?"

Zhilfa tertawa pelan seraya mengatakan, "Mandi bola."

"Hah?!"

"Kenapa, Lan?"

Zyland terlihat ragu. "Lo s-serius?"

Kembara Kembar MusuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang