♡.♡.♡
Di chapter ini, Letta sengaja nggak nyelipin banyak dialog. Dan chapter ini mungkin bakalan jadi chapter terpendek KKM:v
Tapi, sebaiknya baca aja, jangan ada yang terlewat, atau kalian bakal nyesel karena nggak ngerti pas skip ke chapter 13.
Baiklah, selamat membaca♡!
***
Di penghujung waktu yang hendak berganti, Zhilfa duduk di pinggir kolam renang rumahnya sambil menjelajahi pikirannya sendiri. Ditemani indahnya semburat jingga dari sang senja, Zhilfa mulai tersenyum tipis kala memutar memorinya bersama beberapa peristiwa hari ini.
Bagai video yang sedang diputar ulang, potongan kejadian tadi siang terlintas di pikiran Zhilfa. Tepatnya sepulang sekolah saat gadis itu pulang bersama Zyland.
Seperti yang kalian tahu, Zyland mengajak saudari kembarnya itu pulang sekolah bersama saat di kantin. Begitupun tadi pagi ketika semesta memaksa mereka berangkat bersama ke sekolah. Takdir memang semenggemaskan ini.
Setelah sahabat-sahabatnya meyakinkan Zhilfa untuk berdamai dengan Zyland, gadis itu perlahan mulai memaafkan saudara kembarnya. Benar kata Lala, Hanin, dan Nadya. Berdamai akan membuat ia dan saudara kembarnya bahagia, bahkan mungkin dapat membahagiakan satu sama lain.
Zyland adalah satu-satunya saudara yang ia punya. Seandainya ia sudah tak lagi bersama kedua orang tuanya, kepada siapakah ia akan bersandar di kala keadaannya rapuh? Zhilfa juga percaya bahwa ini merupakan jalan yang Allah berikan untuk memperbaiki hubungan persaudaraannya dengan Zyland.
Sesaat kemudian, Zhilfa teringat ucapan Bi Asih, "Kamu sama Zyland udah biasa berantem. Apa rasanya aneh? Nggak, kan? Nah, ibarat gitu. Bibi yakin, awalnya memang terasa aneh, tapi lama-lama rasanya akan biasa saja, bahkan kalian akan sama-sama bahagia. Percaya sama bibi."
Memang benar, awalnya mungkin akan terasa aneh, namun lama-kelamaan justru akan baik-baik saja. Dan jika seandainya mereka berdamai, mereka akan sama-sama merasa bahagia, seperti apa yang dikatakan Lala di kantin.
Lamunan Zhilfa buyar ketika seseorang menepuk bahu kiri Zhilfa.
"Ngelamunin apa, sih? Awas nyebur ke kolam, terus kesambet," celetuk Zyland yang tiba-tiba menghampiri Zhilfa.
"Lo kek setan, dateng-dateng ngagetin," dengus Zhilfa.
Zyland tertawa kecil, kemudian berjongkok di samping Zhilfa. "Ya maap. Lagian, lo ngapain duduk di sini sendirian? Udah mau maghrib, tau. Lagi kasmaran, ya, lo?"
Zhilfa memukul pelan lengan Zyland. "Enak aja! Emang apa hubungannya, hah?"
"Siapa tau lo lagi kangen sama si Raga, makanya tadi ngelamunin dia di sini."
Mendengar Zyland menyebut nama Raga, Zhilfa jadi teringat cowok itu. Sedetik kemudian, gadis itu mengukir senyuman di bibir manisnya.
"Nah, loh! Senyum-senyum sendiri kek orang nggak waras. Ih, serem." Zyland bergidik ngeri, kemudian berlari meninggalkan Zhilfa.
Zhilfa mengejar Zyland. "E-eh, Zylandak! Tungguin! Udah mau maghrib, gue takut."
⚠️⚠️⚠️
AREA BEBAS DIALOG!
(Untuk beralih ke chapter selanjutnya, Letta tetep nyaranin kalian membaca hingga akhir paragraf, terima kasih)***
Tak terasa, beberapa hari pun berlalu setelah Zyland dan Zhilfa resmi berdamai. Mereka berdua nampak lebih akur dari sebelumnya, membuat orang-orang di sekitar mereka ikut bahagia melihat perubahan keduanya.
Keduanya pun kini sering menghabiskan waktu bersama. Dari mulai Zyland yang membantu Zhilfa dan Bi Asih memasak, menonton televisi bersama, sholat berjama'ah, bermain dan bercanda berdua di kamar Zyland, hingga keduanya bercerita tentang banyak hal.
Dan pagi tadi, sebelum Zyland berangkat ekskul rutin di hari sabtu, cowok itu mengajak saudara kembarnya jalan-jalan berdua ke suatu tempat. Zyland mengatakan bahwa suasana dan pemandangan di sana bagus, dan Zhilfa pasti suka saat berada di sana, membuat Zhilfa sendiri tak bisa menolaknya karena ia sangat penasaran dengan tempatnya.
Tanpa adanya rasa curiga sedikitpun, Zhilfa menerima ajakan Zyland. Kapan lagi ia akan jalan-jalan saat hari minggu? Gadis itu sungguh tak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini.
Mereka sepakat akan berangkat besok pagi. Karena besok merupakan hari minggu, sekolah pun libur. Zhilfa akan merasa bosan jika harus berada di rumah seharian. Maka sebaiknya ia jalan-jalan bersama Zyland.
Dan malam ini, di balkon, dua gelas susu cokelat menemani Zyland dan Zhilfa yang tengah menikmati keindahan malam hari. Awalnya memang terlihat pekat, namun itu tak membuat sang nabastala nampak buruk. Karena setelah itu, bulan dan bintang senantiasa hadir untuk menemani nabastala agar tak merasa kesepian.
Seperti persaudaraan Zyland dan Zhilfa. Ibaratnya Zyland adalah langit malam, dan Zhilfa adalah bulan yang akan menemani Zyland, sedangkan bintang merupakan teman-teman dan keluarga yang selalu men-support keduanya.
Awalnya mereka memang tidak pernah akur. Namun, siapa sangka jika keduanya kini berdamai, bahkan sudah saling menerima dan memaafkan satu sama lain.
Tetapi, benarkah kisah mereka hanya akan berakhir seperti ini? Oh, tentu tidak! Karena sejauh ini masih sangat banyak konflik dan kejadian yang belum kalian nikmati. Maka dari itu, ikuti terus perjalanan si kembar. Sampai bertemu di BAB berikutnya!
□□□
To Be Continue !
_nyctophilesm
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembara Kembar Musuh
Teen FictionDianugerahi bayi kembar merupakan hadiah istimewa bagi sepasang suami istri. Namun, itu tidak berlaku untuk keluarga Wiguna. Tidak seperti saudara kembar pada umumnya, Zyland dan Zhilfa tak pernah akur barang sedetik. Keduanya seolah dilahirkan hany...