♡.♡.♡
Selepas turun dari roooftop, Zhilfa melangkahkan kaki mungilnya menuju Ruang UKS karena tak lagi bisa menahan rasa nyeri di perutnya. Setidaknya, ia akan mengistirahatkan diri di UKS.
Setelah meminum obat pereda rasa nyeri dan merebahkan diri di ranjang UKS dengan bantuan petugas PMR, gadis itu mengeluarkan ponselnya dari dalam saku rok untuk menghubungi sahabatnya.
Drttt!
Di sisi lain, Lala segera membuka ponselnya ketika mendapat notif dari Zhilfa yang mengabari bahwa gadis itu sedang berada di UKS. Bel istirahat belum lama berbunyi, sesegera mungkin Lala mengajak Hanin dan Nadya untuk menemui sahabatnya itu.
"Zhilfa kenapa emang?" tanya Hanin pada Lala, yang hanya dibalas gelengan kepala.
Lala tidak tahu penyebab sahabatnya itu bisa sampai masuk UKS. Zhilfa hanya mengatakan bahwa ia sedang di UKS tanpa memberikan alasan. Lagipula, selama masih bisa bercerita langsung, kenapa harus di sosial media? Mungkin nanti Zhilfa akan bercerita padanya, pikir Lala.
Sesampainya di UKS, Lala, Hanin, dan Nadya langsung menghampiri Zhilfa.
"Kok bisa sampe masuk UKS, Zhil?" tanya Nadya.
"Pingsan gara-gara kelamaan berdiri di depan kelas, ya?" Hanin mulai menebak.
"Ah, gue tau! Pasti karena lo belum makan, makanya pingsan," timpal Nadya dengan gaya percaya dirinya.
"Atau ... jangan-jangan lo cuman numpang ngadem di UKS. Iya, kan?!" tuduh Lala.
Zhilfa menoyor pela kepala Lala. "Jangan ngadi, deh. Gue nggak se-memalukan itu, kali, La."
"Terus kenapa, dong?" tanya Lala.
"Oh iya, kok tumben nggak ngerjain tugas Bahasa Sunda? Biasanya paling semangat," celetuk Hanin.
"Aduh ...," keluh Zhilfa menatap ketiga sahabatnya bergantian, "Kalian mau nengokin gue atau mau nginterogasi, sih?!"
"Kita kan cuman nanya," ucap Lala, Hanin, dan Nadya berbarengan.
"Nanya satu-satu, dong, nanti juga gue jawab, nggak sabaran banget. Lagian, nanti gue pasti cerita ke kalian." Zhilfa memanyunkan bibirnya, namun justru malah mengundang gelak tawa dari ketiga sahabatnya.
"Hahaha ... lo kok makin jelek kalo pout kayak gitu?" ledek Nadya.
"Tuh, kan, malah diledekin!" rajuk Zhilfa sambil cemberut, membuat mereka kembali tertawa.
"Udah, ah, nggak usah cemberut, nanti cantiknya ilang. Mending lo cerita kenapa bisa sampe nggak ngerjain tugas, dan kenapa sekarang lo bisa masuk UKS," ucap Lala setelah menarik napas panjang.
Zhilfa menghela napas. "Ya udah, tapi jangan di sini. Kalian udah jajan belum?" tanyanya kepada tiga sahabatnya, yang hanya dibalas gelengan kepala oleh ketiganya.
Akhirnya, mereka berempat memutuskan untuk pergi ke kantin. Zhilfa hanya membeli teh hangat karena ia merasa tidak lapar. Lala memesan batagor, sedangkan Hanin dan Nadya membeli roti dengan sebotol air mineral.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembara Kembar Musuh
Teen FictionDianugerahi bayi kembar merupakan hadiah istimewa bagi sepasang suami istri. Namun, itu tidak berlaku untuk keluarga Wiguna. Tidak seperti saudara kembar pada umumnya, Zyland dan Zhilfa tak pernah akur barang sedetik. Keduanya seolah dilahirkan hany...