Bagian 16 : Perubahan

381 39 7
                                    

♡.♡.♡

Kicauan burung kenari menyambut baskara yang muncul semilir dari ufuk timur. Satu per satu dari mereka mengawal menuju pohon rambutan yang berjajar rapi. Sang ayam jantan milik tetangga pun berkokok dengan gagah, seakan tak mau kalah bersaing dengan merdunya kicauan sang kenari.

Sama seperti hari-hari sebelumnya, pagi ini Zyland sudah bersiap berangkat sekolah dengan membonceng Zhilfa menggunakan sepeda kesayangannya. Tak lupa untuk terlebih dahulu berpamitan kepada Bi Asih dan Pak Bayu.

Sejak dini hari itu—saat di mana Zyland merasa sangat menyesal atas perbuatannya, Zyland benar-benar bersikap tulus kepada Zhilfa. Mereka sering menghabiskan waktu bersama. Bahkan tak ada lagi rasa benci atau dendam di antara keduanya.

Kini, Zyland dan Zhilfa sudah benar-benar bisa disebut sebagai saudara kembar. Dan sejak saat itu, perlahan Bi Asih mulai memercayai ketulusan Zyland terhadap Zhilfa.

Pak Rakha Satya Wiguna dan Bu Sharaz Shyakierra—selaku kedua orang tua si kembar—tentu sangat bahagia saat mengetahui bahwa putra-putri kembar mereka kini sudah berubah menjadi akur dan lebih baik dari sebelumnya. Namun, mereka belum mengetahui tragedi malam itu.

Pak Rakha memutuskan untuk menyelesaikan pekerjaannya di Makassar satu bulan lebih cepat dari plan, agar bisa segera kembali pulang ke rumah. Tapi, mereka sepakat untuk tidak memberitahu Zyland dan Zhilfa. Pak Rakha dan Bu Sharaz berencana akan memberikan surprise untuk putra-putri kembar mereka.

***

Sesampainya di sekolah, si kembar berjalan beriringan hendak ke kelas masing-masing. Zyland yang menuju ruang kelas IX-5, dan Zhilfa yang lebih dulu masuk ke kelas IX-2.

Mengenai Zyland yang pada saat sengaja meninggalkan Zhilfa di taman luar kota, tidak ada yang tahu soal itu selain Zyland, Bi Asih, dan METEÖR SQUAD—geng Zyland bersama ketiga sahabatnya—mereka seolah sepakat untuk tidak memberitahukan ini kepada siapapun, termasuk kedua orang tua Zyland dan Zhilfa. Bahkan, sampai saat ini Zhilfa tidak mengetahui bahwa yang waktu itu menjemputnya bukanlah Zyland, melainkan Arsalan.

Mereka berpikir, yang lalu biarlah berlalu. Toh, Zyland sudah menyesal dan berjanji tidak akan melakukan hal buruk apapun pada saudarinya.

Namun, seandainya Zyland bersikap keterlaluan lagi pada Zhilfa, Bi Asih tak segan-segan memberitahu perbuatan Zyland sebelumnya terharap Zhilfa kepada semua orang, termasuk majikannya.

Kini di kantin, dengan suasana yang tak ramai, Zyland, Syahrul, dan Yuda menghampiri Arsalan untuk bertanya alasan di balik Arsalan yang waktu itu tiba-tiba rela menjemput Zhilfa selarut itu.

Arsalan yang tak pandai berbohong akhirnya menceritakan semuanya dengan berkata seadanya. Dari situlah mereka mengetahui bahwa salah satu teman mereka ini mengagumi Zhilfa sejak pertengahan memasuki kelas VIII.

Sore itu, sepulang latihan basket, Arsalan tak sengaja bertemu Zhilfa di mini market perumahan. Ya, kalian tahu bahwa mereka satu perum, namun berbeda komplek.

Karena merasa tidak mungkin jika berhutang di mini market, Arsalan yang sadar bahwa dirinya lupa membawa uang pun akhirnya berniat untuk kembali ke rumah dengan mengambil uang untuk membayar belanjaannya, yaitu minuman isotonik favourite-nya.

Namun, sebelum Arsalan meninggalkan mini market, tanpa persetujuan cowok itu, Zhilfa menyodorkan beberapa lembar kertas bergambar pahlawan dengan tujuan memberikan pinjaman untuknya. Arsalan yang kebingungan pun mengernyitkan dahi.

Dengan santai Zhilfa berseru, "Ambil aja dulu."  Tangannya masih menyodorkan beberapa lembar uang kertas.

Arsalan menggeleng pelan. "Nggak usah."

Karena sebal, akhirnya Zhilfa meraih tangan Arsalan untuk memberikan lembaran itu. "Cepetan bayar, atau gue tikung duluan bayarnya. Lagian, emang lo mau bolak-balik ke rumah terus ke sini lagi cuma buat bayar sebotol minuman?"


Arsalan sempat heran, darimana gadis ini tahu bahwa ia kebingungan untuk membayar belanjannya?

Karena tak punya pilihan lain, terpaksa cowok itu menerima bantuan Zhilfa. Ia meraih lembaran kertas bergambar pahlawan itu dari tangan Zhilfa, kemudian membayar minumannya.

Setelah keluar dari mini market, mereka berjalan beriringan untuk pulang ke rumah masing-masing. Tak terlalu banyak percakapan di antara keduanya sepanjang perjalanan, hanya untuk sekedar basa-basi agar tak terkesan canggung.

Seperti halnya Arsalan yang bertanya, "Lo beli cemilan sebanyak ini buat siapa aja?"

Kemudian Zhilfa menjawab, "Gue suka banget nyemil, makanya suka jajan."

Dari situlah Arsalan mengetahui satu fakta tentang Zhilfa. Dan rasanya sangat senang.

Sesampainya di rumah, untuk kali pertamanya ia merasakan hal aneh di dalam dirinya. Ini perasaan terhadap Zhilfa. Ia tak begitu paham dengan apa yang ia rasakan. Yang jelas, untuk kali pertamanya cowok itu merasa tak ingin berpisah dari seseorang. Yang tak lain orang itu adalah Zhilfa, saudari kembar dari sahabatnya.

"BWAHAHAHAHA!"

Zyland, Syahrul, dan Yuda mengeluarkan gelak tawa setelah Arsalan bercerita awal mula ia bisa menyukai Zhilfa, membuatnya merasa kesal sekaligus malu.

"Kok malah ketawa, sih?!" gerutunya.

"Ahahaha ... kocak lo, Ar! Masa iya seorang Arsalan yang terkenal cuek dan bodo amat sama cinta bisa tiba-tiba suka sama cewek cuma karena dipinjemin duit di mini market?" kata Syahrul dengan iringan gelak tawanya.

"Tau, nih." Zyland menepuk pelan bahu Arsalan. "Aneh banget bisa tiba-tiba demen sama cewek, adek gue pula. Tapi gue mah santuy aja, sih, selama lo nggak punya niatan buruk ke adek gue."

"Nah, bener. Dan kalo menurut gue, sih, nggak ada salahnya manusia suka sama siapapun. Itu hak Arsa mau naruh hati ama sape aje. Lagian, kita nggak pernah bisa menentukan kapan dan memilih kepada siapa hati kita akan berlabuh," timpal Yuda santai, membuat ketiga temannya tercengang.

"Woahhh ... sarapan apa lo tadi?" celetuk Syahrul.

"Tumben ucapan lo bijak, Yud. Biasanya kan tak bermanfaat." Arsalan menyindir, yang langsung dibalas geplakkan oleh Yuda.

"Sekate-kate lo, Arsa!"

"Tapi ucapan Yuda ada benernya juga, sih. Kita nggak pernah bisa nentuin kapan dan milih ke siapa cinta kita berlabuh, anjay," kekeh Zyland.

"Lo ngeledek gua, yak?!"

"Dih, siapa yang ngeledek. DASAR R*YUD HAHAHA!" canda Zyland sebelum berlari untuk menghindari Yuda.

Tanpa berpikir panjang Yuda bergegas mengejar sahabatnya itu. "WOY, JILANTUNG! SINI, NGGAK, LO?" teriaknya.

Arsalan dan Syahrul hanya menggeleng sambil tertawa kecil melihat tingkah kedua sahabat mereka, kemudian ikut berlari menghampiri keduanya.

Di sisi lain, seseorang tak sengaja mendengar perbincangan Meteor Squad, termasuk perihal Arsalan yang ternyata menyukai saudari kembar Zyland. Seseorang itu hanya diam tak dapat berkutik. Terasa sesuatu mengganjal di hatinya, entah perasaan apa itu. Yang jelas, ia merasa tidak nyaman akan perasaan ini.

"Jadi, Arsa suka sama Zhilfa?" gumam seseorang dengan name-tag Syahreza Arcturus Ragavian. Ya, orang itu tak lain adalah Raga.

□□□

To Be Continue !

Salam sastra,
_nyctophilesm

Kembara Kembar MusuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang