Bagian Ø5 : Menjijikan

424 47 9
                                    

♡.♡.♡


Baskara mulai terbit dari ufuk timur bersamaan dengan sinarnya yang gagah. Kehangatannya menemani hiruk-pikuk kehidupan di kota Ciamis. Kicauan burung menyambut pagi seraya bercengkrama di atas pohon rambutan.

Aku melewati koridor NESACIS dengan santai. Sudah banyak siswa-siswi yang berlalu-lalang. Aku menyapa sebagian besar dari mereka dengan memberikan senyuman.

"Khem ...." Deheman seseorang dari belakang membuatku menoleh. Ternyata itu Raga, ia pun menghampiriku.

"Selamat pagi," sapanya seraya memberikan senyuman.

Aku membalas senyumnya. "Pagi kembali."

Kami berjalan beriringan sepanjang koridor. "Kok chat gue semalem nggak dibales?" tanyanya ketika kami mulai menaiki anak tangga.

Oops! Aku baru ingat, semalam aku tertidur setelah membaca pesan dari Raga, dan paginya tidak sempat membuka ponsel.

"Ketiduran, hehe. Sorry," jawabku dengan cengiran.

Raga mengacak-acak rambutku kemudian terkekeh. Aku mengomelinya karena ia berani membuat rambutku berantakan sepagi ini. Dan dengan watadosnya, ia kabur menuju kelasnya. Huh! Dasar cowok.

Aku masuk ke kelas dan segera duduk di bangku, kemudian menyapa teman-temanku. Dan dengan antusiasnya, Lala bercerita padaku mengenai lelaki yang ia kagumi.

Wajar Lala seantusias ini. Sedari tadi ia pasti dicuekin oleh Hanin dan Nadya yang asik dengan aktivitas masing-masing. Hanin dengan novel di tangannya, dan Nadya yang menenggelamkan wajahnya di atas meja. Ya, gadis itu tertidur.

Aku menyimak setiap ucapan yang keluar dari mulut Lala. Ia sedang menyukai salah satu anak kelas IX-7 yang bernama Fairuzi, panggil saja Uji.

Kebetulan Lala satu ekskul dengan cowok itu. Dan katanya, semalam Lala mengobrol bersamanya di WhatsApp. Berawal dari pembahasan mengenai tugas terakhir sebagai senior di ekskul karate hingga mengobrol banyak hal sampai larut malam.

"Bucin," sindir Hanin sambil membaca novel.

Lala melirik Hanin. "Cih, biarin!"

Aku tertawa. "Udah-udah. Terus gimana, La?" tanyaku pada Lala. Gadis itu pun melanjutkan curhatannya.

Aktivitas kami terhenti karena ada pengumuman dari Ruang Tata Usaha yang mengatakan bahwa istri bapak kepala sekolah baru saja meninggal dunia saat melahirkan.

'Innalillahi wainnailaihi roji'un.'

Sebagian guru dan staff tata laksana akan melayat ke rumah Pak Rio, membuat para murid bersorak gembira walau hanya bisa dilakukan dalam hati.

Eits, tunggu dulu! Kami senang bukan karena istri Pak Rio meninggal, tapi karena siswa hanya akan diberi tugas walaupun hanya untuk 3 jam pelajaran.

Sebenernya pengen teriak hore-hore, tapi lagi menghormati bapak kepala sekolah. Jadi, senengnya dalem hati aja.

Kelasku menerima tugas PPKn dari seorang guru piket untuk dikumpulkan hari ini. Berhubung sedang ingin rajin, aku menghampiri Hanin untuk mengerjakan tugas bersama-sama. Dalam waktu 35 menit, aku dan Hanin mampu menyelesaikan 10 soal pilihan ganda dan 5 essay, hingga tugas pun selesai.

Bagaimana dengan Lala dan Nadya? Tentu saja Lala sedang bermain game di ponselnya, sedangkan Nadya mengerjakan tugasnya dengan bantuan Mbah Gugel. Aku merentangankan tangan untuk menghilangkan rasa pegal.

Kembara Kembar MusuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang