Harap vote sebelum baca!!
Happy reading!!💙
.
.
.Kahfi menatap lawan dihadapannya sengit. Sejujurnya malas ia meladeni satu curut dihadapannya ini. Namun, ini bukan menyangkut malas atau tidak nya, namun menyangkut nama dan harga dirinya.
"Gue rasa, malem ini gue yang bakalan menang. Karena anggota lo itu lemah!" Ucap Doni -musuh Kahfi- dengan nada mengejek.
"Oh ya? Kalah, nangesss...." Balas Kahfi meledek. Kekehan dan seruan terdengar seusai Kahfi mengucapkan kalimat tersebut. Hal itu membuat Doni geram.
"Liat aja lo nanti!" Ucap Doni menunjuk Kahfi tepat didepan wajah Kahfi. Kahfi tersenyum mengejek.
"Oke. Kita liat, siapa yang bakalan kalah." Setelah mengucapkan itu, suara peluit pun terdengar sangat keras. Tanda permainan akan dimulai. Kini tim Kahfi dan tim Doni, mulai memperebutkan bola basket dan poin penentu kemenangan mereka nanti.
Seruan semangat terus terdengar dari para pendukung dari kedua tim. Juga sorakan yang memenuhi lapangan basket saat salah satu tim yang mereka dukung mencetak poin skor.
Suasana kali ini tampak semangat dan antusias. Namun tidak untuk satu orang ini. Seorang gadis yang hanya terduduk menatap kedua tim yang sedang berebut bola basket itu malas. Jujur saja, ia enggan berada ditempat ramai seperti ini, kalau bukan orang tuanya yang memaksanya untuk menemani seseorang yang tengah bermain basket disana.
Dia adalah Mahreen Shafana Almahyra. Atau lebih kerap disapa Mahreen. Si gadis dengan julukan 'bad' yang tak tanggung-tanggung membuat masalah. Dan dia berada ditempat itu, dengan alasan paksaan orang tuanya, untuk menemani tunangannya. Ya...tunangan. Tunangan terpaksa tapi. Dari kemarin ia tak habis fikir pada kedua orang tuanya. Masih adakah perjodohan di jaman sekarang? Tidak kan? Kalau ada pun, itu akan terdengar aneh di telinga nya.
Namun ntah percaya atau pun tidak, hal itu terjadi kepadanya. Alhamdulillah kalau ia dijodohkan dengan lelaki idamamnya. Lah ini, malah sama musuhnya. Dia adalah Kahfi. Yah...Kahfi. Si idola dari SMA Bumi Angkasa. Kemarin sebenarnya ia sempat menolak, namun sang ibu memohon kepadanya agar menerimanya. Karena merasa tak tega dengan ibunya yang terus, dan berfikir selama ini belum bisa menjadi anak yang berbakti, mau tak mau ia menerimanya. Meski hatinya menolak.
Beberapa kali ia menghembuskan nafasnya kasar. Melihat sahabat karibnya yang berseru dengan semangat disebelahnya.
"Sampai kapan sih?! Bosen tau nggak?!" Tanya Mahreen kesal. Sahabatnya menoleh.
"Nanti kalau udah ada pemenangnya dong, Reen..." Sahut Nara -sahabatnya-.
Inara Agharna, atau yang lebih sering disapa Nara. Gadis cantik, imut, dan memiliki pipi cubby. Tapi cerewetnya minta ampun dan super duper rempong!
Terkadang Mahreen berfikir, mengapa ia bisa memiliki sahabat yang cerewet seperti Nara ini? Padahal ia juga tak secerewet dan serempong Nara? Ntah lah. Takdir memang unik.
Mahreen mendengus mendengar sahutan Nara.
"Lama! Males gue ditempat kayak gini." Sungut Mahreen.
"Lagian lo aneh! Punya tunangan yang baru main, bukannya lo semangatin, malah lo sungutin." Ucap Nara menggeleng-gelengkan kepalanya tak paham dengan sifat Mahreen. Ia adalah satu-satunya teman Mahreen yang tau jika Mahreen sudah tunangan dengan Kahfi. Orang terpercaya Mahreen meskipun orangnya sangat cerewet.
Mahreen menatap mata sinis.
"Ogah gue punya tunangan ke dia! Mending juga kek Ndaru." Balasnya.
"Yaudah, buat gue aja gimana?" Tanya Nara bermaksud menggoda.
"Ambil noh! Ikhlas gue mah. Seneng malah." Ketus Mahreen.
"Nggak deh. Ntar lo nangis. Repot gue ntar." Pernyataan Nara mendapat pelototan tajam dari Mahreen.
Tiga puluh menit kemudian....
Setelah melewati beberapa babak, kini babak penentuan pun terlaksanakan. Kahfi kini sedang berjuang untuk menberjuang agar bisa mencapai kemenangannya. Setelah bersusah payah mencetak satu poin itu, akhirnya kemenangan pun ia gapai. Bersama dengan para keempat anggota tim basketnya.
Sorakan gembira pun terdengar. Menyambut kemenangannya malam ini. Keringat membasahi pelipisnya. Tersenyum mengejek ketika Doni menaranya tajam.
"Main-main sama Kahfi. Kalah nangis lo." Gumamnya. Kini ia bergabung dengan para temennya untuk beristirahat sejenak.
"Nih! Lo kasih noh ke Kahfi." Ucap Nara menyodorkan sebotol air mineral pada Mahreen. Mahreen menoleh.
"Dih! Ogah! Lo aja." Sahut Mahreen mendorong botol itu menjauh. Nara mendengus.
"Heh! Itu tunangan lo kehausan! Sebagai calon istri yang baik, nih! Kasih ni aer ke dia. Okay?" Ucap Nara menarik tangan Mahreen paksa dan memberikan air mineral itu.
"Og..."
"Lo nggak mau ngasih ini ke Kahfi, gue aduin nyokap lo kalau lo masih punya hubungan sama mantan lo?!" Ancam Nara. Mahreen menoleh. Menatap Nara aneh.
"Aduin aja. Gue nggak takut." Sahur Mahreen acuh. Nara memelaskan mimik wajahnya.
"Ayolah, Reen...itu tunangan lo....ya..." Bujuk Nara.
"Lo nggak liat? Pacarnya aja udah ngasih dia minum." Ucap Mahreen malas. Pandangan Nara kini mengarah kearah rombongan Kahfi. Metanya sedikit menyipit untuk melihatnya dengan jelas.
"Itu...si Kay yang digosipin pacaran sama Kahfi ya?" Tanya Nara pada Mahreen.
"Hmm.."
"Tapi...emang bener mereka pacaran? Gue nggak yakin." Mahreen menolehkan pandangannya.
"Terserah lo. Gue mau pulang. Bye!" Ucap Mahreen berbalik arah dan berjalan mengarah kr parkiran. Nara menoleh.
"Pulang? Tunggu eh!" Ucap Nara mengenal Mahreen yang mulai menjauh.
TBC
Jangan lupa vote and comennya....
Jaga kesehatan biar nggak gampang sakit, dan jaga hati biar nggak gampang baper ama ara buaya diluaran sana, anjass...
Thank you udah mampir!
See u next part!!
KAMU SEDANG MEMBACA
KAHREEN [NEW VERSION]
Teen FictionBudayakan follow sebelum baca^^ ⚠Banyak typo bertebaran⚠ --- KAHREEN adalah singkatan dari Kahfi dan Mahreen. Remaja yang terikat dalam sebuah perjodohan. Kisah mereka berawal saat kedua keluarga mereka mengadakan pertemuan hingga berakhir menjodohk...