[5] Pernikahan

376 43 2
                                    

Jangan lupa vote sebelum baca!!

Happy reading...💙

.
.
.

Mahreen menundukkan wajahnya. Tak terasa air matanya mengalir. Akankah masa remajanya akan terlepas hari ini juga? Akankah ia tak boleh untuk bebas dan menikmati masa remajanya.

Hari ini adalah hari keramat baginya. Dimana ia akan dinikahkan dengan orang yang sering membuatnya kesal. Hari ini adalah hari akad nikah Mahreen dan juga Kahfi.

Mahreen berada di kamar nya. Bersama para perias yang berusaha menghias sedemikian rupa wajah Mahreen.

Lihatlah! Mahreen hari ini terlihat berbeda dari biasanya. Dirinya akan menjadi ratu seharian penuh hari ini.

Gaun panjang berwarna putih gading yang dirancang khusus untuk Mahreen untuk dipakai hari ini. Rambut yang ditutupi oleh hijab panjang dan dipasang mahkota bersinar.

Bunga melati dan kanthil yang dirangkai dan dipasang dibawah hijabnya Mahreen. Dibiarkan tersampir dipundak Mahreen. Wajah penuh dengan polesan make-up yang membuatnya sedikit risih.

Sebuket besar bunga mawar ia genggam dengan kedua tangannya.

"Hai Kak?" Panggil seseorang dari arah samping. Mahreen segera menghapus jejak air matanya dan menoleh.

"Eh? Aisha? Hai juga." Sahut Mahreen sambil menampilkan senyuman tipis nya.

Aisha Naura Humairah Azzahra, atau yang lebih kerap disapa Aisha. Ia adalah adik satu-satunya dari Kahfi yang jarak umurnya hanya tiga tahun dari Kahfi juga Mahreen. Gadis dengan hijab yang senantiasa menutup mahkotanya.

Aisha yang tadinya datang dengan senyuman ceritanya, seketika luntur ketika ia mengetahui Mahreen menangis sebelum dirinya ke kamar Mahreen.

Ia berlutut didepan Mahreen.

"Kak Fana...nggak seneng ya? Nikah sama Bang Azzar?" Tanya Aisha. Matanya terlihat berkaca-kaca.

"Ngg..enggak kok. Kakak seneng, nih! Kakak senyum nih!" Sahut Mahreen melebarkan senyuman palsu nya. Alih-alih percaya, hati Aisha terasa nyeri melihat senyuman Mahreen.

"Kakak mungkin bisa bohong sama orang lain tapi nggak sama Aisha, Kak." Ucap Aisha dengan mata berkaca-kaca. Hati Mahreen terhenyak. Ia menunduk.

"Ka..Kakak takut kalo Kakak nggak bisa jadi pendamping yang baik buat Abang kamu, Sha." Ucap Mahreen lirih. Aisha mengambil dan menggenggam kedua tangan Mahreen.

"Kak? Aisha tau. Kakak pasti bisa! Aisha akan selalu dibelakang Kakak jika Kakak terluka. Ya, Kak?" Ucapan Aisha berhasil membuat Mahreen tersenyum haru. Ia memeluk Aisha erat.

"Makasih, Sha." Ucap Mahreen.

"Ga perlu terima kasih, Kak. Kan Kakak sebentar lagi bakalan jadi Kakak aku." Sahut Aisha. Aisha melepas pelukannya.

"Aisha disini disuruh nemenin Kakak. Diluar sebentar lagi ijab qobul. Dan..Kakak sama aku disini." Jelas Aisha. Jantung Mahreen berdetak dua kali lebih cepat.

"Deg-deg an ya, Kak?" Tanya Aisha menggoda. Mahreen mendonga.

"Nggak tau nih. Tiba-tiba detak jantung ku terpacu cepat." Sahut Mahreen meringis. Aisha terkekeh.

"Bisa dimulai, Pak?"

"Bisa, Pak."

"Mempelai pria siap?"

"Insyaallah, Pak."

"Silahkan, Pak!"

Tubuh Mahreen menegang. Aisha memegang tangan Mahreen untuk memberinya sebuah kekuatan. Mahreen tersenyum simpul.

KAHREEN [NEW VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang