"Nona, bagaimana dengan yang tadi?" Justin memicingkan matanya curiga saat melihat salah satu anak buahnya berbisik pada Eunha, apa yang dia bisikan?
"Kau urus saja dia, tapi jangan biarkan dia mati sebelum aku kesana. Malam ini aku akan menginap disini jadi aku tak bisa keluar" Bertambahlah rasa curiga pemuda yang baru saja bergelar ayah itu pada gadis mungil bermarga Jung ini. Kenapa pula mereka berbisik? Apa ada sesuatu yang disembunyikan Eunha?
Dia harus menginterogasi anak buahnya besok.
Justin memilih melanjutkan langkahnya menuju kamarnya seolah tak terjadi apapun, dan seperti dugaannya jika kedua orang itu terlihat sedikit panik saat melihatnya melintasi ruang keluarga.
"Tidurlah, Eunha. Ini sudah larut. Bukankah besok kau masih sekolah, Iblis Kecil?" Suara dalam Justin membuat gadis itu tersenyum kaku, dia dengan segera berlalu menuju kamarnya. Menghindari tatapan mengintimidasi sang kakak ipar yang membuatnya meremang ngeri.
"Dan kau, temui aku di markas barat besok pukul 9 pagi" Tubuh pria itu menegang disaat Boss-nya mengatakan hal itu, merasa hidupnya akan segera berakhir.
Pikiran Justin melayang entah kemana, mencoba menerka apa yang sekiranya Eunha perbincangkan bersama anak buahnya itu.
"Chris..." Suaranya yang dalam bergema di dalam ruangan luas yang menjadi tempat peraduannya bersama sang kekasih hati yang kini tengah meringkuk nyaman di dalam gulungan selimut tebal. Kedua buah hatinya pun telah terlelap dengan nyenyak pada ranjang kecil mereka.
Pemuda itu berjalan perlahan menaiki kasur empuk dimana kekasih hatinya tertidur nyaman, merebahkan tubuhnya menyamping di sisi kanan si mungilnya. Mengelus lembut pipi berisi Christian yang membuatnya merasa gemas ingin menggigit.
"Selamat tidur, Kesayanganku" Mengecup pelan bibir delima itu, ikut merebahkan diri disamping sang terkasih dan memeluknya erat untuk berbagi kehangatan.
×××
Suasana malam yang begitu sunyi, hanya angin sepoi yang menerbangkan dedaunan dengan perlahan. Seorang dengan baju serba hitam dengan sebuah topeng untuk menyembunyikan wajahnya tampak berjalan mengendap-endap mendekati kawasan luas mansion Jeon, matanya bergulir mengawasi sekitar untuk memastikan tiada seorangpun selain dirinya yang berada disana. Berjalan mendekati gerbang menjulang, kepalanya menoleh ke kanan dan kiri untuk mencari celah agar dirinya bisa memasuki kawasan dengan pengawasan ketat itu.
Hingga pandangannya tertuju pada pohon tinggi nan besar yang berada dekat dengan tembok pembatas, salah satu rantingnya yang besar menjulur dekat dengan bagian atas tembok itu.
Tanpa membuang waktu dia segera bergegas menaiki pohon itu dengan begitu berhati-hati, meminimalisir suara agar tak membangunkan orang-orang di dalam.
Dirinya segera melompat keatas tembok, dan terjun ke bawah hingga kakinya menyentuh tanah berlapiskan rumput hijau. Kembali berjalan mengendap mendekati bangunan besar dengan pencahayaan temaram itu.
Sementara disisi lain mansion itu, tepatnya di dalam ruangan utama bangunan ini, sepasang orang tua baru tengah sibuk menenangkan kedua buah hatinya yang entah kenapa menangis saat menjelang fajar seperti ini. Sedikit aneh, mengingat keduanya lebih suka berkelana dalam dunia mimpi ketimbang menangis seperti ini.
Kamar yang sedari awal di design kedap suara sedikit banyaknya membuat mereka merasa lega karena tangisan buah hatinya tidak akan mengganggu tidur lelap anggota lain di mansion ini. Lampu kamar pun sengaja tak dihidupkan agar si mungil itu tidak terganggu dengan pencahayaan yang terlalu terang, remang-remang seperti ini lebih baik.
Tit!! Tit!! Tit!!
Keduanya sontak menoleh pada satu titik merah yang menyala di ujung ruangan, alat pendeteksi jika ada penyusup yang memasuki kawasan mansion.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mᴀғɪᴀ Jᴇᴏɴ (KᴏᴏᴋMɪɴ)
ФанфикSeseorang yang bersifat layaknya malaikat pun memiliki dendam. Contohnya...? Penasaran? Let's read it... WARN: THIS IS A BL/BOYS LOVE/GAY/YAOI!!! SO IF YOU DON'T LIKE OR HOMOPHOBIC, LET'S GET OUT. And This is A KOOKMIN story, jangan salah lapak yak...