Bab 6

9.1K 716 64
                                    

Hallo... pdf wedding disaster sudah ready ya... harga 40k saja..

Promo 100k dpet 12 pdf bebas pilih judul juga boleh!!

Pdf bisa di order via wa di 089633021705 (klik link wa di bio agar langsung terhubung)

Tersedia versi ebook dan kbm aplikasi juga.. 

***

Nisa menarik nafas dalam ketika berada di depan pintu kamar Rika, kemudian menghembuskannya secara perlahan. Dia menguatkan dirinya sendiri untuk menemui putri Bagas, rasa sakit ketika menatap mata itu seakan menghantam dadanya. Mata yang ia ketahui pasti mirip dengan ibu dari bocah tersebut. Tangannya terangkat ke udara lantas mengetuk pintu di depannya.

Tok tok tok

Dia bisa mendengar langkah kaki Rika yang mendekat, kemudian pintu terbuka sambil menampakan sosok Rika yang terkejut mengetahui dia yang berada di baliknya.

Bocah itu menatap wanita di depannya dengan mata bertanya-tanya.

"Kamu sudah mandi?" Nisa bertanya dengan lembut.

Rika mengangguk. "Udah.."

Tanpa bertanya lagi, Nisa merangsek masuk ke dalam kamar putri Bagas. Kakinya bergerak menuju lemari pakaian bocah itu lantas membukanya. Ia menelisik pakaian yang menurutnya layak untuk di pakai oleh Rika. Terdengar lancang memang, tapi ini rumahnya kan?? Dia hanya ingin mengambilkan pakaian yang masih layak di kenakan oleh bocah itu.

"Kamu pakai ini," ucap Nisa sambil menyodorkan pakaian tersebut. Satu stel kaos dan celana jeans yang tidak terlihat bagus namun tidak lusuh. "Saya tunggu di luar!" ucapan bernada perintah itu tidak lantas mendapat persetujuan meski Rika menerima uluran baju dari Nisa.

"Kita mau kemana, Bun?" Tanya bocah itu penasaran.

"Sudah kamu pakai saja! Saya tunggu di bawah ya..."

"Iya deh..." Rika pasrah, mencoba percaya pada wanita yang dia sebut bunda.

Sepuluh menit kemudian, Rika sudah turun ke bawah. Dengan rambut yang di gerai setelah di sisir sebisanya. Kalau di kampung, rambut Rika akan di kuncir oleh ibunya, mau di kepang atau kucir kuda, Ibu selalu menata rambutnya dengan baik.

"Rambut kamu nggak di ikat?" Nisa bertanya ketika netranya menemukan Rika yang sedang duduk di sofa menunggunya. Dia baru selesai membereskan cucian piring di bak yang hanya sedikit. Pembantunya sedang mengurus pakaian mereka di belakang, jadi Nisa yang mengerjakannya.

Rika menggeleng pelan. Dia tidak bisa mengikat rambutnya dengan rapi, meskipun bisa pasti masih berantakan, tidak sebagus ketika ibu yang melakukannya.

Menghela nafasnya berat, Nisa pun bergerak menuju kamarnya, kemudian kembali dengan membawa pouch ditangan.
Wanita itu duduk di sisi Rika, membuat bocah itu sedikit menjengit kaget karena di dekati oleh ibu tirinya.

"Saya kuncir dulu rambut kamu, sini agak deketan. Supaya rapih!"

Rika terpana sebentar sebelum akhirnya mengangguk setuju. Perasaan nyaman tiba-tiba merayapi hatinya saat itu juga. Ah, apakah ini artinya bunda sudah menerimanya disini?

***

Nisa membawa Rika ke Mall terdekat dari rumahnya. Sambil menggandeng tangan kecil bocah itu, Nisa menggiring Rika menuju tempat pakaian, memilihkan beberapa stel baju dan celana yang pas untuk putri Bagas.

Bocah itu cukup terpana dan takjub juga sedikit canggung. Tapi meski begitu, Rika tetap menurut apalagi saat Nisa menyuruhnya masuk ke kamar pass untuk mencoba baju yang dia pilih. Bocah itu menurut, mencoba pakaian pilihan Nisa.

Wedding DisasterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang