Bab 8

9.7K 703 49
                                    

Hai...

Aku mau bawa kabar gembira..

Aku sekarang jual pdfnya ya kakkk/bunda2...

Silahkan jika berminat...

Harga 45k

Dan aku sedang adain promo loh... Pdf bisa di order via wa di 089633021705
Tersedia versi ebook di playstore dan kbm aplikasi


***

Pagi itu, mata sembab Nisa terlihat jelas akibat pertengkaran mereka semalam. Bagas memperhatikan wajah istrinya, meski Nisa masih bersikap acuh, Bagas tahu tangis wanita itu karena pertengkaran keduanya.

"Raka berangkat dulu ya, Bun.. ayo, Yah... Aku ada kelas olahraga. Nanti terlambat," kata Raka saat melihat ayahnya belum selesai sarapan.

"Iya, Sayang. Ini ayah sudah kok..." jawab Bagas. Menoleh ke arah Rika, Bagas melihat jika putrinya masih asyik dengan makanan di piringnya. "Rika baik-baik dirumah sama Bunda, ya!"

Rika mengangguk sambil tersenyum karena mulutnya penuh dengan makanan.

"Aku sama Raka berangkat dulu, Bun..."

"Hmm.. hati-hati di jalan ya, Raka," balas Nisa saat Raka meraih tangannya untuk dicium.

Mengabaikan tatapan Bagas, Nisa melengos menuju dapur sambil membawa piringnya. Lebih baik menjaga jarak dengan pria itu daripada menambah luka untuk hatinya.

***

Berhubung ada acara reuni yang diadakan oleh teman semasa SMA-nya, Nisa mau tidak mau tetap menghadiri acara tersebut meski rasanya enggan bertemu dengan siapapun, termasuk teman-teman yang sudah tidak ia ingat. Masalah dalam hidupnya lah yang membuat Nisa enggan melakukan kegiatan kumpul-kumpul dengan teman-temannya.

Tapi mau bagaimana lagi, sahabatnya datang jauh-jauh dari kota sang suami---untuk bisa menghadiri acara tersebut demi bertemu dengannya, apalagi teman-temannya yang lain.

Mengenakan tunik berwarna maroon serta jeans hitam ketat, dipadukan dengan hijab pashmina berwarna hitam, tidak lupa mengenakan sepatu keats putih, Nisa memoles wajahnya dengan makeup yang sudah ia kuasai lewat belajar otodidak via youtube. Tidak buruk untuk ia coba, tampilannya cukup menarik untuk acara sederhana seperti hari ini.

Nisa menimbang untuk mengajak Rika. Ya, meski dia sebenarnya tidak menyukai ide tersebut, tapi daripada meninggalkan bocah itu dirumah ya kan?

Setelah memikirkannya berkali-kali, akhirnya Nisa mengajak Rika. Usai memastikan bocah itu mengenakan pakaian yang layak dan ia dandani serapih mungkin akhirnya Nisa mempersilahkan bocah itu untuk ikut bersamanya ke pesta Reuni kelas di masa Putih abu-abu.

"Kita mau kemana, Bun?" Rika bertanya setelah Nisa memasangkan sabuk pengaman.

"Udah ikut aja. Nanti kita makan-makan disana. Kamu jangan rewel, ya?"

Rika mengangguk patuh. Entah mau dibawa kemana oleh Bundanya, dan bunda juga terlihat cantik dengan pakaian itu. Kira-kira mereka mau kemana ya?

Setelah menempuh setengah jam perjalanan menuju lokasi, akhirnya mereka sampai juga di tempat tujuan. Dimana teman-temannya sudah berkumpul di suatu rumah yang halamannya luas. Pesta kebun mereka bilang. Beruntung cuaca juga begitu mendukung.

"Selamat datang, Nisa..," sambut Siska memeluk Nisa, mereka saling menempelkan pipi masing-masing, tidak lupa senyum juga terukir dari wajah keduanya. "Gimana kabar, sehat?" Kemudian siska melirik bocah di sisi Nisa. "Anak elo, Nis? Udah berapa?"

Wedding DisasterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang