Bab 7

9.3K 726 90
                                    

Hallo... pdf wedding disaster sudah ready ya... harga 40k saja..

Promo 100k dpet 12 pdf bebas pilih judul juga boleh!!

Pdf bisa di order via wa di 089633021705 (klik link wa di bio agar langsung terhubung)

Tersedia versi ebook dan kbm aplikasi juga.. 

Double up

***

Bagas memasuki ruang kerjanya, meninggalkan Nisa dengan luka yang menganga. Sungguh, dia tidak bermaksud seperti itu pada istrinya. Semua itu juga karena Nisa selalu melontarkan kata-kata yang jelas tidak sesuai dengan dugaannya.

Bagas tahu, keputusannya menikahi Sekar adalah kesalahan.

Sekar juga pernah bilang bahwa cinta mereka terlarang, karena mereka berdua menikah diam-diam di belakang Nisa. Tapi, pernikahan mereka sah di mata agama. Tidak peduli jika pernikahan itu berakhir menjadi cemoohan.

Sekar memang berjualan di desanya demi menyambung hidup. Itu yang dia tahu, modal yang dia berikan dulu memang untuk berdagang di desa. Juga keterampilannya saat memasak membuat Sekar berjualan gorengan untuk menambah penghasilan, kabar itu ia ketahui dari Sekar sendiri yang tiap kali mengirimi Bagas pesan.

Bagas juga mengirim uang bulanan yang jumlahnya cukup untuk biaya hidup mereka, tidak banyak karena Sekar sendiri yang meminta jumlah untuk jatahnya.

Bagas membuka laci meja kerjanya, mengambil ponsel jadul yang biasa ia gunakan untuk menghubungi Sekar.

Menyandarkan bahunya di kursi, Bagas menarik nafasnya dalam. Berusaha rileks saat membuka ponsel tersebut. Beberapa pesan yang masuk membuat ia tersenyum kecil.

Pasti Sekar.

Aku kangen sama Rika, Mas

Dia baik baik saja kan? Rumah rasanya sepi sekali...

Bagas tersenyum ketika membuka satu per satu pesan yang dikirimkan oleh Sekar. Mereka memang sengaja menggunakan ponsel jaman dahulu untuk saling menghubungi.

Aku harap hubungan Mas sama mba Nisa baik-baik saja. Aku juga berharap, Rika benar-benar diterima baik oleh keluargamu

Jaga Rika untukku ya, Mas...

Bagas mulai mengetikkan balasan untuk Sekar.  Selama ini dia akan membalas jika itu hal yang menurutnya penting, contoh saat Sekar memberitahu kalau Rika sakit dan wanita itu panik karena mengatasinya sendiri. Dia akan menelpon perempuan itu dan memberikan kalimat-kalimat yang menenangkan.

Rika baik-baik saja kok. Nisa mulai menerima anak kita dengan baik.

Kamu nggak usah khawatir, ya!

Bagas langsung mengirimkan pesan balasannya kepada Sekar. Agar wanita itu tidak lagi khawatir berlebihan mengenai Rika disini.

Pria itu tahu, dia salah. Tapi kesalahannya bukan lagi untuk di sesali untuk saat ini, sebab ada tanggung jawab besar yang ia pikul karena memiliki putri dari perempuan yang dia nikahi diam-diam itu. Untuk saat ini juga, dia akan fokus dengan kesembuhan hati Nisa karena dia sudah membuat wanita itu terluka.

***

Sekar terbangun malam itu karena gelisah lagi-lagi menyerbu perasaannya. Ia rindu Rika, namun tidak bisa berbuat apa-apa. Rumahnya terlalu sepi untuk ditinggali sendiri, memang membiarkan Rika ikut bersama Bagas bukan keputusannya saja, itu juga murni keinginan Rika sendiri. Sangat berat melepas putri satu-satunya yang ia miliki untuk pergi bersama sang ayah, tapi jika Sekar melarang, itu sama saja kalau Sekar egois---tidak sedikitpun memberi Rika kesempatan menyecap bagaimana rasanya hidup bersama ayahnya---orang yang selama ini selalu diharapkan hadir dalam kehidupan mereka.

Wedding DisasterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang