satu

73 3 0
                                    

"ayo kembali , matahari sudah bersiap pulang ke peraduannya" ujar Junkyu sembari membersihkan bagian belakang celananya yang terkena pasir. "duluan saja , aku masih ingin disini" jawabku.  "kau yakin?" tanya Junkyu, aku hanya mengangguk sebagai jawaban. "hati-hati yosh jangan terlalu banyak melamun" Junkyu menepuk pundakku pelan kemudian berlari menyusul teman teman yang lain. Aku menatap langit yang mulai berganti warna. Jingga, artinya senja itu datang lagi. Dan entah senja keberapa yang ku nikmati hari ini. Terlalu banyak senja yang sudah ku lalui dengan menunggunya. Menunggu penuh harap seseorang yang tanpa kepastian. Seseorang yang pernah berjanji akan menjemput kami di suatu senja, namun aku sendiri tak tau di senja mana dia akan datang. Nyatanya 13 tahun sudah aku berharap pada senja dan selalu berakhir mengecewakan. "sudah lama sekali ternyata" batinku. Pantas mereka sudah tak ada yang mau bertahan dengan penantian mereka.
Benar kata Hyunsuk senja yang dijanjikannya hanyalah omong kosong belaka, rasanya memang tak ada gunanya lagi berharap senja itu akan datang. Aku beranjak dari posisiku ,berbalik dan melangkah meninggalkan langit senja yang selama 13 tahun menjadi harapanku.

"kau menyerah?" tanya Yedam yang kebetulan berpapasan denganku di halaman pondok. Bukan hal baru bagi seisi  pondok jika aku selalu menghabiskan waktu senjaku di pinggir pantai. Tempat dimana terakhir kali aku melihat malaikatku berjalan menjauh dan berjanji akan kembali menjemput kami. "aku rasa iya" sahutku lesu. Yedam menatapku sendu, dia pun mengalami hal serupa di senja itu. Namun yedam menyerah lebih dulu dan aku yang berusaha bertahan dengan penantianku nyatanya kini mulai lelah dengan harapan yang selalu ku gantungkan pada sang senja itu. "masuklah , hyunsuk memasak banyak hari ini" ucap Jaehyuk yang baru saja mengeluarkan motor hitamnya. Kurasa mereka akan keluar malam ini. Aku melangkah lunglai ke dalam pondok sederhana yang menjadi rumah bagiku setelah senja itu pergi.
"ah yoshi, akhirnya kau pulang" sambut Mashiho senang "apa? Yoshi pulang?" suara Jihoon terdengar dari arah dapur "iya hoon hari ini yoshi pulang dan kita akan makan malam bersama dengan formasi lengkap" jawab Doyoung dengan nada cerianya. "ayo bersiap kita tinggal menunggu hyunsuk memasak makanan penutupnya sambil menunggu yedam dan jaehyuk kembali dari minimart" teriak Jeongwoo antusias. Wajar mereka terlihat seantusias itu karna aku memang jarang bergabung untuk makan malam bersama mereka. "hei kalian !! cuci tangan terlebih dahulu sebelum duduk dimeja makan" perintah Jihoon yang langsung dipatuhi semua penghuni pondok.  Suara ribut terdengar dari bilik kamar mandi, entah suara mereka yang berebut untuk cuci tangan duluan atau suara Jihoon yang menertibkan mereka, bahkan suara tawa Junghwan terdengar nyaring ,sepertinya anak itu berhasil mengerjai teman teman yang lain.  "yoshi cuci tanganmu cepat" teriakan Jihoon terdengar dari arah kamar mandi. Dia sosok paling ditakuti oleh penghuni pondok , selain cerewet Jihoon juga terkenal galak jika ada yang membantah perintahnya. Maka wajar jika suara Jihoon  selalu terdengar berisik seperti teriakan.
Kebisingan sudah menjadi teman kami sejak disini. Anak anak yang selalu ribut dan tak bisa diam menjadi salah satu penyebabnya, mereka terlalu ceria sampai siapapun tak akan tau ada banyak luka di dalam diri mereka. Kecuali aku , aku tidak bisa menyembunyikan semuanya seperti mereks. Bertahun tahun Kami tumbuh bersama , dan berbagi segala hal dalam kesederhanaan yang apa adanya. Terima kasih untuk orang tua angkat jihoon yang meninggalkan pondok ini untuk kami huni sebelum dia gugur dalam tugasnya. Ah aku tinggal disini bersama ke sebelas teman yang senasib denganku mungkin lebih tepatnya kami sudah menjadi saudara sejak menginjakkan kaki di pondok treasure ini.
"yoshi ayo cuci tangan sebelum jihoon mengomel lagi" Haruto menarik tanganku menuju wastafel di dapur karna kamar mandi masih ramai dengan anak anak yang lain. "ah kau benar benar pulang yosh, syukurlah"  Hyunsuk berucap senang saat melihatku memasuki dapur bersama Haruto. aku tersenyum singkat kearahnya , dia sosok paling lembut yang mengerti kami semua "aku senang kau sadar yosh" ucap Junkyu yang tengah menata minuman di meja "harusnya memang  sejak dulu kau sadar yosh , selama apapun kau menunggu dia tak akan pernah datang lagi" ucap Asahi yang sedang membantu pekerjaan hyunsuk. Benar, harusnya aku sadar sejak dulu bahwa senja yang orang itu janjikan hanyalah bualan belaka. Buktinya hyunsuk bahkan yang sudah hampir 20 tahun disini tanpa ada yang datang menepati janji untuk menjemputnya. "sorry" gumamku. Asahi tersenyum, untuk pertama kalinya aku melihat senyuman itu lagi "bukan masalah, aku tau kau hanya butuh waktu. Tapi percayalah kami disini bersamamu. Akan selalu ada aku dan mashi yang dengan senang hati merangkul dan  memelukmu" jawab Asahi " sahi benar ,kita bahkan pernah berbagi rahim selama 9 bulan, jangan lupakan itu" sambung mashiho. Tak terasa mereka sudah dewasa ternyata.  benar aku terlalu terbuai dengan janji itu  sampai melupakan dua sosok yang berbagi hidup,tumbuh bahkan lahir bersamaku kedunia ini.

Makan malam kali ini benar benar tenang, jaehyuk dan junghwan terlihat makan dengan lahap tanpa membuat keributan seperti biasanya. Dan yang lain hanya mengikuti yang apa yang mereka lakukan. "aku selesai" ucap Jaehyuk sambil berdiri meninggalkan meja makan dengan piring yang masih terisi lebih dari setengah makanan. Seluruh pasang mata memandang kepergian Jaehyuk dengan aneh. Si berandalan treasure yang biasanya tak pernah menyia-nyiakan makanan itu bahkan hanya memakan sedikit dari jatah makan malamnya. "dia kenapa?" tanya Jeongwoo entah pada siapa "apa terjadi sesuatu saat kalian pergi tadi?" tanya Hyunsuk sambil menatap yedam ,yang ditatap hanya menggelengkan kepalanya, "tapi jaehyuk sudah aneh setelah kami berpisah saat belanja tadi." jawab Yedam. "biar aku yang menghampirinya" usul Jihoon,  "jangan terlalu keras padanya" nasihat Hyunsuk, Jihoon mengangguk dan berlalu menemui Jaehyuk. Kami melanjutkan makan dalam keheningan.

Pondok TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang