Tujuh

10 2 4
                                    

"Sesuatu terjadi padaku kan?" Tanya Mashiho

"Bukan hanya aku. Tapi Asahi juga kan" Masiho meminta penjelasan

"Apa yang sebenarnya terjadi Yoshi. Katakan" Ucap Asahi

"Kau menyembunyikan semuanya kan. Kau menutupi segalanya dari kami. Aku benar kan" Lanjut Mashiho

Aku menatap keduanya bingung. Apa yang sedang mereka bicarakan sebenarnya. Ah tidak. Aku jelas tau arah pembicaraan mereka. Tapi darimana keduanya tau aku menyembunyikan sesuatu.

"Kecelakaan itu. Kau tau semuanya kan?" Asahi menatapku

Aku tak bergeming.

"Kenapa kau merahasiakannya. Kau anggap apa kami selama ini" Mashiho berucap dengan nada kesalnya

Aku menatap kedua adikku bergantian. Kemudian merebahkan badanku di pasir.

"Bukan aku yang tak ingin memberitaukan pada kalian. Tapi keadaan memaksaku melakukannya" Ucapku tenang

"Keadaan. Maksudmu apa?" Tanya Asahi

"Semuanya berawal dari 15 tahun lalu. Kalian, aku, kita dan kecelakaan itu." Jawabku

"Kecelakaan. Kecelakaan apa Yoshi. Rasanya aku tak pernah berada di situasi selerti itu?" Tanya Mashiho.

Asahi pun mengangguk. Aku hanya bisa menghela nafas

"Kau melupakan semuanya Cio. Aku juga sempat kehilangan ingatanku walau hanya sebentar"

"Lalu aku?" Tanya Asahi

"Kau.." Aku terdiam menatap langit senja diatasku

"Trauma mu parah Asahi. Dokter terpaksa menghapus ingatanmu. Semua untuk kebaikanmu. Tapi kau melupakan semuanya Sahi. Semuanya, bahkan tentang ibu" Jawabku

"Ibu? Bukankah wanita itu ibu kita?" Tanya Asahi lagi

Aku menggelengkan kepala pelan

"Lalu siapa wanita itu? Bukankah dia yang bersama kita sejak kecil?" Asahi terlihat bingung

"Dia hanya wanita licik yang terobsesi dengan harta. Bukan begitu Yoshi" Ucap Mashiho

Aku mengangguk. Mashiho mendengar semuanya ternyata.

"Lalu sebenarnya dimana ibu berada Yoshi?" Tanya Mashiho

Aku terduduk menghadap kedua adik kembarku.

"Ibu selalu disini. Dihati kita" Aku menyentuh dada Mashiho

Keduanya memandangku bingung

"Sampai kapanpun ibu akan selalu hidup dihati kita. Walau pada kenyataannya malaikat tak bersayap itu sudah bahagia bersama kedua orang tua Haruto" Ucapku

"Yoshi .. Apa maksudnya?" Tanya Asahi

"Tak mungkin kan ibu …."

"Yoshi katakan , kau bohong kan" Mashiho menatapku berkaca kaca

"Cio kau kenapa. Apa maksud Yoshi" Asahi memandang heran Mashiho yang kini sudah menangis

Aku memeluk Mashiho "Itu kenyataannya Cio. Kita harus bisa menerima" Ucapku

"Yoshi ada apa. Kenapa Cio menangis" Tanya Asahi yang sudah banjir air mata juga

Aku merangkul si bungsu kedalam pelukanku

"Ibu sudah tenang disana. Dia bahagia disurga bersama paman bibi, dan kedua orang tua Haruto" Jelasku

Asahi melepaskan pelukannya

Pondok TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang