Dua

28 3 0
                                    

"apa yang akan kau lakukan jika dia benar benar kembali?" tanya Jaehyuk siang itu "apa dia benar benar akan kembali?" tanyaku balik, Jaehyuk mengedikkan bahunya. "apa kau percaya jika aku sempat melihat wanita itu" ucap Jaehyuk. Selain Yedam, Jaehyuk juga berada disana saat itu, bedanya Jaehyuk memang sudah tinggal disini saat aku, Mashiho , Asahi dan Yedam ditinggalkan.  "kapan? Dimana kau melihatnya?" Aku bertanya antusias, menatap Jaehyuk penuh harap, "aku tak tau itu benar benar dia atau bukan, sebab aku hanya melihatnya sekilas" jawab Jaehyuk "dimana?" tanyaku "super market malam itu" jawab Jaehyuk singkat. "jangan pernah temui dia, ku mohon !!  biarkan dia yang datang sendiri menjemput kalian" lanjutnya sendu, aku terdiam mendengar ucapan Jaehyuk yang lebih terdengar seperti permohonan. "aku tidak mau pergi" suara Mashiho terdengar emosi. "mashi" ucapku terkejut "sekalipun dia datang dan menjemputku , aku tidak akan pernah ikut dengannya" tegas mashiho , raut kecewa tergambar jelas dimatanya.

Selama ini Mashiho yang paling membenci senja. Membenci waktu diamana wanita itu meninggalkan kami dengan janji palsunya. Dia tidak pernah terima ditelantarkan seperti ini. Bagi mashiho kami ditelantarkan ,bahkan asahi selalu menganggap dirinya dibuang.  Walau kenyataannya memang seperti itu , entah kenapa aku sebagai yang tertua diantara mereka malah percaya dengan bualan yang mengatakan kami hanya dititipkan Dan wanita itu akan kembali menjemput kami. Sekarang Aku merasa menjadi kakak yang paling buruk bagi mereka. "kita tidak akan pergi kemanapun , iyakan yoshi" ucap Asahi penuh harap. Aku terkesiap, sejak kapan adik bungsuku itu bergabung dengan kami. Asahi berjongkok drhadapanku,menatapku dengan tatapan penuh harapnya. Sejenak aku terpaku pada tatapan mata sendu dan dingin itu. "kita akan selalu bersama" ucapku "tapi tidak untuk kembali pada orang itu kan" sahut Asahi lagi, aku mengangguk. "terima kasih, aku tidak mau berpisah dengan mereka,meskipun dia menjemput kita. Kemanapun dia membawa kita, tidak akan ada yang seperti Jihoon dan Hyunsuk disana, dan aku tidak mau keadaan seperti itu" ucap Mashiho parau. Tanpa ragu aku memeluk mereka, kedua adikku yang hanya berselisih 5 menit dariku. "terima kasih. Aku harap kalian memang tetap disini" ucap Jaehyuk yang juga ikut memeluk kami. "sebab aku tau wanita itu tak sebaik yang kau kira yoshi" batin Hyunsuk.

"hey teletubies aku juga ingin berpelukan" teriak Doyoung yang datang bersama trio J. Junkyu, Junghwan dan Jeongwoo. "kalian kan juga berempat, kenapa tidak berpelukan saja sana,dasar seperti anak kecil" Haruto dengan mulut pedasnya mengekor mereka dari belakang. "kau juga ingin dipeluk kan" goda Junghwan "benarkah ruto kami ingin dipeluk juga" sahut Junkyu, "mari berpelukan" teriak Jeongwoo yang langsung menerjang Haruto  bersama Junkyu dan Junghwan hingga pemuda bertubuh tinggi itu terguling di pasir "tidaaaak !! Jangan dekat dekat, aku tidak mau dipeluk, hey .. Aku bukan anak kecil lagi" teriak Haruto yang malah berguling guling dipasir bersama trio J.
Haruto sosok yang paling anti dengan namanya skinship, dia paling benci setiap kali ada orang yang memeluknya, seperti anak kecil begitu ujar pemuda keturunan jepang itu "hahahaha" trio J tertawa puas sambil terus berusaha melakukan skinship dengan pemuda paling tinggi di antar kami, ku lihat Mashiho menyeka air matanya dan tertawa pelan.

"ada apa ini" Hyunsuk datang terburu buru bersama Jihoon. Mungkin keduanya mendengar keributan kami "ya tuhan junkyu, junghwan, jeongwoo apa yang kalian lakukan" teriak Jihoon "Haruto , kenapa kau malah ikut-ikutan seperti mereka" Hyunsuk ikut berteriak. Rupanya kedua orang yang sudah seperti orang tua kami itu kaget melihat keempat adik yang sudah bersamanya selama belasan tahun itu berguling-guling di pasir. "astaga" Jihoon memijat pelipisanya "berhenti kalian, mandi sekarang juga. Tubuh kalian sangat kotor" Jihoon berkacak pinggang sambil menatap mereka tajam. "Hey Junghwan, Jeongwoo sini kau" Hyunsuk berlari mengejar junghwan yang malah menyeret jeongwoo lebih jauh kearah pantai. Aku, Mashi, Asa, dan jaehyuk hanya menonton keributan yang terjadi. "Ya tuhan harus bagaimana aku mencuci baju kalian itu nantinya dan bla bla bla" jihoon dengan mode cewetnya terus mengoceh sembari menyentil telinga keempatnya satu persatu, setelah keempatnya berhasil diseret kedaratan oleh Hyunsyuk. Jaehyuk melihat itu hanya tertawa pelan, dia tau cerewetnya jihoon adalah cara pemuda park itu menunjukan kasih sayangnya "jihoon bagaimana kalau kita mandi di air laut saja" tawar Junghwan. Oow ide yang buruk Junghwan batinku. mata Jihoon melotot lebar "apa? Dan kalian akan membuat baju kalian lebih kotor dari ini? Tidak!! Masuk sana, mandi di kamar mandi pondok dan cuci baju kalian sendiri, Aku tidak mau tau baju kalian harus sudah bersih dan ada di jemuran saat aku kembali nanti" ucap Jihoon galak. Kemudian pemuda itu berbalik meninggalkan keempatnya
"ayo hyun kita pergi sekarang" ajak Jihoon pada Hyunsuk "kalian mau kemana?" tanya Jaehyuk "kami akan ke kota sebentar , ada hal yang perlu kami urus" jawab Hyunsuk "baik baik di rumah ,jangan membuat ulah" ultimatum Jihoon. Wajar dia yang paling galak karna selain pondok ini peninggalan orang tua angkatnya, Jihoon jugalah yang bertugas mengurus pekerjaan rumah , dengan dibantu Hyunsuk tentunya. Dan kami kecuali Junghwan dan Jeongwoo akan bekerja di desa sebelah guna mencukupi kebutuhan kami semua kecuali saat weekend seperti ini. Sedangkan Junghwan dan Jeongwoo ,mereka berdua bekerja di toko peninggalan orang tua angkat Jihoon.

"hey hari ini tanggal 15 kan?" tanya Asahi. "benar hari ini tgl 15" jawab Jaehyuk setelah melihat kalender di handphonenya "memangnya ada apa?" tanya Mashiho. "kalian tidak ingat hari ini?" tanya Asahi. Aku menatapnya bingung, ya tuhan hari ini kan .... "ayo kita pulang, bantu Jihoon bereskan rumah" ucapku sambil berdiri "memangnya ada apa?" tanya Mashiho "hari ini peringatan meninggalnya orang tua angkat jihoon" jawab Asahi "ah dia menutup tokonya kan hari ini" ucap Jaehyuk "aku benar benar lupa tentang hari ini, pantas dia lebih sensitif dari biasanya" lanjut Mashiho "ayo bergegas sebelum jihoon dan hyunsuk kembali" ajakku. Kemudian beranjak menuju pondok yang tak jau dari tempat kami saat ini.

"hey kalian kenapa kalian pulang?" tanya Junkyu yang baru saja membuka pintu "baru saja kami akan menyusul kalian" ucap Junghwan "kita akan membereskan pondok bersama sama hari ini" jawabku "apa? Aku tidak mau" ucap Junghwan "aku juga tidak mau, itu kan tugas jihoon dan hyunsuk" lanjut Haruto "hari ini peringatan meninggalnya orang tua jihoon, dia pasti sedang bersedih. Jadi ayo bantu ringankan pekerjaannya" ajakku "orang tua angkatnya yosh" koreksi Asahi "iya itu maksudku" jawabku "ah, sudah hampir jam 2 ayo bergegas sebelum mereka kembali , bukankah sore nanti kita akan ke krematorium" ucap Jaehyuk. "ayo.. Agar kita segera pergi ,, rasanya Aku sangat rindu paman dan bibi" ucap Junghwan yang sekarang menjadi lebih semangat. Senakal apapun anak itu, dia yang paling dekat dengan orang tua angkat Jihoon selain Jihoon sendiri tentunya. Junghwan berada di pondok ini sejak dirinya berusia dua tahun, saat dimana anak seusianya masih sangat membutuhkan kasih sayang dan bimbingan orang tua. Sayangnya, lagi lagi makhluk yang dianggap malaikat bagi sebagian besar orang itu , berusaha menghanyutkan Junghwan di lautan. Sangat tragis. Bahkan Junghwan tak pernah diberi tahu bagaimana awalnya dia bisa berada disini. Yang dia tahu dia diasuh ornag tua Jihoon. Hanya sebatas itu. Wajar jika anak itu tumbuh nakal dan susah diatur, sebab orang tua angkat Jihoon pun perg hanya berselang 4 tahun sejak Junghwan tinggal disini.








Sorry for typo 🙏🙏
Makasih juga  buat yang udah mau baca 😊
Jangan lupa bintangnya 😉

Pondok TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang