Prolog

212 26 15
                                    

Tok tok tok

"Zahra udah bangun belum" kata seorang wanita yang masih terlihat muda.

"Udah bun, masuk aja pintunya gak dikunci kok"

"Zahra udah selesai packing nya?. Nanti kita berangkat sehabis Sholat Dhuhur" tanya Bunda duduk disamping Zahra.

"Jadi ya bun kita pergi hari ini" Zahra melihatkan wajah sedihnya.

"Jadi lah sayang. Zahra gak kasian sama ayah, kalau Ayah pergi sendiri" jawab seorang pria memasuki kamar Zahra.

"Zahra ingin disini yah, Ayah sama bunda pergi berdua gapapa kok" rengek Zahra

"Sayang dengerin bunda. Kita disana gak cuma satu bulan dua bulan, Ayah dapat proyek besar yang mengharuskan kita untuk menetap. Bunda gak bisa kalau ninggalin kamu disini sendiri"

"Tapikan Zahra udah besar bun, bisa jaga diri"

"Kamu masih putri kecil ayah Zahra. Kamu perempuan nanti kalau ada apa apa Ayah gak bisa maafkan diri ayah sendiri" jelas Ayah dengan penuh pengertian.

"Zahra gak suka ya? kalau kita pindah" ucap Bunda cemberut

"Zahra suka bun, tapi kan Zahra takut bundaaaaa"

"Apa yang kamu takutkan Zahra" kata Bunda mengelus kepala yang tertutup jilbab itu.

"Zahra takut gabisa jaga pergaulan Bunda, Zahra takut gak punya teman hiks," isak zahra

"Udah jangan nangis. Maafin Bunda dan Ayah karna kamu harus menyesuaikan diri nanti disana. Nanti kamu pasti punya teman kok" kata Bunda

"Nanti kan disana ada Leon sepupu kamu. Yang terpenting kamu bisa jaga diri. Udah jangan cengeng udah mau kelas 12 masih aja cengeng" ledek Ayah

"Bundaaaa ayah tuh ngeledekin mulu" kata Zahra memeluk sang Bunda.

"Ayah jangan gitu" jengah Bunda melihat Ayah dan anak yang selalu buat keributan

"Zahra nya aja yang cengeng bun" jawab Ayah

Selesai dengan melow melow nya kini Ayah dan Bunda keluar dari kamar Zahra. Zahra harus ikhlas menerima ini semua, karna dia anak satu satunya siapa lagi yang mau membahagiakan kedua orangtuanya kalau bukan Zahra.

Jangan lupa klik bintang nya❤️

ZAHRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang