Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lavionna terus membolak-balikkan badan ke kanan dan ke kiri. Bocah 14 tahun itu terus mengulang kejadian beberapa jam yang lalu di otaknya. Entah kenapa setelah diperhatikan oleh Levi, teman atau tetangga baru yang seumuran dengannya tadi, Lavionna langsung jadi gelisah.
Jadi begini, tadi sekitaran jam tujuh malam Lavionna mengajak Jennie—sahabatnya pergi ke market depan untuk membeli sesuatu. Tanpa diduga saat mereka akan membayar, Levi tiba-tiba masuk dan berjalan ke arah kasir.
Lavionna terkejut bukan main saat Levi berdiri di sampingnya. Padahal, Levi hanya berdiri dan tidak melakukan apa pun yang dapat menganggu Lavionna.
Tiba-tiba Jennie menyenggolnya, "Lo kenapa? Biasa aja kali."
"Eh, hehe. Apa sih, lo?" Lavionna balik menyenggol Jennie yang menurutnya sok tahu dengan pikirannya.
Terlihat Levi mengatakan sesuatu pada kasir yang tak dapat didengar oleh Lavionna maupun Jennie. Si kasir mengangguk dan segera membalikkan badan membiarkan Lavionna yang akan membayar. Tidak juga sih, dia masih memilih-milih cokelat yang akan dibelinya. Lagi pula, pelanggannya hanya mereka, tidak ada orang lain.
Sementara memilih-milih cokelat, ekor mata Lavionna menangkap bahwa Levi tengah memperhatikan mereka. Mereka ... karena Lavionna sendiri tidak tahu siapa yang sedang Levi perhatikan. Apakah dia atau Jennie? Atau mungkin juga si kasir, tapi tidak mungkin.
Lavionna mendongkak dengan tiba-tiba. Matanya langsung terarah pada Levi yang ternyata oh ternyata sedang memperhatikannya. Kenapa juga Lavionna harus deg-degan di saat itu? Untung saja si kasir memanggil Levi, membuat pandangan anak itu beralih dari Lavionna.
"Makasih." Kata itu terdengar sebelum akhirnya Lavionna dan Jennie melihat Levi yang sudah keluar dari dalam market.
"Udah selesai milih cokelatnya, Dek?" tanya si kasir setengah menyindir. Pasalnya, Lavionna terlihat lama sekali memilih. Itu juga alasannya mengapa melayani Levi duluan. Jennie saja sudah hampir kesal, namun dia tidak berani menyuruh Lavionna untuk cepat.
Tanpa ada yang tahu dan sadar, Lavionna sengaja berlama-lama karna dia ingin Levi pergi terlebih dahulu sebelum dia membayar. Entah mengapa rasanya aneh jika dia duluan yang membayar. Padahalkan, dia yang duluan di sini. Lavionna sendiri tidak mengerti dengan apa yang dia lakukan barusan.
Dasar!
———
Sore menjelang malam ini Lavionna bersama Jennie, Rose, dan Lisa berjalan kaki menuju ke rumah Lavionna yang terletak di ujung lorong. Mereka bertiga baru saja selesai kumpul-kumpul di rumah Lisa, dan sekarang akan berpindah ke rumah Lavionna.
